Kategori

Tampilkan postingan dengan label Proposal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Proposal. Tampilkan semua postingan

2019/02/08

Makalah Penelitian


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkat Nya kepada kita sehingga kami dapat menyusun proposal ini dengan judul “Prosentase Siswa yang Mendarai Kendaraan Bermotor ke Sekolah”.

Dalam penyusunannya kami memperoleh banyak bantuan dari teman-teman kami dalam mengisi survei yang kami berikan, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan besar kepada kami. Kami juga berterimakasih kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan , yang sudah membimbing dalam proses pembuatan proposal ini.  Dari sanalah kesuksesan semua ini berawal , semoga semua ini memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntut pada langkah yang lebih baik lagi. Kami berharap isi dari proses penelitian ini bebas dari kekurangan dan kesalahan.

Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan karya tulis ini masih ada kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itulah, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan , demi kesempurnaan proses penelitian ini.

Dengan karya ini saya harap proposal ini dapat membantu menambah informasi dan mendapat wawasan bagi pembaca. Demikian yang bisa kami sampaikan , semoga banyak dampak positif yang dapat pembaca terima.






Tangerang , Februari 2019




                                                                        Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................            2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
            2.1 Landasan Teori
                        2.1.1 Pengertian Prosentase..........................................................................6
                        2.1.2 Pengertian siswa..................................................................................7
                        2.1.3 Pengertian Kebutuhan..........................................................................9
                        2.1.4 Pengertian kendaraan bermotor...........................................................12
`           2.2 Penelitian Relevan...............................................................................................13
            2.3 Kerangka Berpikir...............................................................................................13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
            3.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................15
            3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................................15
            3.3 Metode dan Teknik.............................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN
            4.1 Pembahasan Pertanyaan.....................................................................................16
            4.2 Pembahasan Rumusan Masalah.........................................................................17

BAB V PENUTUP.
            5.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
            5.2 Saran ................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Munculnya kemajuan teknologi yang berkembang pesat di era globalisasi ini membawa banyak perubahan positif dan negative. Salah satu bentuk kemajuan teknologi adalah kendaraan bermotor, baik kendaraan roda dua maupun empat. Dengan adanya kemajuan teknologi, pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.
Kendaraan bermotor dapat berbentuk motor maupun mobil. Motor dan mobil adalah salah satu kendaraan yang paling sering digunakan oleh masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Singkatnya, motor dan mobil merupakan kebutuhan utama masyarakat di zaman sekarang.
            Motor dan mobil merupakan kebutuhan masyarakat sekarang. Motor dan mobil merupakan sebuah kebutuhan tersier yang merupakan kebutuhan tambahan. Namun, dalam kenyataannya, kini kendaraan berupa motor dan mobil telah berubah menjadi kebutuhan primer.
            Dalam laporan penelitian kami, kami melihat bahwa penggunaan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat sering digunakan oleh siswa untuk pergi ke sekolah. Kami melihat bahwa terdapat siswa yang belum dan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), tetapi tetap mengendarai kendaraan bermotor.  
            Berhubungan dengan hal tersebut, kami tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang prosentase siswa yang mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah. Dengan penelitian ini kami akan menjelaskan tentang jumlah siswa yang mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah, bagaimana tanggapan masyarakat, dan alasan siswa mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah.
           



1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana prosentase siswa SMA Tarakanita Gading Serpong Kelas XI Jurusan IPS yang mengendarai bermotor ke sekolah?
2.      Apa yang menyebabkan siswa yang lebih memiilih kendaraan pribadi daripada menggunakan trannsportasi umum ?
3.      Apa siswa yang membawa kendaraan bermotor, memiliki SIM atau tidak?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui mengapa banyak siswa yang lebih memilih mengendarai kendaraan pribadi daripada menggunakan transportasi umum.
2. Agar pembaca bagaimana prosentase siswa yang mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah.
1.4 Manfaat Penelitian
- Bagi Siswa dan Sekolah, agar siswa mengetahui dampak positif dan negative jika mereka mengendarai kendaraan pribadi ke sekolah.
- Bagi Masyarakat , Agar masyarakat mengetahui factor utama siswa mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah.






BAB II
Kajian Teori
             
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Prosentase
Dalam matematikaprosentase  adalah adalah sebuah angka atau perbandingan (rasio) untuk menyatakan pecahandari seratus. Persentase sering ditunjukkan dengan simbol "%". Prosentase juga digunakan meskipun bukan unsur ratusan. Bilanganitu kemudian diskalakan agar dapat dibandingkan dengan seratus. Sebagai contoh, 4 orang dosen sedang mengawas ujian di kampus, 3 dari mereka tak berkacamata, dan 1 orang berkacamata. Persentase dosen tak berkacamata adalah 3 dari 4 = 3/4 = 75/100 = 75%, sementara dosen berkacamata adalah 1 dari 4 = 1/4 = 25/100.
Dahulu pada saat zaman Romawi Kuno, jauh sebelum munculnya sistem desimal yang memungkinkan menuliskan angka dengan ada angka di belakang koma, perhitungan untuk angka-angka tertentu sering di buat dalam fraksi-fraksi kelipatan 1/100. Di zaman romawi kuno dikenal adanya pajak lelang yang dihitung sebesar 1/100 dari nilai lelang yang dikenal dengan nama centesima rerum venalium. Perhitungan ini mirip dengan istilah persen yang kita kenal pada komputasi modern. Pada abad-abad berikutnya, istilah pembagi 1/100 ini kemudian sering digunkan dalam berbagai penghitungan. Ia digunakan untuk mencari bagian dari sebuah bagian besar. Di akhir abad ke-15 persen sudah umum digunakan pada berbagai laporan seperti laporan laba rugi, suku bunga, penjualan, dan lain-lain. Pada abad ini pula penulisan persen mengalami perubahan. Dulu dituliskan dengan kata "percento" kemudian kata "per" digantikan oleh tanda miring "/" dan cento digantikan oleh dua tanda nol (0) yang kemudian kita kenal luas simbolnya persen sebagai "%".
Persentase amat berguna karena orang dapat membandingkan hal yang tidak sama angkanya. Sebagai contoh, nilai ujian sering menggunakan persentase, sehingga orang dapat membandingkan nilai tersebut meskipun jumlah pertanyaannya berbeda.


2.1.2 Pengertian Siswa
Siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setrata sekolah dasar maupun menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA). Siswa-siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau pesetra didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselengarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas,1985).
Siswa adalah organism yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembanganya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadianya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masingmasing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. hal yang sama siswa juga dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga dapat dikatan sebagai murid atau pelajar, ketika berbicara siswa maka fikiran kita akan tertuju kepada lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah (Jawa pos, 1949) 15 Pengertian yang sama diambil dari (Kompas Gramedia, 2005) Siswa adalah komponen masukan dalam system pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai suatu komponen pendidikan siswa dapat ditinjau dan berbagi pendekatan antara lain:
a. Pendekatan social, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
b. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organism yang sedang tumbuh dan berkembang.
c. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsure penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka system pendidikan menyeluruh dan terpadu.
Siswa sekolah dasar masalah-masalah yang mncul belum begitu banyak, tetapi ketika memasuku lingkungan sekolah menengah maka banyak masalah yang muncul karena anak atau siswa sudah memasuku usia remaja. Selain itu juga siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya, bagaimana kluarganya, teman-teman pergaulannya. Pada masa ini seakan mereka menjadi manusia dewasayang bisa segalanya dan terkadang tidak memikirkan akibatnya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh orang tua, kluarga dan tentu saja pihak sekolah (Jawa pos,2013). 16 Pengertian siswa menurut Wikipedia, siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah siswa dalam dunia pendidikan meliputi:
a. Siswa: siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.
c. Warga Belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKMB), Baik paket A, Paket B, Paket C.
d. Pelajar: istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah (Kompasina, 2013).
Menurut Naqawi (dalam Aly, 2008) menyebutkan bahwa kata murid berasal dari bahasa arab, yang artinya orang yang menginginkan (the willer). Menurut Nata (dalam Aly, 2008) kata murid diartikan sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguhsungguh. Disamping kata murid dijumpai istilah lain yang sering digunakan dalam bahasa arab, yaitu tilmidz yang berarti murid atau 17 pelajar, jamaknya talamidz. Kata ini merujuk pada murid yang belajar di madrasah. Kata lain yang berkenaan dengan murid adalah thalib, yang artinya pencari ilmu, pelajar, mahasiswa. Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang yang berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur murid juga disebut sebagai anak didik. Sedangkan Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989, murid disebut peserta didik Muhaimin dkk (2005).
Dalam hal ini siswa dilihat sebagai seseorang (subjek didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan. Menurut Arifin (2000) menyebut “murid”, maka yang dimaksud adalah manusia didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masingmasing yang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal yakni kemampuan fitrahnya. Akan tetapi dalam literatur lain ditegaskan, bahwa anak didik (murid) bukanlah hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tua, bukan pula anak yang dalam usia sekolah saja. Pengertian ini berdasar atas tujuan pendidikan, yaitu manusia sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya. Penulis menyimpulkan, pengertian murid sebagai orang yang memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan dan 18 arahan untuk mengembangkn potensi diri (fitrahnya) secara konsisten melalui proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga tercapai tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang bertanggung jawab dengan derajat keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi (Jakarta: Kompas, 2001). Muhaimin dkk (2005) Adapun sifat-sifat dari anak didik (siswa) memiliki sifat umum antara lain : a. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, sebagaimana statement J.J. Rousseau, bahwa “anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak dengan dunianya sendiri” b. Peserta didik (murid), memiliki fase perkembangan tertentu, seperti pembagian Ki Hadjar Dewantara (Wiraga, Wicipta, Wirama) c. Murid memiliki pola perkembangan sendiri-sendiri d. Peserta didik (murid), memiliki kebutuhan. Diantara kebutuhan tersebut adalah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan seperti, L.J. Cionbach, yakni afeksi, diterima orang tua, diterima kawan, independence, harga diri. Sedangkan Maslow memaparkan : adanya kebutuhan biologi, rasa aman, kasih sayamg, harga diri, realisasi. Sedangkan menurut para ahli psikologi kognitif memahami anak didik (murid), sebagai manusia yang mendayagunakan ranah kognitifnya semenjak berfungsinya kapasitas motor dan sensorinya Piget (2003). Selanjutnya hal yang sama menurut Sarwono (2007) siswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di dunia 19 pendidikan. Dari pendapattersebut bias dijelaskan bahwa asiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan dunia pendidikan yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual untuk menjadi generasi penerus bangsa.

