Kategori

2019/02/06

Resensi Novel Inferno (Dan Brown)

        Mahakarya Dante Alighieri Menentukan Nasib Umat Manusia


www.google.com

Judul                            : Inferno
Penerbit                       : Penerbit Bentang
Penulis                         : Dan Brown
Jumlah halaman           : 644 halaman
Tahun terbit                 : 2013
ISBN                            : 978-602-7888-55-5



Overpopulasi memang menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi manusia pada masa ini. Jumlah manusia yang terus bertambah menjadi ancaman serius bagi ketahanan hidup manusia di masa yang akan datang. Sampai saat ini masalah overpopulasi belum dapat terselesaikan dengan baik. Pertanyaanya adalah apakah hal itu dikarenakan tidak adanya solusi yang efektif atau karena solusi terbaik adalah solusi yang dianggap terlalu ekstrim?
Topik inilah yang menjadi intisari dari novel keempat dari penulis terkemuka Dan Brown. Inferno merupakan karya terbaru Brown yang didahului oleh sejumlah novel-novel yang meraih sukses secara komersial maupun kritikal. Novel-novel tersebut adalah Digital Fortress (1997), Angels and Demons (2000), Deception Point (2001), The Da Vinci Code (2003), dan The Lost Symbol (2009) dengan The Da Vinci Code sebagai novelnya yang paling dikenal dan juga telah diangkat ke layar kaca.
Rasa yang didapat dari novel ini tidak jauh dari novel-novel Dan Brown sebelumnya. Sekali lagi Brown menyuguhkan sebuah kisah tentang Robert Langdon yang kembali terlibat dalam suatu petualangan yang mendorongnya untuk memecahkan berbagai kode-kode rahasia yang terikat dengan sejarah dan seni. Salah satu ciri khas dari novel-novel Dan Brown adalah kemampuannya untuk mengajak pembaca terjun ke dalam petualangan yang menegangkan sembari menelusuri sejarah seni di benua Eropa. Latar tempat yang dipilih oleh Brown dalam novel ini sungguh menonjolkan unsur sejarah dari ceritanya, seperti Florence, Italia dan Istanbul, Turki beserta bangunan-bangunan bersejarahnya. Inferno karya Dante Alighieri menjadi objek bersejarah utama yang digunakan Dan Brown sebagai penggerak cerita in. Brown melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mengenalkan pembaca tentang sejarah dan latar belakang dari karya Dante Alighieri beserta karya-karya yang terinspirasi darinya.
Gaya bahasa yang digunakan Brown cocok dengan karakter maupun latar dalam cerita ini, tidak ada kata-kata yang terasa janggal ketika membaca novel ini. Dialog yang ditulis oleh Brown juga patut mendapatkan apresiasi karena betapa realistik dan informatifnya dialog- dialog tersebut. Baik diantara Langdon dan Sienna, maupun diantara tokoh-tokoh pembantu seperti ketua WHO dan Zorbrist. Kritik yang dapat diberikan pada novel ini adalah kemiripan plot ceritanya dengan karya-karya Dan Brown sebelumnya. Meskipun begitu, Brown mengemas cerita ini dengan alur yang yang menarik dan bergerak cepat sehingga walaupun ada sedikit kemiripan, kemiripan tersebut tidak terlalu jelas. Ditambah lagi dengan kejutan-kejutan yang terungkap selagi berjalannya cerita. Bahkan pembaca yang sudah sering membaca karya Brown pun dapat terkejut dengan konklusi dari cerita ini.
Sosok antagonis dari novel ini adalah Zorbrist, seorang ahli rekayasa genetika yang terobsesi dengan karya Dante Alighieri dan juga misinya untuk menyelesaikan masalah pertumbuhan penduduk yang mengancam masa depan manusia. Ketika Zorbrist mengungkapkan ide ini, organisasi kesehatan dunia WHO menganggap idenya terlalu ekstrim dan berbahaya. Solusinya yang berupa suatu ciptaan genetis, ia letakkan di suatu tempat yang hanya bisa diketahui jika teka-teki yang ia selipkan dalam karya-karya seni yang berhubungan dengan Dante Alighieri diselesaikan. Robert Langdon bangun di rumah sakit di Florence, Italia dan kehilangan sebagian memori jangka pendeknya. Pada saat itulah ia bertemu seorang dokter muda yang misterius bernama Sienna Brooks. Setelah Robert menyadari bahwa ia memiliki sepotong dari teka-teki Zobrist, ia bergegas untuk memecahkan teka-teki tersebut dan mencegah rencana yang berpotensi untuk mengancam kelangsungan seluruh umat manusia.
Novel ini merupakan novel yang sangat informatif, terutama bagi pembaca yang memang tertarik dengan bidang sejarah, seni, dan sastra. Sayangnya, bagi pembaca yang kurang tertarik dalam bidang-bidang tersebut, novel ini dapat terkesan membosankan dan terlalu penuh dengan dialog serta informasi tidak penting diantara aksi-aksi seru yang sedang berlangsung. Dengan menulis novel ini, Brown mengingatkan pembacanya untuk lebih peduli terhadap masa depan dunia ini. Novel ini membangun suatu kesadaran akan masalah overpopulasi yang hingga kini belum dapat diselesaikan dengan baik oleh ilmuwan-ilmuwan kita. Hal ini membuat pembaca berpikir lagi tentang ide Zobrist yang memang ekstrim, tetapi jelas menawarkan suatu solusi yang efektif.
Inferno merupakan sebuah novel yang sangat menghibur, unik, dan juga menarik. Ada banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang bisa didapat dari novel ini, terutama dalam bidang sejarah dan seni. Meskipun jalan ceritanya terkesan familiar pada awalnya, kejutan-kejutan dan konflik moral yang dapat diambil dari Inferno membuat novel ini sangat layak untuk dibaca.



*** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Baca juga: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar