Kategori

2019/02/13

Kebudayaan Neolitikum di Kalimantan Utara (2)


Kerajaan- Kerajaan Yang Muncul Pada abad ke-5 dan abad ke-6


www.pixabay.com
Periode ini dinamakan sebagai masa transisi jalur perdagangan. Perubahan jalur perdagangan yang mulanya pedagang dari China maupun India menggunakan jalur Samudra Hindia atau pantai Selatan Sumatra kini beralih ke jalur Selat yaitu melalui selat Malaka. Sehingga dalam perkembangan selanjutnya muncul beberapa kerajaan yang pada mulanya hanya sebuah city- state.


Lin Yi – Champa

Pada mulanya Lin Yi adalah sebuah kota dan merupakan pusat kegiatan politik pada 446 M. Tetapi pada perkembangan selanjutnya sebuah kamp politik baru dibentuk dan dialihkan dari selatan Hai Van Pass ke Tra Kieu, di wilayah yang namanya Quang Nam.
Sulit diketahui mengenai keadaan kerajaan ini pada periode ini walaupun ada pendapt bahwa kerajaan ini merupakan bagian kekuasaan dari kerajaan Funan pada masa pemerintahan raja Jayavarman. Pada tahun 446 raja Funan yang bernama Jayavarman mengirim seorang pendeta Hindu yang bernama Nagasena ke China Selatan yang tugasnya adalah untuk menyetorkan upeti dalam rangka mengajak raja kerajaan tersebut melakukan persekutuan denganya untuk menghadapi saudaranya yang bernama Tan Ken T’chouen yang menguasai Lin Yi. Ternyata aliansi dari Jayavarman berhasil untuk menguasi daerah pelabuhan di Cham.
Raja Cham yang bernama Rudravarman mengirim utusan ke China pada 592 M, dan memperkuat pasukan disebelah utara dan selatan wilayah kerajaannya. Hal itu dilakukan untuk melakukan invasi ke Tonkin, namun usaha itu gagal akibat dominasi Cina atas wilayah itu. Ia digantikan oleh anaknya yang bernama Shabuvarman yang menurut prasasti yang dituliskan oleh ia sendiri bahwa ia seorang penyemabah Syiwa
Ketika Cina dibawah kekuasaan dinasti Sui, Cina melakukan serangan ke Champa yang bertujuan untuk menguasai semua hasil alam dan kekayaanya. Serangan ini mengakibatkan Champa menjadi bagian kekuasan dari Cina. Seranagn itu mengakibatkan beberapa buku dan emas dirampas oleh Cina. Serangan itu juga memaksa Raja Shabuvarman mengungsi dari kerajaanya, akhirnya ia digantikan oleh putranya yang bernama Kandhapadarma.
Tetapi setelah Cham dipimpin oleh Kadhapadarma, Cham menjadi terpecah belah. Cham bersatu kembali setelah dipimpin oleh raja Prakashadharma pada 653 M, anak dari sepupu Kandhapadharma. Raja ini kemudian mengganti namanya menjadi Vikantravarman, dan pada periode raja ini penyembahan kepada Dewa Wisnu berkembang dengan pesat.
Kepepimpinan dari Vikantravarman membawa perubahan yang sangat pesat pada Cham. Cham memiliki pelabuhan perdagangan yang sangat ramai, letaknya yang strategis berada ditengah-tengah daerah Indocina, adanya hubunganperdagangan dengan negar lain terutama negara di kawasan Indonesia.
Pada perkembangan selanjutnya terjadi suatu perebutan pelabuhan-pelabuhan dagang dengan kerajaan Khmer yang terjadi berlarut larut hingga munculnya dominasi Cina menyelimuti wilayah ini pada 939 M.

PanPan

Sumber China menyebutkan bahwa mereka menerima banyak utusan dari Panpan pada abad ke-5 dan abad ke-6 , dimana utusan tersebut ini mempersembahkan hasil-hasil perdagangan dan harta karun Budha. Utusan ini meminta persetujuan Kerajaan China agar PanPan dapat merdeka dari kekuasaan Funan dan mereka akan terus melakukan hubungan dengan Cina. Hubungan itu berupa hubungan kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik. Dalam bidang ekonomi PanPan akan memberikan upeti dan utusan untuk diserahkan kepada Cina, sedangkan Cina akan berupaya untuk melindungi PanPan.
Sumber China juga menyebutkan bahwa kota di PanPan dibangun di dekat laut. Disana juga terdapat banyak Brahmana yang berasal dari India, para Biksu, dan Tao. Ini menunjukkan bahwa PanPan terpengaruh oleh kebudayaan dari Cina.
Setelah keruntuhan Funan pada abad ke-6 PanPan menjadi anggota Dvaravati, sebuah perkumpulan kota yang didirikan oleh Mon yang letaknya di delta sungai Menam. Letak PanPan sangat strategis mungkin itulah yang mengakibatkan kerajaan tersebut menjadi penguasa di Semenanjung Malaya setelah Kedah dan Langkasuka menjadi koloni Srivijaya.
PanPan mengalami keruntuhan setelah mendapatkan serangan dari Srivijaya. panPan kehilangan kontrol atas wilayah kekuasaanya terutama didaerah Siam dan Kedah. Daerah itu merupakan pusat ekonomi bagi PanPan. Dengan dikuasainya daerah itu oleh Srivijaya, maka PanPan menjadi sebuah daerah taklukan bagi Srivijaya. Namun Srivijaya tidak membentuk sebuah pemerintahn baru disana, mnamun Srivijaya memberikan hak otonomi kepada PanPan.


Baca juga:

kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_63

kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_55

kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_56

kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar