Kategori

2017/08/29

Perubahan Makna

Perubahan Makna

Kata-kata dalam bahasa tertentu mengalami perubahan arti. Perubahan makna kata terdapat 6 jenis perubahan arti, antara lain :
1.      Perluasan makna (Generalisasi)
Generalisasi adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.
Contoh :
a.       Kata bapak dahulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang lebih tinggi kedudukannya disebut bapak.
b.      Kata berlayar dahulu bermakna mengarungi laut dengan kapal yang memakai layar, sekarang mengarungi laut dengan semua jenis kapal, tanpa layar sekalipun.

-          Bapak saya mempunyai adik tiga orang.
(makna dasar/ lama : orang tua laki-laki – makna sekarang/baru : semua  laki-laki yang lebih tua/ lebih tinggi kedudukannya)
-          Pemimpin rapat adalah Bapak Amirudin.
-          Para peserta umumnya bapak-bapak.
-          Apakah Saudara mempinyai Saudara kembar ?
(saudara : anda, kamu – makna asal/ lama :  famili/ hubungan darah)

2.      Penyempitan makna (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses penyempitan makna kata.
Contoh :
a.       Kata sarjana dahulu bermakna cendekiawan/orang pandai, sekarang gelar kesarjanaan.
b.      Kata pembantu dahulu bermakna semua orang yang membantu, sekarang hanya terbatas pada pembantu rumah tangga.

-          Nasinya bau jangan dimakan. (makna baru : basi, bau busuk)
-          Anak kami yang pertama lulus sarjana. (makna baru : sarjana/ lulusan perguruan tinggi – makna asal/ lama : orang pandai)
-          Di desa itu didirikan madrasah oleh yayasan Islam. (makna baru : sekolah berasaskan agama Islam/ TPA, MAN, MTS)
-          Tetangga saya baru saja membeli TV berwarna. (makna lama : TV hitam putih – makna baru : berwarna : warna selain hitam putih)
-          Peranan ulama sangat penting dalam masyarakat. (ulama : orang yang berilmu, orang yang ahli dalam agama Islam)

3.      Ameliorasi/ Amelioratif
Ameliorasi adalah makna yang baru dianggap lebih baik, lebih terhormat daripada makna yang lama /semula (yang bermakna sama).
Contoh :
a.       Kata istri dianggap lebih baik dan terhormat daripada bini.
b.      Kata melahirkan dianggap lebih baik daripada beranak.
c.       Kata tunawisma dianggap lebih baik daripada gelandangan.
Wafat, putri, tunadaksa, tunanetra, wisma, gugur, tunagrahita, wanita, pria, tunaghukum,   tunaasa, pramuniaga, pramuwisma, pramucara, tunakarya, warakawuri, putra, tunarungu, tunaaksara

4.      Peyorasi/Peyoratif
Peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula atau kata-kata yang dipandang lebih rendah/ buruk jika digunakan.
Contoh :
a.       Kata cerai dirasakan lebih kasar daripada kata talak.
b.      Kata mendengkur dirasakan lebih kasar daripada kata nyenyak.
c.       Kata penjara dirasakan lebih kasar daripada kata lembaga pemasyarakatan.
Minggat, beranak, perempuan, bini, gerombolan, jongos, babu, kawin, bunting, laki, dll.

5.         Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda /perubahan makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh :
-          Kata-katamu sungguh pedas untuk didengar.
Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.
-          Pendengaranmu sungguh sangat tajam.
Kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.
-          Sorot matanya cukup tajam menatapku.
-          Dengan senyum pahit kuterima keputusan itu.
-          Dengan sikap dingin kami diterima.
-          Dengan kata masam kami ditolaknya.

