www.pixabay.com |
Langkasuka- Kedah.
Langkasuka mengirim utusan
pertamanya ke China pada 515 M, bersamaan dengan jatuhnya Kerajaan Funan.
Utusan dikirim oleh raja yang bernama Bhagadatta. Sumber- sumber yang
menunjukkan mengenai kerajaan ini diantaranya catatan Liang Shu dan Ma Touan-
Lin. Mereka menulis tentang tata cara pernikahan yang dilakukan di Langkasuka
yang hampir sama denagn tata cara pernikahan bagi umat Hindu.
Langkasuka berdiri pada
abad 7 M. Catatan Yi-Tsing menyebutkan bahwa Kedah pada periode 685 dan 689
menjadi bagian dari Kerajaan Srivijaya. Kedah dan Langkasuka menjadi bagian
kekuasaan dari Srivijaya, karena kedua negara itu membutuhkan perlindungan
keamanan dari Srivijaya. Srivijaya dapat memberikan fasilitas keamanan bagi
negara tetangga karena pada waktu itu Srivijaya merupakan salah satu kerajaan
terbesar dan terkuat. Kehancuran Srivijaya akibat serangan dari Jawa, sehingga
ketidakstabilan kondisi Srivijaya, merupakn faktor prndorong timbulnya
negara-negara baru. Negara-negara yang dahulu berada dibawah kekuasaan
Srivijaya mulai mendirikan negar sendiri yang berdaulat. Salah satu kerajaan
itu adalah Kedah yang terletak di semenanjung Malaya,wilayahnya yang strategis
dekat dengan Selat Malaka menjadi negara paling kuat dan paling kaya di
Semenanjung Malaya.
Kantoli
Pada abad 5 M Kantoli
sudah dikenal di Liang-Shu sebagai salah satu kerajaan penting pada jaringan
perdagangan di luar pengaruh dan kekuasaan Funan. Ming Shu memberitahukan bahwa
Sanfotsi ( nama China dari Srivijaya) adalah Kantoli. Ini diperkuat
dengan letak Kantoli yang berada diantara Jambi dan Palembang. Kantoli juga
bisa dianggap sebagai kerajaan awal sebelum munculnya kerajaan Srivijya atau
melayu, bil aditinjau dari letak wilayahnya.
Kantoli mengirim utusan
pertama ke Cina pada tahun 454 sampai dengan 464 M. Raja yang mengirim utusan
itu bernama Sri Varanarendra sedangkan utusannya bernama Rudra, orang yang
bersal dari India. Pada tahun 502 Kantoli dipimpin oleh Gautama Subhadra (yang
merupakan putra dari Pyravaraman Vinyiavarman yang mengirim utusan ke China
pada tahun 519 M).
Perekonomian Kantoli
tergantung pada ekspor hasil hutan. Perekonomian ini dipengaruhi oleh letak
Kantoli di pulau Sumatra yang memiliki hasil hutan yang melimpah dan sangat
laku di pasaran. Kerajaan Kantoli mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran.
Kemunduran ini akibat serangan dari Cina. Tetapi Cina tidak secara langsung
menguasai Kantoli, Cina hanya membentuk sebuah pemerintahan otonomi di Kantoli,
dengan dipilihnya Wendi untuk melakukan perombakan di Kantoli. Sehingga
Kerajaan Kantoli dapat memperoleh kembali masa kejayaanya. Tetapi kejayaan
itulah yang mengkibatkan keruntuhan Kerajaan Kantoli. Hal ini disebabkan karena
kehidupan para bangsawanya yang suka berfoya-foya dan suka bermewah- mewahan.
Hal ini diperparah dengan komoditi ekspor yang berupahasil hutan yang tidak
laku di pasaran. Hal inilah yang membuat Kerajaan Kantoli runtuh.
Holotan
Kerajaan Holotan
diperkirakan terletak di Jawa Barat atau Sunda. Berdasarkan catatan berita dari
Fa Hsien pada tahun 412 M. Terdapat tujuh utusan yang dikirim ke China pada
periode 430 sampai dengan 452 M. Utusan dikirim kepada raja Liu Sang pada 435
M. Adapun raja yang mengirim bernama Sri Paduka Purnavarman yang komplain
karena diserang oleh negara tetangganya.
Agama Budha belum
berkembang di Holotan, namun penduduk Holotan sudah mengenal agama Hindu dan
animisme. Tidak ada bukti lanjutan mengenai kepemimpinan raja Sri Paduka
Purnavarman setelah 452 M, ini diasumsikan bahwa kerajaan ini sudah dihancurkan
oleh kerajaan tetangganya yaitu Tarumanegara.
Baca juga:
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_12
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_63
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar