Kategori

Tampilkan postingan dengan label Teks Hikayat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teks Hikayat. Tampilkan semua postingan

2019/10/29

Latihan Teks Hikayat Burung Cenderawasih


HIKAYAT BURUNG CENDERAWASIH
 
www.google.com

Sahibul hikayat telah diriwayatkan dalam Kitab Tajul Muluk, mengisahkan seekor burung yang bergelar burung cenderawasih. Adapun asal usulnya bermula dari kayangan. Menurut kebanyakan orang lama yang arif mengatakan ianya berasal dari syurga dan selalu berdamping dengan para wali. Memiliki kepala seperti kuning keemasan. Dengan empat sayap yang tiada taranya. Akan kelihatan sangat jelas sekiranya bersayap penuh adanya. Sesuatu yang sangat nyata perbezaannya adalah dua antena atau ekor ‘areil‘ yang panjang di ekor belakang. Barangsiapa yang melihatnya pastilah terpegun dan takjub akan keindahan dan kepelikan burung cenderawasih.
Amatlah jarang sekali orang memiliki burung cenderawasih. Ini kerana burung ini bukanlah berasal dari bumi ini. Umum mengetahui bahawa burung Cenderawasih ini hanya dimiliki oleh kaum kerabat istana saja. Hatta mengikut sejarah, kebanyakan kerabat-kerabat istana Melayu mempunyai burung cenderawasih. Mayoritas para peniaga yang ditemui mengatakan ia membawa tuah yang hebat.


www.google.com
  Syahdan dinyatakan lagi dalam beberapa kitab Melayu lama, sekiranya burung cenderawasih turun ke bumi nescaya akan berakhirlah hayatnya. Dalam kata lain burung cenderawasih akan mati sekiranya menjejak kaki ke bumi. Namun yang pelik lagi ajaibnya, burung cenderawasih ini tidak lenyap seperti bangkai binatang yang lain. Ini kerana ia dikatakan hanya makan embun syurga sebagai makanannya. Malahan ia mengeluarkan bau atau wangian yang sukar untuk diperkatakan. Burung cenderawasih mati dalam pelbagai keadaan. Ada yang mati dalam keadaan terbang, ada yang mati dalam keadaan istirahat dan ada yang mati dalam keadaan tidur.
Walau bagaimanapun, Melayu Antique telah menjalankan kajian secara rapi untuk menerima hakikat sebenar mengenai BURUNG CENDERAWASIH ini. Mengikut kajian ilmu pengetahuan yang dijalankan, burung ini lebih terkenal di kalangan penduduk nusantara dengan panggilan Burung Cenderawasih. Bagi kalangan masyarakat China pula, burung ini dipanggil sebagai Burung Phoenix yang banyak dikaitkan dengan kalangan kerabat istana Maharaja China. Bagi kalangan penduduk Eropah, burung ini lebih terkenal dengan panggilan ‘Bird of Paradise‘. Secara faktanya, asal usul burung ini gagal ditemui atau didapathingga sekarang. Tiada bukti yang menunjukkan ianya berasal dari alam nyata ini. Namun satu lagi fakta yang perlu diterima, burung cenderawasih turun ke bumi hanya di IRIAN JAYA (Papua sekarang), Indonesia saja. Tetapi yang pelik namun satu kebenaran burung ini hanya turun seekor saja dalam waktu tujuh tahun. Dan ia turun untuk mati. Sesiapa yang menjumpainya adalah satu tuah. Oleh itu, kebanyakan burung cenderawasih yang anda saksikan mungkin berumur lebih dari 10 tahun, 100 tahun atau sebagainya. Kebanyakkannya sudah beberapa generasi yang mewarisi burung ini.
Telah dinyatakan dalam kitab Tajul Muluk bahawa burung cenderawasih mempunyai pelbagai kelebihan. Seluruh badannya daripada dalam isi perut sehinggalah bulunya mempunyai khasiat yang misteri. Kebanyakannya digunakan untuk perubatan. Namun ramai yang memburunya kerana ‘tuahnya’. Burung cenderawasih digunakan sebagai ‘pelaris’. Baik untuk pelaris diri atau perniagaan. Sekiranya seseorang memiliki bulu burung cenderawasih sahaja pun sudah cukup untuk dijadikan sebagai pelaris. Mengikut ramai orang yang ditemui memakainya sebagai pelaris menyatakan, bulu burung cenderawasih ini merupakan pelaris yang paling besar. Hanya orang yang memilikinya yang tahu akan kelebihannya ini. Namun yang pasti burung cenderawasih bukannya calang-calang burung. Penuh dengan keunikan, misteri, ajaib, tuah.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.   Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan eksposisi (pengenalan)!
2.   Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan komplikasi (pertikaian awal)!
3.   Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan konflik (pertentangan)!
4.   Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan puncak konflik (klimaks)!
5.   Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan penyelesaian (falling action)!
6.   Sebutkan dan jelaskan tokoh-tokoh  beserta perwatakannya dalam teks tersebut!
7.   Sebutkan dan jelaskan amanat cerita dari teks tersebut!
8.   Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam teks tersebut!
9.   Sebutkan dan jelaskan latar cerita dari teks tersebut!
10. Sebutkan hal-hal mustahil dari cerita tersebut!


