Kategori

2019/04/30

Teks Resensi Fiksi

Teks Resensi Fiksi

1.      Resensi merupakan teks berisi ulasan atau penilaian mengenai buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Resensi juga dapat dilakukan pada jenis karya lain, seperti film, lagu, tari, dan sebagainya.

2.      Meresensi buku harus memahami isi buku terlebih dahulu. Membuat ringkasan buku merupakan bagian dari menulis resensi.

3.      Penilaian terhadap buku dilakukan dengan mengidentifikasi keunggulan dan kelebihan buku melalui penganalisisan unsure-unsur buku. Jika berupa buku fiksi, analisis dilakukan terhadap unsure intrinsic dan ekstrinsik buku. Jika berupa buku nonfiksi, analisis dilakukan terhadap kefaktualan dan keakuratan bukti atau pernyataan yang berkaitan dengan topic buku.

4.      Penilaian terhadap buku tidak hanya berhubungan dengan isi buku, tetapi juga desain dan hal-hal yang berkaitan dengan perwujudan buku.

5.      Untuk membuat resensi, resentator harus memahami struktur resensi yang meliputi lima hal berikut:
a.      Judul resensi, yaitu kepala karangan yang diberikan pada hasil resensi, biasanya berbeda dengan judul buku, tetapi masih berhubungan dengan isi buku dengan tujuan menarik perhatian calon pembaca.
Contoh:
Menggali Makna Hidup Detik demi Detik

b.      Identitas buku, yaitu informasi mengenai judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan jika perlu harga buku.
Contoh:
Judul                     : 3600 Detik
Penulis                 : Charon
Kategori                : Romance
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
Alamat Penerbit : Kompas Gramedia Building Blok 1 lantai 5
                                 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270
Tahun Terbit        :     cetakan kelima     : Januari 2011
                                 cetakan keenam    : Juli 2011
                                 cetakan ketujuh     : November 2011
                                 cetakan kedelapan : Maret 2012
Desain & ilustrasi Sampul : Yustisea Satyalim
Tebal Buku          : 208 halaman
Ukuran                  : 13,5 cm x 20 cm
Harga                    : Rp 30.000,00
ISBN                     : 978-979-22-3728-3

c.       Ringkasan isi buku, yaitu penjelasan singkat mengenai isi buku untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca.
Contoh:
Sandra adalah seseorang yang hidupnya sangat berantakan akibat perceraian kedua orang tuanya. Sandra menjadi dendam kepada ibunya yang seakan akan ingin menjauhkan Sandra dari ayahnya. Hal itu membuat Sandra melampiaskan kemarahannya dengan bersikap bandel di sekolahnya. Berulang kali ia harus pindah sekolah. Hingga Sandra bertemu Leon yang dapat mengubah hidup Sandra menjadi lebih baik. Sandra mencintai Leon, begitu sebaliknya. Namun Leon mengidap penyakit yang membuat umurnya tak lama lagi. Leon berkeinginan menjadi manusia normal dengan pergi ke taman. Sandra mengabulkannya lalu mereka pergi ke taman selama 3600 detik. Setelah itu, kondisi Leon makin kritis dan akhirnya meninggal. Kepergian Leon membuat Sandra sedih namun ia tetap dapat bangkit dari kesedihannya, melanjutkan hidupnya dan meraih cita citanya sebagai dokter.
Novel 3600 detik ini memiliki cover yang terang dipadu gambar yang menarik sehingga menarik untuk dibaca dan sudah menggambarkan cerita secara keseluruhan dalam gambar cover tersebut yaitu dua orang yang berhadapan dan saling tersenyum yakni Sandra dan Leon.

d.      Penilaian, yaitu penjelasan mengenai keunggulan dan kelemahan buku yang ditulis seobjektif mungkin sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh calon pembaca.
Alur cerita maju dan penyusunannya sudah teratur sehingga dapat dipahami pembaca secara masuk akal. Pada novel, konflik lengkap dijelaskan sebab, akibat yang dipadu dengan  watak dari tokoh yang diulas diberi keterangan pula penyebab seorang tokoh memiliki karakteristik/sifat sedemikian rupa.
Dibandingkan dengan buku lainnya, novel 3600 detik ini sungguh menyentuh hati pembaca dengan cara yang modern di kalangan remaja serta dapat digambarkan dengan berbagai tema seperti tema percintaan. Tema kasih sayang dan kekeluargaan juga dibawakan di novel ini seperti kutipan “Mama menyayangimu, Sandra.” “Papa menyentuh pundak Sandra. Sandra menatap papa nya dan memeluk nya.”
Latar tempat dan waktu juga telah tergambar dengan jelas. Latar suasana masih membingungkan antara kesedihan dan kegembiraan. Bahkan, terdapat beberapa adegan yang memiliki suasana sedih, menegangkan dan gembira secara hampir bersamaan waktunya seperti pada kutipan “Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, mereka tertawa riang.Leon tertawa mendengar lelucon Sandra. Lalu tiba-tiba dia merasa sesak napas.” Secara keseluruhan, Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yakni penulis bercerita tentang semua tokoh yang memajukan cerita. Seolah olah narator berada di langit menyaksikan semua kejadian yang mengikuti para tokoh. seperti pada kutipan “Baru pertama kali ada orang yang iri pada nya hanya karena ia bermain voli. Sesaat Sandra merasa kasihan pada pemuda ini.”  Novel ini mengandung banyak nilai moral. Pertama, menjadi diri sendiri akan lebih baik dan tidak menjadikan kita menjadi orang yang berkelakuan buruk. Kedua, Semua teman itu sama, jangan menjauhi teman karena dia nakal, yang harus di lakukan adalah membuatnya baik. Ketiga, Ampunilah kesalahan orang lain sebesar apapun kesalahannya pada diri kita, karena menaruh dendam pada orang lain hanyalah menambah penderitaan pada diri kita.

e.      Rekomendasi, yaitu bagian penutup resensi yang berisi simpulan dan saran kepada pembaca untuk memutuskan akan membaca/membeli buku tersebut.
Sekilas saat dibaca judulnya saja, Novel 3600 detik memancing keingintahuan pembaca untuk mengetahui ada apa dibalik 3600 detik. Ternyata penulis sangat pandai mengatur susunan cerita dengan menaruh misteri 3600 detik justru di akhir cerita membuat pembaca bertambah penasaran dan membacanya hingga akhir barulah mendapatkan jawaban atas misteri 3600 detik.
Buku ini dikhususkan penulis untuk menyentuh hati seseorang yang membaca. Dalam buku ini bermanfaat sebab mengandung banyak pesan moral, amanat yang dituangkan penulis untuk pembacanya. Buku ini membahas tentang lika-liku kehidupan seorang remaja yang harus dihadapi dengan tantangan yang berat. Isi buku ini sangat menarik untuk dibaca karena ceritanya yang bagus dan sangat fleksibel dipadu dengan bahasa yang mudah dipahami menjadikan cerita ini sangat cocok dibaca oleh setiap kalangan.  

6.      Selain struktur resensi, resentator perlu memperhatikan aspek kebahasaan yang digunakan untuk menjelaskan ulasannya. Penggunaan kata berupa konjungsi penjelas dan penyebaban, serta susunan kalimat yang efektif dapat membantu calon pembaca untuk memahami resensi.

7.      Penulisan resensi pertama-tama dilakukan dengan menentukan jenis buku (fiksi atau nonfiksi) yang akan diresensi, kemudian dilanjutkan dengan membaca menggunakan metode SQ3R sekaligus membuat ringkasan buku. Isi buku dianalisis untuk menentukan penilaian, kemudian resensi disusun berdasarkan struktur yang tepat dan memperhatikan aspek kebahasaan.


2019/04/29

Teks Biografi

Teks Biografi

1.      Biografi merupakan karya nonfiksi yang berisi kisah nyata seorang tokoh dan ditulis oleh orang lain. Pada umumnya, tokoh merupakan orang yang memiliki keistimewaan, prestasi, dan berperan besar dalam kehidupan, baik masih maupun sudah meninggal dunia.

2.      Teks biografi terdiri atas tiga unsure penting, yaitu tokoh, latar, dan alur.
a.      Tokoh merupakan orang yang diceritakan dengan penggambaran karakter dan sifatnya.
b.    Latar merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana yang dialami tokoh dalam menjalani kehidupan.
c.       Alur merupakan rangkaian peristiwa yang dilalui tokoh.

3.      Keteladanan tokoh dalam teks biografi dapat diperoleh dengan cara membaca teks, mencatat informasi penting, bertanya jawab, dan membuat simpulan. Jika dilengkapi dengan bukti tertulis dalam teks, Anda akan dapat mengungkapkan kembali keteladanan tokoh dengan jelas dan mudah.

4.      Menentukan keteladanan tokoh dapat mempertimbangkan interaksi atau hubungan tokoh secara fisik ataupun mental dengan lingkungan sekitarnya.

5.      Secara fisik, teks biografi terbangun atas struktur yang khas, yaitu orientasi, rangkaian peristiwa, dan orientasi.
a.      Orientasi berisi pengenalan tokoh yang mencakup identitas, latar belakang keluarga, pendidikan, dan awal terjadinya suatu peristiwa.
Contoh:
Pada tanggal 14 Maret 1879 di Kota Ulm, Wurttemberg, Jerman, lahirlah Albert Einstein dari pasangan Hermann Eistein dan Pauline Koch. Lelaki Ulm ini merupakan ilmuwan di bidang sains, tepatnya fisika teoretis yang mengembangkan teori relativitas dan membuatnya menjadi sangat tersohor. Dari hasil penelitiannya, Albert Einstein menghasilkan rumus paling terkenal di dunia, yaitu E = mc2. Berkat jasa dan kontribusinya terhadap ilmu fisika teoretis dan penemuan dalam bidang hukum photoelectric effect, Albert Einstein mendapatkan hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1921.

b.      Rangkaian peristiwa berisi berisi perjalanan hidup tokoh berupa pencapaian cita-cita, mengukir prestasi, hingga kegagalan dan kebangkitan tokoh yang disampaikan secara kronologis.
Contoh:
Pada tahun pertama kuliah di Singapura, Merry Riana merasakan susahnya hidup di negeri orang hingga harus meminjam dana beasiswa dari bank pemerintahan Singapura yang harus dikembalikannya setelah lulus dan bekerja. Namun, jumlah pinjaman tersebut dirasa sangat minim sehingga Merry harus berhemat habis-habisan setiap hari.
Keadaan tersebut mendorongnya untuk mencari penghasilan, mulai dari membagikan pamphlet, menjaga toko bunga, hingga menjadi pelayan hotel. Pada ulang tahunnya yang ke-20 tahun, ia membuat resolusi untuk memiliki kebebasan financial sebelum usia 30 tahun. Ia menyatakan bahwa posisi terendah di hidupnya akan selalu membuatnya ingin mewujudkan impian tersebut.

c.       Reorientasi berisi penilaian atau penyimpulan penulis terhadap perjalanan hidup tokoh. Bagian ini bersifat opsional.
Contoh:
Sebelum konstituante, Wakil Presiden Mohammad Hatta menyatakan bahwa dirinya akan mengundurkan diri jika memang sudah terbentuk. Ia berpendapat bahwa Negara yang mempunyai cabinet parlementer sudah cukup membantu peran presiden sehingga kedudukan kepala Negara hanya dijadikan symbol saja. Maka dari itu, menurut Hatta, jabatan wakil presiden sudah tidak diperlukan lagi sehingga ia berniat mengundurkan diri tetapi. Tetapi niat untuk mengundurkan diri tersebut sempat dicegah oleh Presiden Soekarno, Hatta tetap pada pendiriannya.

6.      Teks biografi juga memiliki aspek kebahasaan yang khas, yaitu menggunakan pronominal jamak ataupun tunggal, verba tindakan, verba mental, kopula, verba pasif, adjektiva, konjungsi, dan preposisi untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perjalanan hidup tokoh secara terperinci.

7.      Teks biografi dapat disampaikan kembali secara lisan maupun tertulis dengan memperhatikan kelengkapan informasi sesuai sumber dan keruntutan peristiwa yang dialami tokoh.

8.      Penyampaian secara tertulis harus memperhatikan kepaduan kalimat dan paragraph, serta penggunaan dan penulisan ejaan bahasa Indonesia yang benar agar tidak terkesan bertele-tele.


9.      Penyampaian secara lisan harus memperhatikan pelafalan dan intonasi dengan memperhatikan keruntutan peristiwa. Penyampaian sebaiknya dilakukan dengan cara menghafal untuk melatih ingatan.

2019/04/25

Yin Yang

Yin Yang



Segala sesuatu di dunia ini pasti mempunyai unsur Yin dan Yang. Tetapi, apa itu unsure Yin dan Yang? Dalam kepercayaan Taoisme, lambang yang dipakai mereka untuk menggambarkan bagaimana segala sesuatu mempunyai dua sisi yang “berlawanan” adalah lambang Yin Yang ini. Yin Yang adalah lambang yang berbentuk lingkaran yang setengahnya berwarna hitam dan setengahnya lagi berwarna putih. Di sisi hitam lingkaran ada titik berwarna putih dan sebaliknya di sisi putih lingkaran ada titik berwarna hitam. 2 sisi dengan warna hitam putih ini melambangkan 2 unsur yang berbeda yaitu, Yin yang dilambangkan dengan warna hitam dan Yang yang dilambangkan dengan warna putih. Yin melambangkan segala sesuatu di dunia ini yang santai, gelap, sedih dan sebagainya, sementara Yang melambangkan segala sesuatu yang menyenangkan, seru, terang dan sebagainya. Contohnya, malam hari dapat disebut Yin dan siang hari disebut Yang, menangis dapat disebut Yin dan tertawa Yang.

Lambang Yin Yang ini bukan bermaksud membeda-bedakan antara mana yang baik atau yang buruk. Karena, pada dasarnya mereka saling melengkapi dan merupakan satu sama lain. Kita tidak bisa berkata bahwa malam hari itu Yin bila siang hari tidak pernah ada untuk menjadi Yang dan tidaklah masuk akal bila menyebut tertawa sebagai Yang bila kita tidak bisa menangis yang berupa YIn. Yin dan Yang saling berkesinambungan dan ada karena satu sama lain. Jadi, apakah benar bila kita mencoba membuat salah satu sisi yang kita sukai semakin besar. Contohnya, kita sangat menyukai hal yang mengembirakan (Yang) sehingga kita menghindari kesedihan sepenuhnya (Yang). Itu juga tidak benar, pada lambang Yin Yang besar dua sisi sama besar yang menunjukkan bahwa Yin dan Yang membentuk keseimbangan karena diantara Yin dan Yang tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, keduanya sama baik dan bergunannya, di situasi mereka masing-masing.

Satu hal lagi yang dapat kita lihat di lambang ini adalah bahwa ada titik di dalam setiap sisiyang mempunyai warna berlawanan dari warna sisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa di setiap Yin pasti ada Yang dan di setiap Yang pasti juga ada Yin. Ini menjelaskan bahwa unsur- unsur dalam YinYang saling bergantung satu sama lain. Setelah Yin pasti diikuti oleh Yang dan sebaliknya.

Konsep ini mungkin sulit untuk diterima, namun hal kita dapat petik dari lambang ini adalah untuk bersikap optimis. Karena, mungkin kita tidak menyukai sesuatu tapi di dalam yang kita tidak sukai tersebut pasti ada bibit yang kita sukai bila kita mau mencoba melihat ke dalamnya. Kita juga diajak untuk menerima perbedaan dengan lebih gembira karena segala sesuatu pasti dapat berubah.


Kadang perbedaan membuat kita sedih namun disusul dengan kegembiraan. Sesuai konsep Yin Yang. Saat Jepang menangkap rakyat Cina pada Perang Dunia kedua. Rakyat Cina, yang memegang konsep Yin Yang, membuat Jepang heran karena meskipun mereka ditahan mereka tetap menunjukkan ekspresi bahagia. Mengapa? Karena rakyat Cina tahu bagaimana bersikap optimis melalui konsep Yin Yang, mereka percaya bahwa sesudah hal ini, yang menurut kita menyedihkan, akan disusul oleh hal yang menggembirakan. Yin akan disusul oleh Yang. Namun, bila kita sedang gembira, apakah kita harus khawatir akan munculnya kesedihan? Itulah indahnya hidup

2019/04/12

Resensi 3600 Detik (Charon)


Menggali Makna Hidup melalui Cerita Novel  “3600 Detik” (Charon)

1.      Identitas novel

Judul                    : 3600 Detik
Penulis                 : Charon
Kategori               : Romance
Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
Alamat Penerbit : Kompas Gramedia Building Blok 1 lantai 5
                                 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270
Tahun Terbit        :  cetakan kelima     : Januari 2011
                                 cetakan keenam    : Juli 2011
                                 cetakan ketujuh     : November 2011
                                 cetakan kedelapan : Maret 2012
Desain & ilustrasi Sampul : Yustisea Satyalim
Tebal Buku           : 208 halaman
Ukuran                  : 13,5 cm x 20 cm
Harga                    : Rp 30.000,00
ISBN                       : 978-979-22-3728-3

2.       Latar Belakang Pengarang
        Charon, pernah menempuh pendidikan di Jurusan Sistem informasi di Universitas Bina Nusantara, angkatan 2002. Charon lahir di sukabumi pada bulan Juni. Sekarang ia tinggal di Sukabumi bersama orang tuanya.Selain novel 3600 detik ini, Charon juga menulis novel lain yaitu 7 hari menembus waktu. Masih banyak lagi novel yang pernah ditulis Charon, seperti 10 kencan romantis Stella, 1000 musim mengejar bintang, 11 jejak cinta, dan lain lain. Tapi sekarang belum berniat untuk menulis novel lagi karena kesibukan bekerjanya yang sangat menyita waktu. Bagi Charon, menulis merupakan sebuah hobi yang menyenangkan karena bisa untuk relaksasi dan menambah kreativitas.

3.      Sinopsis
          Sandra adalah seseorang yang hidupnya sangat berantakan akibat perceraian kedua orang tuanya. Sandra menjadi dendam kepada ibunya yang seakan akan ingin menjauhkan Sandra dari ayahnya. Hal itu membuat Sandra melampiaskan kemarahannya dengan bersikap bandel di sekolahnya. Berulang kali ia harus pindah sekolah. Hingga Sandra bertemu Leon yang dapat mengubah hidup Sandra menjadi lebih baik. Sandra mencintai Leon, begitu sebaliknya. Namun Leon mengidap penyakit yang membuat umurnya tak lama lagi. Leon berkeinginan menjadi manusia normal dengan pergi ke taman. Sandra mengabulkannya lalu mereka pergi ke taman selama 3600 detik. Setelah itu, kondisi Leon makin kritis dan akhirnya meninggal. Kepergian Leon membuat Sandra sedih namun ia tetap dapat bangkit dari kesedihannya, melanjutkan hidupnya dan meraih cita citanya sebagai dokter.

4.      Tentang buku
          Novel 3600 detik ini memiliki cover yang terang dipadu gambar yang menarik sehingga menarik untuk dibaca dan sudah menggambarkan cerita secara keseluruhan dalam gambar cover tersebut yaitu dua orang yang berhadapan dan saling tersenyum yakni Sandra dan Leon. Sandra sedang mengajak Leon mengisi saat saat terakhir dalam hidup Leon dengan mengajaknya ke taman bermain. Hanya 3600 detik Sandra dan Leon berada di taman itu sebelum akhirnya Leon meninggal dunia. Novel ini telah dibentuk dalam film. Perbedaannya terletak pada konflik dan tokoh. Pada novel, konflik lengkap dijelaskan sebab, akibat yang dipadu dengan  watak dari tokoh yang diulas diberi keterangan pula penyebab seorang tokoh memiliki karakteristik/sifat sedemikian rupa. Misalnya Sandra bersifat bandel pada kutipan “hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan ia harus tinggal bersama ibunya. Kemarahan yang menggelora menjadikan Sandra remaja yang bandel.” Bahasa yang digunakan di novel pun lebih formal dan penuh gaya bahasa. Misalnya pada kutipan “Leon mengambil bola voli tersebut dan menatap si rambut merah.” Pada film 3600 detik kurang mengulas penyebab mengapa suatu tokoh bisa memiliki watak bandel, egois, atau bahkan lemah lembut, penyabar, dan sebagainya. Adegan  konflik yang dimainkan dalam film pun hanya sekilas, tidak mendalam dan detail. Secara keseluruhan, bahasa yang digunakan pemain dalam filmnya juga spontan dan gaya bahasa yang tidak sedalam seperti di novel. Dibandingkan dengan buku lainnya, novel 3600 detik ini sungguh menyentuh hati pembaca dengan cara yang modern di kalangan remaja serta dapat digambarkan dengan berbagai tema seperti tema percintaan dibuktikan dengan cinta Leon terhadap Sandra yang membuatnya berubah menjadi lebih baik. Tema kasih sayang dan kekeluargaan juga dibawakan di novel ini seperti kutipan “Mama menyayangimu, Sandra.” “Papa menyentuh pundak Sandra. Sandra menatap papa nya dan memeluk nya.”

5.      Unsur intrinsik
          Tokoh dalam novel 3600 detik ini adalah Sandra, Leon, Widya(ibu dari Sandra), ayah sandra, dan tokoh pembantu lainnya. Hanya beberapa tokoh yang ditonjolkan wataknya. Misalnya watak Sandra yang keras hati, bandel, suka membolos, dan lain lain seperti kutipan “Oh! Perkataan yang manis!” ejek Sandra. “Tapi sayang sekali, aku tidak mau jadi temanmu.” Serta kutipan “Sandra tersenyum. “Sebetul nya ada yang tidak
akurat! Aku tidak membolos lima kali, aku membolos setiap hari!” Leon digambarkan sebagai seseorang yang sabar dan mau berteman dengan siapa saja seperti kutipan “Leon tiba-tiba berkata. “Aku mau berteman denganmu!” Tokoh pendukung lain seperti Pak Donny, ibu widia, ayah dari sandra, dan lainnya kurang ditonjolkan wataknya dan hanya berperan di bagian tertentu saja seperti Pak Donny hanya berperan di awal cerita, dan semacamnya.  Alur cerita maju dan penyusunannya sudah teratur sehingga dapat dipahami pembaca secara masuk akal. Latar tempat dan waktu juga telah tergambar dengan jelas. Latar suasana masih membingungkan antara kesedihan dan kegembiraan. Bahkan, terdapat beberapa adegan yang memiliki suasana sedih, menegangkan dan gembira secara hampir bersamaan waktunya seperti pada kutipan “Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, mereka tertawa riang.Leon tertawa mendengar lelucon Sandra. Lalu tiba-tiba dia merasa sesak napas.” Secara keseluruhan, Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yakni penulis bercerita tentang semua tokoh yang memajukan cerita. Seolah olah narator berada di langit menyaksikan semua kejadian yang mengikuti para tokoh. seperti pada kutipan “Baru pertama kali ada orang yang iri pada nya hanya karena ia bermain voli. Sesaat Sandra merasa kasihan pada pemuda ini.”  Novel ini mengandung banyak nilai moral. Pertama, menjadi diri sendiri akan lebih baik dan tidak menjadikan kita menjadi orang yang berkelakuan buruk. Kehidupan Sandra menjadi lebih baik saat dia bisa menjadi dirinya sendiri, Sandra bisa melupakan Leon dan meraih cita citanya. Padahal sebelumnya Sandra pernah menjadi anak berandalan. Kedua, Semua teman itu sama, jangan menjauhi teman karena dia nakal, yang harus di lakukan adalah membuatnya baik. Sandra dijauhkan oleh teman temannya karena dianggap asing dan berandalan, hingga akhirnya Leon menjadi teman pertama di sekolah baru Sandra yang tulus mau berteman dengan Sandra tanpa memandang semua riwayat sikap buruk Sandra. Ketiga, Ampunilah kesalahan orang lain sebesar apapun kesalahannya pada diri kita, karena menaruh dendam pada orang lain hanyalah menambah penderitaan pada diri kita. Pada novel, setelah Sandra dan ibunya saling berdamai, mereka menjadi lebih bahagia

6.      Manfaat
          Buku ini dikhususkan penulis untuk menyentuh hati seseorang yang membaca. Dalam buku ini bermanfaat sebab mengandung banyak pesan moral, amanat yang dituangkan penulis untuk pembacanya. Buku ini membahas tentang lika-liku kehidupan seorang remaja yang harus dihadapi dengan tantangan yang berat. Isi buku ini sangat menarik untuk dibaca karena ceritanya yang bagus dan sangat fleksibel dipadu dengan bahasa yang mudah dipahami menjadikan cerita ini sangat cocok dibaca oleh setiap kalangan.  Charon mampu membuat pembaca mengalami perasaan senang, kecewa, marah setelah membacanya. Misalnya penggambaran suasana kegembiraan pada kutipan “Leon gembira saat Sandra mengajaknya kemari.” Suasana hening dan sedih pada kutipan “Leon tidak sanggup berkata apa apa. Melihat reaksi Leon yang diam seribu bahasa, Sandra mengulurkan tangannya lagi.”

7.      Alasan memilih novel berjudul 3600 detik
          Sekilas saat dibaca judulnya saja, Novel 3600 detik memancing keingintahuan pembaca untuk mengetahui ada apa dibalik 3600 detik. Ternyata penulis sangat pandai mengatur susunan cerita dengan menaruh misteri 3600 detik justru di akhir cerita membuat pembaca bertambah penasaran dan membacanya hingga akhir barulah mendapatkan jawaban atas misteri 3600 detik. Covernya yang menarik dan memberi gambaran sekilas atas peristiwa yang terjadi selama 3600 detik yakni detik detik terakhir tokoh Leon hidup di dunia.

*** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Baca juga:






2019/04/11

Latihan Paragraf

Latihan Paragraf

Setelah memahami cara penyusunan paragraph yang kohesi dan koheren, bacalah dengan saksama paragraf-paragraf di bawah ini! Setelah itu, tentukan pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas setiap paragraf!

1.      Perbedaan ragam bahasa terutama ditentukan oleh tujuan dan hal yang dituturkan. Ragam penuturan yang ditujukan kepada khalayak ramai pasti lain dengan ragam penuturan yang diarahkan kepada para ahli. Bahasa karangan ilmiah tentu tidak sama dengan bahasa karangan fiksi. Ragam bahasa surat-menyurat biasa tidak sama dengan ragam bahasa surat-menyurat dagang. Demikianlah ragam bahasa itu banyak sangkut-pautnya dengan tujuan dan hal yang dikomunikasikan.

2.      Di Negara yang sudah berkembang pemakaian sabun cuci dengan bahan baku minyak nabati makin berkurang. Alasannya cukup dapat diterima. Mencuci dengan sabun cuci biasa dapat memudarkan warna tekstil. Belum lagi sifat alkali yang dapat mengakibatkan susutnya serat benang pada tekstil itu. Karena sifat yang cukup menguntungkan itulah, maka orang lalu lebih tertarik untuk menggunakan sabun bubuk deterjen.

3.      Dalam melaksanakan kebebasan beragama di tanah air kita, semua umat dan golongan harus mampu mengendalikan diri, sehingga kerukunan hidup di antara semua umat beragama tetap terpelihara. Dalam hal ini peranan-peranan pejabat Departemen Agama sangatlah penting dan kadang-kadang malah pelik. Mereka harus mampu membedakan dirinya sebagai umat yang meyakini suatu agama dan sebagai pejabat yang harus bersikap tidak emmihak. Dalam hal ini dituntut kesadaran yang tinggi dari pejabat dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu jelas diperlukan pengertian, kearifan, teposeliro, tenggang rasa, serta kematangan sikap.

4.      Sebuah kata dapat meluas dan menyempit artinya. Kata adik misalnya, mula-mula berarti saudara muda. Akan tetapi, bisa meluas sebab dipakai untuk menyebut orang yang lebih muda sebagai kata sapaan. Kata bapak, ibu, dan saudara juga mengalami perluasan arti. Sebaliknya, kata sarjana yang pada mulanya berarti orang yang pandai yang terpandang, dalam bahasa Indonesia hanya berarti seorang lulusan sekolah tinggi.

5.      Pemerintah Republik Demokrasi Korea Utara (Korut) berkeinginan untuk menjajaki mengenai kemungkinan kerja sama bilateral RI-Korut melalui pertukaran tenaga pelatih/atlet untuk cabang olahraga softball dan bulutangkis. Korut mengharapkan pertukaran dilakukan melalui pelatihan pelatih/atlet dari Korea Utara ke Indonesia atau di Negara bersangkutan untuk cabang olahraga softball dan bulutangkis. Sebagai gantinya, pihak Korut akan menyediakan tenaga pelatih untuk cabang olahraga tenis meja. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Republik Demokrasi Korea Utara di depan wartawan seusai mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum KONI Pusat.

6.      Pada mulanya, manusia primitif tinggal di gua-gua. Kehidupannya boleh dikatakan tidak berbeda dengan binatang. Satu saja ada kelebihannya, yaitu kemampuannya memelihara dan menyalakan api. Kehidupannya bergantung kepada usaha mengumpulkan hasil alam dan berburu. Tidak banyak bedanya dengan kijang yang merumput dan harimau yang memangsa kijang.

7.      Manusia lahir dari suatu masyarakat yang mempunyai sejarah dan tradisi. Ia merupakan individu yang mau tidak mau harus mewarisi seperangkat nilai-nilai tradisional. Namun, dalam proses kedewasaan ia akan menghadapi suatu kenyataan yang selalu berubah-ubah. Suatu realitas kehidupan yang menyuguhkan tantangan baru yang berbeda, baik skala maupun dimensinya. Di sinilah individu tersebut melihat adanya nilai-nilai tradisi yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan baru tersebut.


8.      Kebahagiaan tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya uang yang dimiliki oleh seseorang. Uang emang penting, tetapi kebahagiaan seseorang tidak bergantung kepada uang yang dimilikinya. Jika kebahagiaan memang bergantung kepada uang semata-mata, pastilah hanya orang-orang kaya saja dapat menikmati kebahagiaan. Kenyataannya tidak demikian. Banyak orang yang kaya harta, tetapi tidak berbahagia. Sebaliknya banyak orang miskin harta, tetapi berbahagia hidupnya.


Baca juga:

paragraf-kohesi-dan-koheren





Paragraf Kohesi dan Koheren

Paragraf Kohesi dan Koheren

Seperti halnya kalimat, sebuah paragraf juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Berikut ini adalah syarat-syarat paragraf yang baik.
1.       Kesatuan
Sebuha paragraf dikatakan memiliki kesatuan yang baik apabila semua kalimat yang membangunnya hanya menyatakan satu pikiran/gagasan pokok. Jadi, semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok atau temanya.

2.       Koherensi
Pengertian koherensi adalah kepaduan atau kekompakan hubungan antar kalimat yang satu dengan yang lain dalam sebuah paragraf. Jadi, pada dasarnya paragraf yang baik bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau tidak saling berhubungan.
Kepaduan suatu paragraf dapat dipelihara dengan menggunakan penanda hubungan, baik secara eksplisit maupun implicit.
Penanda koherensi secara eksplisit dapat dinyatakan dengan pengulangan kata-frasa kunci, kata ganti, dan kata-kata,frasa transisi.
a.       Pengulangan kata/frasa kunci
Pengulangan kata/frasa kunci bisa terwujud:
1)      Kata/frasa utuh, misalnya manusia dengan manusia, kesadaran moral dengan kesadaran moral;
2)      Sinonim kata/frasa, misalnya menyepakati dengan menyetujui, diberi kesempatan dengan mendapat kesempatan;
3)      Antonym kata/frasa, misalnya mempertahankan dengan mengubah, tidak pernah melanggar dengan selalu menaati;
4)      Eksposisi yang berbeda tetapi bermaksud sama, misalnya hormat-menghormati dengan saling menghormati, bukannya tidak tahu dengan tahu;
5)      Pengulangan bentuk dasar yang sama, tetapi dalam bentuk kata yang berbeda, misalnya memelihara dengan pemeliharaan, mengembangkan dengan pengembangan.

b.      Kata ganti
Kata ganti dapat bertugas menunjukkan kepaduan suatu paragraf. Yang bisa dipakai sebagai penanda hubungan dalam paragraf ialah:
1)      Kata ganti orang: ia/dia, kalian, mereka, -nya;
2)      Kata ganti milik: -nya, beliau, mereka;
3)      Kata ganti penunjuk: ini dan itu.

c.       Kata atau frasa transisi
Kata atau frasa transisi menunjukkan berbagai macam hubungan. Untuk itu, gunakanlah kata atau frasa transisi yang sesuai dengan fungsi atau maknanya. Kata/frasa yang bisa digunakan untuk menjaga koherensi sebuah wacana adalah sebagai berikut:
1)      Hubungan penambahan: tambahan lagi, lagi, lagipula, juga, seperti halnya, demikian pula, bahkan, malahan, di samping itu, dan sebagainya.
2)      Hubungan perbandingan: lain halnya, seperti, laksana, bagaikan, dalam hal yang sama, sebagaimana, dalam hal yang demikian, ibarat, dan sebagainya.
3)      Hubungan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebut sebelumnya: tapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun, padahal, dan sebagainya.
4)      Hubungan akibat atau hasil: akibatnya, jadi, oleh karena itu, sebab itu, dalam pada itu, maka, dengan demikian, dan sebagainya.
5)      Hubungan yang menyatakan waktu: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, setelah itu, kemudian, baru-baru ini, dan sebagainya.
6)      Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud, tujuan tersebut, supaya, dan sebagainya.
7)      Hubungan contoh: misalnya, contohnya, dengan kata lain, dan sebagainya.
8)      Hubungan simpulan: singkatnya, pendeknya, memang, itulah, begitulah, kesimpulannya, jadi, dan dengan demikian.
9)      Hubungan urutan: pertama, kedua, akhirnya, yang terakhir, dan sebagainya.
10)   Hubungan tempat: di sini, di sana, dekat, berdekatan, berdampingan, dan sebagainya.
11)   Hubungan kelanjutan: selanjutnya, berikutnya, lalu, kedua, ketiga, dan akhirnya.

Selain dinyatakan dengan penanda hubungan (secara eksplisit), koherensi dapat pula dinyatakan dengan situasi pembicaraan. Berdasarkan situasi daapt dipahami bahwa kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf bersifat padu. Paragraf yang demikian dapat kita lihat dalam paragraf deskriptif.

3.       Pengembangan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelasan yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topic atau kalimat utama. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Di samping itu, dalam mengembangkan paragraf, urutan antara pikiran utama dengan penjelas-penjelasannya pun harus baik, tidak membingungkan pembaca.
Agar keterangan mengenai ketiga syarat di atas lebih jelas, perhatikanlah paragraf di bawah ini!

a)      (1) Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi. (2) Dikatakan demikian sebab dia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi ala mini untuk keperluan hidupnya. (3) Akan tetapi tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, atau menyia-nyiakannya.
Paragraf di atas memperlihatkan adanya kesatuan yang baik. Kalimat 1, 2, dan 3 secara bersama-sama menyatakan satu pikiran pokok, yaitu manusia ciptaan Tuhan yang paling berkuasa (kalimat 1). Di samping itu, paragraf di atas juga menunjukkan adanya kepaduan (koherensi) sebab hubungan antarkalimatnya menunjukkan keterkaitan. Hal ini ditandai dengan penanda koherensi dikatakan demikian dan akan tetapi.
Tambahan pula, kalimat-kalimat penjelas pada paragraf di atas mendukung kalimat utama yang pengembangannya dilakukan secara berurutan.
Bandingkanlah dengan contoh paragraf di atas dengan paragraf berikut ini!
b)      Keindahan merupakan salah satu dari kehidupan rakyat Indonesia. Tahun ini pemerintah menetapkan sebagai tahun lingkungan hidup. Disarankan agar setiap warga wajib memelihara keindahan serta kebersihan lignkungan. Di sini nyata sekai tanaman memegang peranan penting. Kita sebagai generasi muda harus memelihara dan melestarikan lingkungan. Dengan demikian suasana yang sejuk, nyaman, dan tenteram akan dapat terlaksana. Apalagi kota besar seperti Jakarta ini, jelas perlu penghijauan untuk mengatasi polusi. Selain dapat berfungsi sebagai penghias kota, juga sebagai penghisap polusi.
Paragraf di atas tidak didukung oleh kesatuan. Pikiran pokok paragraf di atas tidak jelas. Di samping itu, urutan pengembangan paragraf di atas tidak teratur.
c)       Iqbal siswa SMA 325 Jakarta. Sekarang Iqbal dudduk di kelas sebelas. Tiap hari Iqbal berangkat ke sekolah bersama teman-teman Iqbal. Iqbal dan teman-teman Iqbal tiba di sekolah paling awal.
Bandingkan dengan paragraf di bawah ini!
d)      Iqbal siswa SMA 325 Jakarta. Sekarang ia duduk di kelas sebelas. Setiap hari ia berangkat ke sekolah bersama teman-temannya. Mereka tiba di sekolah paling awal.
Jika paragraf (c) dibandingkan dengan paragraf (d), terasa berbeda meskipun isinya sama. Paragraf (c) terasa sangat membosankan karena pengulangan kata tertentu, sedangkan paragraf (d) terasa lebih variatif. Dari kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa penggunaan kata ganti juga turut menentukan keindahan sebuah paragraf.


Baca juga:

latihan-paragraf