2.1.3 Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Kebutuhan manusia dikategorikan dalam beberapa macam yakni kebutuhan berdasarkan tingkat kepetingannya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan waktunya dan yang terakhir berdasarkan subjeknya.
Berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan dibagi dalam 3 jenis yakni kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

a.       Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer merupakan kebutuhan mutlak yang harsus dipenuhi oleh seseroang untuk mempertahankan kelangsungan hidunya.
Contoh Kebutuhan Primer
  • Sandang atau pakaian
  • Pangan atau makanan
  • Papan atau tempat tinggal,
  • Kesehatan,
  • Pendidikan, dan lain-lain.

b.      Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan tambahan yang bisa dipenuhi jika kebutuhan primer telah terpenuhi.
Contoh Kebutuhan Sekunder
  • Alat-alat elektronik,
  • Mebel seperti kursi, meja, dan lain-lain.

c.       Kebutuhan Tersier

Kebutuhan tersier merupakan sebuah kebutuhan mewah yang biasanya hanya dipenuhi oleh orang-orang tertentu saja yang memiliki kelas sosial tinggi.
Contoh Kebutuhan Tersier
  • Olahraga golf,
  • Mobil sport,
  • Gadget Mahal
  • Sekolah di luar negeri,
  • Traveling keliling dunia, dan lain-lain.
Jika dikategorikan berdasarkan sifatnya, kebutuhan dibagi menjadi dua yakni kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

a.       Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan untuk kepentingan kesehatan jasmani guna memelihara pertumbuhan jasmani.
Contoh Kebutuhan Jasmani
  • Makan dan minum
  • Pakaian,
  • Olahraga dan perhiasan.
b.      Kebutuhan Rohani
Kebutuhan rohani merupakan kebutuhan untuk kesehatan dan ketenangan jiwa/ rohani seseorang.
Contoh Kebutuhan Rohani
  • Ibadah,
  • Rekreasi,
  • Membaca buku,
  • Menonton TV,
  • Berselancar di internet dan lain-lain.
Kebutuhan Berdasarkan Waktunya
Jika dikategorikan berdasarkan waktunya, kebutuhan dibagi ke dalam dua jenis yakni :
a.       Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi saat itu juga.
  • Contoh Kebutuhan Sekarang : obat untuk orang sakit, makanan/ minuman untuk orang lapar/ haus, pemadam kebakaran/ air untuk tempat yang mengalami kebakaran.
b.      Kebutuhan Yang Akan Datang
Kebutuhan yang akan datang, adalah kebutuhan yang dapat ditunda dan dipersiapkan sekarang untuk masa mendatang.
  • Contoh Kebutuhan Yang Akan Datang : menabung, ikut asuransi, kuliah, dan lain-lain.

Kebutuhan Berdasarkan Subjeknya

Jika dilihat berdasarkan subjeknya, kebutuhan dibagi dalam dua jenis yakni kebutuhan pribadi dan kebutuhan kelompok.
a.       Kebutuhan Pribadi (Individu)
Kebutuhan pribadi/ individu merupakan kebutuhan yang menyangkut kepentingan pribadi.
Contoh Kebutuhan Pribadi : mode pakaian, bahan bacaan, alat musik, dan olahraga.
b.      Kebutuhan Kelompok
Kebutuhan kelompok/ kolektif merupakan kebutuhan untuk pemenuhan orang banyak atau masyarakat.

2.1.4 Pengertian Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam, namun motor listrik dan mesin jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida dan hibrida plug-in) juga dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis kendaraan bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobilbussepeda motorkendaraan off-roadtruk ringan, sampai truk berat. Klasifikasi kendaraan bermotor ini bervariasi tergantung masing-masing negara. ISO 3833:1977 adalah standar untuk tipe dan definisi kendaraan darat.
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1992 yang dimaksud dengan peralatan teknik dapat berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan. Pengertian kata berada dalam ketentuan ini adalah terpasang pada tempat sesuai dengan fungsinya. Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kereta gandengan atau kereta tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor sebagai penariknya.
Sampai tahun 2010, ada lebih dari 1 miliar kendaraan bermotor di seluruh dunia, tidak termasuk kendaraan off-road dan kendaraan berat. Kepemilikan kendaraan per kapita global adalah 148 kendaraan beroperasi tiap 1000 orang. Amerika Serikat adalah negara yang memiliki jumlah kendaraan bermotor terbanyak di dunia, dengan 239,8 juta kendaraan tahun 2010. Kepemilikan kendaraan per kapita di Amerika Serikat juga tertinggi di dunia, yaitu 769 kendaraan per 1000 penduduk. Republik Rakyat Tiongkok mempunyai jumlah kendaraan terbanyak kedua di dunia, dengan jumlah 78 juta unit dan sejak 2009 juga menjadi pasar kendaraan terbesar di dunia. Pada tahun 2011, 80 juta mobil dan kendaraan komersial diproduksi di seluruh dunia, 18,4 juta unit diantaranya diproduksi di Cina.



2.2 Penelitian Relevan
Penelitian ini mengenai berapa banyak siswa yang lebih memilih untuk mengendarai kendaraan bermotor milik pribadi dibanding menggunakan jasa transportasi umum ke sekolah. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan tulisan yang berkaitan dengan hal ini.
Yang pertama adalah penelitian dari Uus Rusdiana yang berjudul “ Pengaruh Kendaraan Bermotor Bagi Pelajar Terhadap Prestasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak adanya kendaraan bermotor ke sekolah dan untuk mengetahui apakah dengan adanya penggunaan kendaraan bermotor memengaruhi prestasi siswa atau tidak.
Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan kedua penelitian yang relevan tersebut adalah penelitian yang dilaksanakan menekankan pada bagaimana pengaruh kendaraan bermotor ke sekolah terhadap siswa terutama dalam hal prestasi siswa . Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskripsi yang dikembangkan..
           
2.3 Kerangka Berpikir

Text Box: Kendaraan Bermotor
 










 

BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat
            3.1.1    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuakan pada tanggal 29 Januari 2019 sampai dengan 31 Januari 2019
            3.1.2    Tempat Penelitian
                        Penelitian dilakuakan di SMA Tarakanita Gading Serpong

3.2  Populasi dan Sampel
            3.2.1    Populasi Penelitian
Murid kelas 11 SMA Tarakanita Gading Serpong tahun pembelajaran 2018-2019
            3.2.1    Sampel Penelitian
15 Murid kelas XI IPS 1 SMA Tarakanita Gading Serpong tahun pembelajaran 2018-2019
15 murid kelas XI IPS 2 SMA Tarakanita Gading Serpong tahun pembelajaran 2018-2019
3.3  Metode dan Teknik
            3.3.1    Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dimana penelitian ini menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
            3.3.2    Teknik Penelitian
                        Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara.





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Pembahasan Pertanyaan
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang kami tanyakan dalam kegiatan wawancara
yang kami lakukan inilah hasil jawaban para siswa.

1.      Apakah anda pernah membawa kendaraan bermotor ke sekolah?
·         Prosentase siswa yang membawa kendaraan bermotor adalah yang kami didapatkan dalam kegiatan wawancara yang kami lakukan terdapat sebanyak 55% prosentase siswa yang membawa kendaraan bermotor ke sekolah dan 45% siswa yang tidak membawa kendaraan bermotor.