Baca juga:

materi majas

latihan majas

puisi ws rendra

puisi chairil anwar

Latihan Teks Hikayat Si Miskin


HIKAYAT SI MISKIN

www.pixabay.com

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.

Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.

Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”

Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.

Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih saying.

Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.

Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.

Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.

Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.

Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.

Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.


www.pixabay.com
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.

Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.

Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.

Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).

Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

(Sumber:Peristiwa Sastra Melayu Lama)



Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1.      Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan eksposisi (pengenalan)!
2.      Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan komplikasi (pertikaian awal)!
3.      Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan konflik (pertentangan)!
4.      Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan puncak konflik (klimaks)!
5.      Sebutkan dan jelaskan bagian yang merupakan penyelesaian (falling action)!
6.      Sebutkan dan jelaskan tokoh-tokoh  beserta perwatakannya dalam teks tersebut!
7.      Sebutkan dan jelaskan amanat cerita dari teks tersebut!
8.      Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam teks tersebut!
9.      Sebutkan dan jelaskan latar cerita dari teks tersebut!
10.  Sebutkan hal-hal mustahil dari cerita tersebut!

2019/02/28

Hikayat Lebai Malang


Hikayat (berdasarkan KBBI) adalah  karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

Tidak hanya berisi cerita tetapi juga di dalam cerita tersebut mengandung banyak nilai kehidupan, misalnya nilai moral, sosial, agama, dan lain-lain.
Berikut merupakan salah satu contoh hikayat yang cukup terkenal.

Contoh Hikayat:

Lebai Malang

www.pixabay.com

Maka inilah suatu bidal Melayu. Barang siapa rugi, atau tiada sampai hajatnya, padahal bukan dengan sebab perbuatan orang lain, hanyalah semata-mata kelengahannya sendiri, maka orang lain dapat, maka dikata oleh orang Melayu: Lebai Malang. Maka demikian bunyi ceritanya konon:

Ada sorang lebai duduk pada antara dua kampong besar, yang ramai orangnya, di tepi sungai. Maka pada suatu ketika, kedua buah kampong itu berkenduri besar, memanggil orang besar-besar dan orang kaya-kaya, apa lagi fakir miskin, hingga bahagia orang di dalam negeri itu.

Maka tatkala hari orang berkumpul akan makan dan mnum, maka Lebai Malang itu pun pergilah. Maka halnya lebai itu, kedua kampong itu memanggil dia. Maka tengah hendak pergi, dating pikiran yang tamak, berkata di dalam hatinya.

“Aku ini dipanggil orang. Maka yang di pihak hulu itu dekat sedikit, tetapi menyembelih seekor kerbau. Maka yang di pihak hilir ada menyembelih dua ekor kerbau. Kalau aku minta di sebelah hilir, dapat dua tanduk, jika minta di hulu, aku  dapat satu tanduk, tetapi masaknya sedap. Yang sebelah hilir masaknya kurang sedap, karena aku biasa makan pada dua tempat itu.

Maka di dalam berpikir begitu, turunlah Lebai Malng berkayuh dengan sampan jalur. Maka ada satu tanjung berkayuh ke hilir, terkenangkan tanduk boleh dapat dua, pihak hulu dapat satu, tetapi masak-masaknya sedap. Maka dipaling pula sampannya ke hulu, maka berkayuh dua tanjung, teringat pula, bahwa pihak hilir kurang sedap masakannya.

Maka di dalam begitu, pulang balik dua tiga kali, kemudian dikayuh terus ke pihak hulu. Maka serta sampai sudah berdiri amin, tuan imam membaca doa, jadi terlepaslah yang sebelah hulu.

