Kategori

2019/02/12

Resensi He Loves Her Till The End (Monica Petra)


Dua Remaja Pria yang Saling Bertolak Belakang, Manakah yang Harus Dipilih?

www.google.com


Indentitas Novel :

1.      Judul                               : He Loves Her Till The End
2.      Pengarang                      : Monica Petra
3.      Penerbit                         : PT Gramedia Pustaka
4.      Tahun Terbit                  : 2008
5.      Editor                             : eMTe
6.      No. ISBN                         : 978-979-22-9513-9
7.      Jumlah halaman             : 200 hlm
8.      Ukuran Buku                  : 14 x 20 cm
9.      Kota Terbit                     : Jakarta




     Buku ini ditulis oleh Monica Petra. Ia lahir pada 13 Februari 1988 . Ia mulai menulis sejak duduk dibangku sekolah dasar, namun ia baru mulai menulis novel pada saat SMA. Ia merasa segala hal yang ia terima dalam hidupnya adalah anugerah dari Tuhan. Dari tangannya, lahirlah 14 novel. Beberapa diantaranya adalah : Looking for Laskar Cinta, Never be The Same, Perfection, Home, dan masih banyak lagi. Monica Petra banyak menulis buku tentang cinta anak remaja, serta persahabatan anka remaja. Ia ingin karyanya menginspirasi semua orang
     Cover buku ini menggambarkan seorang remaja laki-laki yang mengendarai sepeda sambil membonceng seorang remaja perempuan. Menurut saya covernya sangat sesuai dengan jalan cerita buku ini, hanya saja ketidakhadiran sang tokoh ketiga. Mungkin sang pembuat cover tidak ingin menunjukan secara eksplisit jalan cerita yang sebenarnya melalui cover ini. Akan tetapi dari segi pewarnaan menurut saya kurang menarik karena terlihat seperti novel anak SD dengan perpaduan warna hijau dan pink. Selain itu, penggunaan kertas yang seperti kertas koran turut serta mengurangi nilai dari buku ini.
    Saya menyadari bahwa, kisah yang diceritakan oleh sang pengarang merupakan kisah yang sangat umum dalam hal novel remaja, yaitu cinta segitiga. Sayangnya menurut saya, sang penulis kurang mampu dalam membedakan karyanya dengan buku-buku lain yang memiliki tema yang sama. Bahkan alur yang sudah dibangun dengan matang, justru terselesaikan dengan cara yang kurang apik dan sang penulis terkesan terburu-buru dalam menyeselaikan novel ini. Selain itu, tidak terdapat unsur ‘gregetnya’ dalam buku ini, sehingga setelah saya membaca buku ini, rasanya tidak begitu terbekas dihati saya.
   Buku ini diawali dengan seorang gadis bernama Gadis, yang sudah memiliki pacar bernama Reno, seorang remaja culun dan kutu buku. Keseharian mereka lama-lama membuat Gadis bosan terhadap Reno, ditambah Gadis sedang didekati oleh kapten basket bernama Yustian. Pengenalan alur tersebut awalnya mampu membuat saya tertarik untuk membaca novel ini lebih lanjut. Alurnya menggunakan alur maju, dan penggunaan kata yang simpel memudahkan saya membaca buku ini dan hanyut dalam alur yang diceritakan. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga,dengan bukti kutipan : “Gadis terpesona menatap Yustian yang tampak keren dalam balutan kaos olahraga,meskipun ia harus melihat cowok itu sambil memicingkan mata karena sinar matahari”.Bagian yang menurut saya paling mengecewakan dalam buku ini adalah bagian endingnya. Sang penulis gagal mengeksekusi cerita ini dan penyelesaian yang ditawarkan seakan begitu dipaksakan . Alur yang dipersiapkan dengan matang dan panjang, terselesaikan secara singkat tanpa mempedulikan aspek-aspek yang membangun cerita ini
     Tidak banyak tokoh dalam buku ini, dan kebanyakan hanya berfokus pada tiga tokoh utama saja. Pendalaman masing-masing tokoh menurut saya agak kurang, dan sang penulis juga kurang dapat mengekspresikan tokoh-tokoh yang diceritakannya. Namun tindakan tidak terduga yang kadang dilakukan beberapa tokoh cukup membuat hati saya bergejolak. Selain itu, penulis juga terkadang menampilkan beberapa adegan dalam cerita yang mungkin tidak diharapkan oleh para pembaca untuk terjadi, namun adegan tersebut muncul. Poin inilah yang mampu menutupi beberapa kekurangan dalam buku ini.
     Dari buku ini, kita diajar untuk tidak mencintai orang hanya karena fisiknya. Karena fisik yang sempurna belum tentu memiliki hati yang sempurna juga. Selain itu, kita dapat belajar agar tidak mudah menerima kata-kata manis dan janji-jani yang terucap tanpa adanya kepastian. Dan yang terpenting adalah jangan menjadi orang yang labil terhadap perasaan kita sendiri, ikutilah kata hati kita, jauhkan dari yang namanya ego dan jangan membenci orang hanya karena orang itu tidak sesuai ekspetasi orang.
     Alasan saya membaca buku ini, karena teman saya sudah membacanya dan ia merekomendasikan buku ini kepada saya. Awalnya saya menolak namun teman saya ini kerap kali membahas buku ini, dan pada akhirnya membuat saya cukup penasaran juga terhadap buku ini.
    Buku He Loves Her Till The End ini cocok untuk dibaca bagi kalangan remaja yang sedang jatuh cinta atau mungkin bingung dalam memilih pasangan. Bahasa yang simpel, alur yang mengalir, dan sedikit bumbu-bumbu adegan tak terduga mungkin dapat membuat para pembaca kalangan remaja baper. Jika anda mengharapkan kata-kata puitis, kisah flashback, ending yang tak terduga, buku ini bukanlah pilihan yang cocok bagi anda. Tapi jika anda menginginkan sebuah novel cinta yang mudah dibaca dalam waktu senggang, maka buku ini adalah pilihan anda.


*** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com

Baca juga:

resensi-tears-in-heaven-angelia-caroline

resensi-biru-langit-cinta-eko-hartono


Tidak ada komentar:

Posting Komentar