6.      Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata akibat  persamaan sifat (makna yang dihubungkan dengan benda lain yang dianggap mempunyai kesamaan sifat. (makna kias).
Contoh :
-          Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya  cepat selesai. Kata amplop berasosiasi dengan sogok atau suap. (uang)
-          Nilai matematikaku merah. Kata merah berasosiasi dengan jelek, tidak baik.
-          Perkaranya sudah dipetieskan. (sudah tidak diselidiki lagi)
-          Masa lalunya yang hitam sudah berlalu (pengalaman buruk)
-          Dia masih terlalu hijau untuk berumah tangga. (muda)
-          Dari kacamata hukum, perbuatan itu dianggap melanggar UU. (sudut pandang)
-          Hati-hati menghadapi tukang catut di bioskop itu. (calo)


Baca juga:

puisi-kontemporer

pertalian-makna

Pertalian makna

Pertalian Makna
1.            SINONIM
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinonim bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh :
• Meninggal/Mati
- Ayahnya meninggal dua bulan yang lalu.
- Hewan itu mati karena tertabrak mobil.
• Bunga/Kembang
- Nama Latin dari bunga bangkai adalah Rafflesia Arnoldi.
- Warna kembang sepatu itu sangat menarik.

2.        ANTONIM
Antonim adalah adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh :
• Pendek/Tinggi
- Adiknya tinggi sedangkan kakaknya terlihat sedikit pendek.
- Pohon yang tinggi itu baru saja disambar petir.

• Panas/Dingin
- Cuaca di daerah ini sangat panas.
- Suhu dingin di negara itu bisa mencapai 100 derajat Celcius.

3.        HIPERNIM & HOMONIM
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
• Hipernim = Sepatu
Hiponim = High Heels, Wedges, Stilleto, Sneakers, Boot, Skate
• Hipernim = Mobil
Hiponim = Sedan, Chooper, SUV, Jeep, Minibus, Bus

4.        HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF

Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Contoh :
• Hak
- Dia harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu sebelum menuntut hak nya.
     (Hak di sini bermakna sesuatu yang wajib diterima)

- Hak sepatunya patah ketika ia berjalan.
     (Hak di sini bermakna telapak sepatu pd bagian tumit yg relatif tinggi)

Homofon adalah suatu kata yang sama lafalnya dengan kata lain tetapi beda ejaan dan maknanya.
Contoh :
• Sanksi & Sangsi
- Siapapun yang melanggar peraturan pasti akan mendapat sanksi.
     (hukuman/denda)
- Polisi masih sangsi atas keterangan dari pelaku.
     (ragu-ragu)

Homograf
 adalah suatu kata yang tulisannya sama dengan kata lain tetapi beda lafal dan maknanya.
Contoh :
• Teras
- Rumahnya sejuk dan teras rumahnya pun luas.
    (teras di sini bermakna halaman depan rumah)
- Ibunya adalah seorang pejabat teras.
    (teras di sini bermakna pejabat tinggi)

5. POLISEMI
Polisemi adalah satu buah kata/ ujaran yang memiliki makna lebih dari satu. Setiap satu entri kata dalam kamus yang memiliki makna leksikal lebih dari satu adalah polisemi. Contoh :
• Ekor
- Ayah membeli ayam seharga Rp. 100.000 per ekor.
      (ekor di sini bermakna setiap)
- Keresahan masyarakat saat ini merupakan ekor berbagai kasus peledakan bom.
      (ekor di sini bermakna akibat dr kejadian atau keadaan sebelumnya)
- Dengan ekor matanya, dia melihat wanita muda nan cantik itu.
     (ekor di sini bermakna bagian yg di belakang sekali)
- Ibu memotong ekor ayam untuk menandai ayam miliknya.
    (ekor di sini bermakna bagian tubuh binatang dsb yg paling belakang, baik berupa   sambungan dr tulang punggung maupun sbg lekatan)
- Kita jangan mengekor bangsa lain.
    (ekor di sini bermakna sesuatu yg rupanya (keadaannya) seperti ekor)

Jadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pembeda
Homonim
Homofon
Homograf
Polisemi
tulisan
=
=
=
lafal/bunyi
=
=
=
makna
=
contoh
bisa 
bang
tahu
bunga