Maka berkayuh pula dengan sungguh-sungguh ke hilir. Maka serta sampai, berdiri pula doa tuan imam di situ, jadi terlepaslah pula. Jadi kata hatinya.

“Baik aku balik mengambil tali, supaya dapat ikan. Lebih-lebih dijual, boleh dibuat lauk. Serta aku bawa anjing perburuan, kalau tak dapat ikan, aku berburu pelanduk.

Maka di dalam berpikir begitu, berkayuhlah balik, mengambil tali kail dengan mengambil nasi sejuk. Maka nasi sejuk itu dibungkus dengan upih pinang, dengan sambal balacan di dalam tabung. Maka anjing itu pun ditaruh di belakang sampan.

Serta sampai ke tempat mengail, maka berpancanglah di situ, kaail pun dicampakkan dengan umpannya siput. Maka tatkala kail sudah di dalam air, maka perut pun lapar, lalu membuka upih, tempat nasi itu.

Maka mengambil tabung itu, diketuk-ketukkan pada tepi sampan, dituntung-tuntung. Tiba-tiba terpacul sambal itu, jatuh ke dalam air.

Maka Lebai itu pun menyelup ke dalam air hendak mengambil sambal, yang jatuh itu. Serta tanduk kepala, tangan pun menyelup ke air, anjing pun lompat makan nasi.

Maka jadi terlepas hajatnya semuanya. Jadi, dikata orang, “Lebai Malang.” Hingga masa ini  dijadikan bahasa Melayu, kepada siapa, yang begitu halnya, dikatalah “jadi Lebai Malang.” Demikian ceritanya.

Sumber: Garis Besar Sejarah Sastra Indonesia, 2002

2019/02/01

Soal Hikayat Kelas 10

SOAL HIKAYAT


 Sumber : Pixabay.com


1. Bacalah teks hikayat berikut dengan saksama!
Sebermula ada pun yang berjalan itu pertama Maharaja Dandah, kemudian menjadi saya pikir itu Maharaja Baruang, dan menjadi kepala jalan Maharaja Syahmar dan Raja Perkasa yang menjadi ekor sekali, dan beberapa pula raja-raja sekalian isi rimba itu berjalan dengan segala rakyat tentaranya mengirimkan Tuan Syekh Alim di rimba itu serta dengan tempik soraknya. Adalah lakunya seperti halilintar membelah bumi dari sebab segala raja-raja yang tiada terkira-kira banyaknya itu. Syahdan maka segala isi rimba yang di tanah itu pun berjeritanlah dan tiadalah berketahuan lagi membawa dirinya, ada yang ke dalam lubang tanah ada yang di celah-celah batu adanya.
Menilik isinya, kutipan di atas merupakan bagian … dari keseluruhan alur cerita.
a. eksposisi (pengenalan)
b. komplikasi (pertikaian awal)
c. konflik (pertentangan)
d. puncak konflik (klimaks)
e. penyelesaian (falling action)

2. Bacalah hikayat berikut! 
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah …
A. Basmilah jika melihat kejahatan
B. Jangan menyombongkan diri
C. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan
D. Hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan
E. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan

3. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan sastra Melayu klasik tersebut adalah ....
A. kekacauan penduduk akibat hasutan
B. ketidakpedulian raja kepada rakyatnya
C. kepedulian rakyat atas keselamatan rajanya
D. kekejaman raja terhadap rakyatnya
E. keadilan seorang raja kepada rakyatnya

4. Kalimat dalam kutipan tersebut yang menunjukkan ciri-ciri sastra Melayu klasik dilihat dari bahasanya, menggunakan kata....
A. diam, dan tuan
B. daripadanya dan merebut
C. raja dan tamasya
D. rimba dan akal
E. hamba dan buraksa

5.  Bacalah penggalan hikayat berikut dengan saksama!
Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam atas keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada sahabatnya, ia mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang sopan sehingga banyak jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah kepadanya. Tiada seorang pun yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat pula dalam kesulitan dan ketakutan.

Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa Hang  Jebat berwatak ….
A. pemberani
B. baik budi
C. sombong
D. setia
E. kasar

6.  Berikut ciri-ciri hikayat kecuali….
A. cerita bersifat istanasentris
B. disebarkan secara tertulis
C. cerita bersifat simbolis
D. bersifat magis
E. Bersifat anonim

7.  Bacalah penggalan hikayat berikut!
”Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuanku jua semata.”
”Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati karena kesedihan tiada buahnya selain daripada menguruskan badan saja yang sudah ditakdirkan tiada juga akan tertolak olehnya.”
(Hikayat Kalilah dan Dimnah)

Nilai moral yang tertuang dalam penggalan cerita di atas tampak pada perbuatan …. 
A. menghormati orang lain
B. mendahulukan kepentingan umum
C. menegur orang dengan bahasa yang sopan
D. menolong orang yang sedang menderita
E. membantu orang yang sedang bersedih hati

8.  Bacalah penggalan hikayat berikut!
      Tuan puteri memandang ke dayang kipas itu. Kesepuluhnya menyembah, lalu mengundurkan diri mengisut ke belakang perlahan-lahan. Bangkitlah Mak Inang, lalu duduk di tepi tilak tujuh bertindih, lalu mengumpulkan bunga melur yang terselit-selit di suara tuan puteri itu.
Nilai yang terdapat pada penggalan tersebut adalah ….
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. agama
E. pendidikan

9. Berikut ini merupakan kata-kata klise yang tidak digunakan dalam cerita sastra Melayu Klasik ….
A. maka inilah suatu bidal Melayu
B. patik, tuan, hamba
C. kata siempunya cerita
D. pertama-tama
E. hatta tatkala

Sebermula, maka adalah pada masa itu dalam pulau Singapura itu tiadalah ada binatang buas atau jinak yang kelihatan melainkan tikus. Maka, beribu-ribu tikus tanah itu sepanjang jalan serta dengan besar-besarnya hampir bagai kucing adanya. Maka jikalau kita berjalan pada malam, dilanggarkannya, beberapa banyak orang jatuh, demikianlah besarnya. Maka pada suatu malam di rumah tempat kutinggal itu ada dipelihara beberapa kucing. Maka pada setengah malam kedengaran kucing mengiau-ngiau. Keluarlah kawanku dengan membawa damar, hendak pergi melihat apakah sebabnya kucing itu. Maka serta dilihatnya ada enam tujuh ekor tikus berkerumun menggigit kucing itu. Ada yang menggigit pipinya sehingga tiadalah boleh bergerak lagi kucing itu melainkan mengiau-ngiau saja.
Hikayat Abdulah

10. Isi yang diungkapkan dalam penggalan hikayat tersebut adalah …
A. Di pulau Singapura kucing dan tikus saling bermusuhan.
B. Di pulau Singapura kucing selalu mengalahkan tikus.
C. Kucing selalu dipermainkan tikus-tikus.
D. Di pulau Singapura terdapat banyak tikus.


E. Di mana pun tikus selalu memangsa kucing.

2018/08/29

Materi Hikayat Analisis Pembahasan

PENGERTIAN HIKAYAT
Menurut KBBI Hikayat adalah karya sastra lama berisi cerita, baik sejarah maupun cerita roman fiktif, yang dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekedar untuk meramaikan pesta, misalnya Hikayat Hang Tuah, Hikayat Perang Palembang, Hikayat seribu satu malam.

www.pixabay.com

Contoh Karya Hikayat Berunsur Hindu-Islam
1.Hikayat Marakarma/Hikayat Si Miskin
2.Hikayat Serangga Bayu/Hikayat Ahmad
  Muhammad
3.Hikayat Inderajaya/Hikayat Shahi Mardan

Ciri-ciri Hikayat Berunsur Hindu-Islam
Bagian Awal
      Pada peringkat awal atau bahagian awal cerita memperkenalkan latar negeri, latar keluarga dan sebab-sebab watak wira keluar mengembara.
Bagian Pertengahan Cerita
Bagian pertengahan cerita merupakan bagian yang terpanjang ialah kisah mengenai pengembaraan watak utama.
Dalam bahagian ini watak utama/wira terpisah dari istana atau keluarga dan mengembara. Dalam pengembaraannya beliau melalui berbagai-bagai kesusahan, penderitaan,peperangan, dan percintaan.
Watakutama juga melalui berbagai-bagai pengalaman seperti belajar ilmu senjata, kesaktian, serta cabaran-cabaran menyeksakan.
Waktu pengembaraan juga watak wira mendapat bantuan daripada kuasa sakti atau ajaib, sama ada dewa-dewa, jin dan alat-alat sakti.
Bagian Akhir /Penyelesaian
Bagian akhir cerita watak utama berjaya mengatasi
masalah.
Beliau kembali ke istana dan hidup aman bahagia.

Perwatakan
Watak dan Perwatakan
Watak terbahagi kepada dua golongan iaitu watak baik/protagonis dan watak jahat/antagonis. Watak baik terdiri daripada kalangan anak raja, diberi sifat keistimewaan dan kelebihan yang tertentu. Memiliki alat senjata sakti dan lain-lain kesaktian bagi membolehkan watak wira berjaya dalam mencapai hajat dalam masa pengembaraan.
Watak jahat pula merupakan watak penghalang kepada watak baik/wira. Contohnya dalam Hikayat Ahmad Muhammad, watak Nakhoda merupakan watak penghalang kepada Ahmad dan Muhamad.

Dari segi nama watak pula terdapat percampuran dan penyesuaian nama-nama watak Hindu dengan nama-nama watak Islam.

www.pixabay.com
Latar
Latar tempat meliputi alam yang luas dan banyak
negeri-negeri seperti Kenda Kiri, negeri Baghdad, Pulau
Biram Dewa dan sebagainya. Itulah contoh latar dalam
Hikayat Ahmad Muhamad.
Terdapat juga latar kayangan diceritakan, contohnya
ayahnda dan bonda kepada Marakarma dalam Hikayat
Si Miskin berasal dari negeri kayangan.
Selain dari negeri dan alam kayangan terdapat latar
meliputi alam lautan, hutan, bukit dan gunung-gunung

Gaya Penulisan dan Gaya Bahasa
Karya-karya Zaman Hindu-Islam ini banyak
mengandungi istilah-istilah yang terdapat dalam
bahasa Arab-Parsi. Contohnya, syahdan,al-kisah, hatta
dan sebagainya.
Penggunaan nama-nama hindu pula seperti alat-alat
cokmar, dewan, gangga, dewa dan sebagainya.

Pengaruh Islam
Judul karya/cerita
Dari segi judul karya atau cerita, sastera hikayat berunsur Hindu-Islam memakai dua judul yaitu Hindu dan Islam. Contohnya Hikayat Marakarma dikenali juga sebagai Hikayat Si Miskin dan Hikayat Serangga Bayu
juga dikenali sebagai Hikayat Ahmad Muhamad.
Watak
Perwatakan tokoh-tokoh Islam seperti Nabi Sulaiman, Nabi Khaidir, Ahmad dan Muhamad. Nama-nama watak
yang bercorak Arab seperti nama negeri Shahi mardan, wazir dan sebagainya.
Konsep-konsep keislaman
Konsep-konsep Keislaman seperti konsep Allah dan segala sifatnya, konsep syurga dan neraka.
Gaya bahasa
Gaya Bahasa banyak mengunakan istilah-istilah Arab-Parsi dimulai kata Syahdan, alkisah, hatta dan kalakian

Pengaruh Hindu
Unsur-unsur hindu
Nama-nama watak Hindu seperti Shah mardan,Maharaja Asmara Gangga, nakhoda dan sebagainya
Istilah-istilah Hindu seperti cokmar, dewan dan gangga dewa.
Cara perlukisan watak-watak utama iaitu wira dan wiraati dilukiskan ‘putih’ yang penuh dengan kebaikan. Manakala watak jahat dilukis ‘hitam’ penuh dengan kejahatan dan dengki.
Peranan para dewa yaitu peranan Berma Sakti ada persamaan dengan Dewa Visynu
Upacara memuja dewa untuk mendapatkan kuasa ghaib dan sakti
Peranan binatang-binatang atau benda sakti seperti merak,gajah dan panah sakti.
Percaya kepada ahli nujum,contohnya dalam cerita
Hikayat Ahmad Muhamad,nakhoda mempercayai ahli
nujum.

Pembahasan
Hikayat Hindu-Islam berjudul “Hikayat Si Miskin”
Di cerita ini menggunakan beberapa gaya bahasa seperti  kata hatta yang berarti kemudian atau setelah itu, lalu kata alkisah, syahdan , dan masih banyak lagi. Dilihat dari tokoh, cerita ini menggunakan tokoh yang sifatnya ke arah nama Hindu seperti dewa Indera Angkasa, Maharaja Indera Dewa
Hikayat ini masuk hikayat roman. Bedasarkan isinya hikayat ini termasuk dalam jenis hikayat yang berisi cerita sejarah
Di cerita ini banyak menggunakan kata-kata berunsur Islam seperti subhanahu wa ta’ala