2.      Seberapa seringkah anda membawa kendaraan bermotor ke sekolah?
·         Total siswa yang sering menggunakan atau mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah sebesar 94,2% sedangkan total prosentase siswa yang jarang mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah terdapat sejumlah 5,8%.

3.      Apakah alasan anda menggunakan kendaraan bermotor ?
·         Banyak dari siswa yang merupakan sampel yang kami pilih menjawab pertanyaan di atas dengan alasan kenyamanan dalam arti mereka bebas menentukan kapan mereka ingin berangkat dan pulang dari sekolah, dengan jumlah 85% siswa. Sementara alasan yang lain yaitu biaya. Menurut narasumber, biaya menggunkan kendaraan pribadi ke sekolah lebih murah daripada menggunakan kendaraan umum seperti ojek online. Siswa yang memiliki pendapat seperti yang disebutkan terdapat sebanyak 15%.





4.      Apakah kalian yang membawa kendaraan, memiliki SIM?
·         Total siswa yang membawa kendaraan tetapi tidak memiliki SIM, kami mendapatkan sebanyak 89%  sedangkan yang memiliki SIM kami dapatkan sejumlah 11%.

5.      Apa anda pernah terkena macet yang membuat anda telat masuk ?
·         Tidak banyak siswa yang terlambat masuk sekolah dengan alasan macet, kami temukan sebanyak 5,6%. Banyak siswa yang tidak terlamabat kami dapatkan sebanyak 94,4%. Mereka menyesuaikan dengan jadwal sekolah.


4.2  Pembahasan Rumusan Masalah
           
            Kami akan membahas rumusan masalah yang kami rumuskan sesuai dengan jawaban dari para narasumber yang kami tentukan.
            Prosentase siswa yang membawa kendaraan bermotor ke sekolah yang kami dapatkan dengan jumlah yang lebih banyak daripada murid yang tidak membawa kendaraan bermotor yaitu sebanyak 55%. Fakta ini membuktikan bahwa para siswa lebih memilih membawa kendaraan.

Banyak siswa kelas XI yang memilih kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum seperti ojek online. Mereka lebih memilih kendaraan pribadi ke sekolah kan alasan kenyaman, dimana para narasumber dapat menentukan sendiri waktu untuk berangkat dan juga pulang dari sekolah. Tidak hanya alasan kenyamanan yang diberikan narasumber, ada juga dianatara mereka yang berpendapat bahwa alasan mereka lebih mnggunakan kendaraan pribadi adalah alasan biaya. Mereka berpendapat bahwa biaya yang digunakan lebih murah dibandingkan naik kendaraan umum yaitu ojek online.

           
Kami juga mensurvei bahwa banyak juga siswa yang hanya membawa kendaraan saja tanpa memikirkan bahwa mereka tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Kami mendapatkan prosentase sebamyak 89% siswa yang tidak memiliki SIM tetapi membawa kendaraan bermotor. Ini dapat membahayakan para siswa karena mereka dapat terkena tilang sesuai dengan peraturan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas pasal 77 ayat 1 diungkapkan bahwa, “setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sesuai dengan kendaraan yang dikemudikan”.
           
                       



                                                                                                                                     

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil penelitian yang kami lakukan di SMA Tarakanita Gading Serpong dengan menggunakan teknik wawancara, kami dapat menyimpulkan bahwa banyak murid yang lebih menggunakan kendaraan bermotor daripada yang tidak yaitu sebesar 55%. Ini membuktikan bahwa membawa kendaraan pribadi lebih nyaman karena mereka dapat menentukan kapan mereka harus berangkat dan juga pulang dari sekolah. Dengan menggunakan kendaraan pribadi, para murid juga dapat menghemat biaya mereka. Tetapi para siswa juga haru mematuhi peraturan yang ada yaitu pelajar atau orang yang belum berumur 17 tahun tudak boleh mengendarai kendaraan bermotor. Sekolah juga seharusnya memerhatikan hal tersebut demi keselamatan para murid,.

5.2 Saran
             Saran kami bagi sekolah adalah agar sekolah dapat memantau para murid dan juga menertibkan mereka yang tidak memiliki SIM agar mereka dapat terselamatkan dari bahaya.
           



DAFTAR PUSTAKA





Baca juga:

soal-pilihan-ganda-karya-ilmiah

proposal-kegiatan

resensi-tears-in-heaven-angelia-caroline