Resensi Novel Sherlock Holmes : Kesaksian si Pria Bungkuk
Identitas buku :
Judul buku :
Misteri Pembunuhan Mantan Kolonel Polisi
Penulis : Sir
Arthur Conan Doyle
Penyunting : Tim
NARASI
Perancang sampul : Gunawan
Penerbit : NARASI
Distributor : PT.
BUKU KITA
ISBN : 9791681694
ISBN13 : 9789791681698
Tanggal Terbit : 10 Maret
2009
Arthur Ignatius Conan Doyle lahir pada
tanggal 22 May 1859 di Edinburgh, Scotland. Ia adalah pengarang cerita fiksi
terkenal berkebangsaan Inggris. Salah satu karangannya yang paling terkenal
adalah serial petualangan Sherlock Holmes. Ia mendapat gelar dokter dari
Universitas Edinburgh dan mulai membuka praktik di Southsea, Inggris pada tahun
1882. Ia meninggal pada tanggal 7 Juli
1930 karena sakit.
Buku ini menurut saya berkualitas
karena covernya menggunakan kertas art carton dan isinya menggunakan kertas
hvs. Design covernya juga menarik dengan perpaduan warna berbeda-beda dan unik.
Tulisannya juga pas tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tetapi menurut
saya buku ini seharusnya di beri gambar sehingga pembaca tidak bosan mebaca dan
lebih menarik.
Tema dari buku ini adalah misteri.
Buku ini bercerita tentang detektif bernama Sherlock Holmes yang berusaha
memecahkan misteri matinya mantan kolonel polisi bernama Barclay. Namun anehnya
kunci kamar di mana Barclay mati hilang dan istrinya tergeletak pingsan
disebelahnya.
Tokoh pada novel ini ada 6. Protagonistnya
adalah Sherlock Holmes ia adalah seorang detektif yang baik dan penolong. Tokoh
lainnya ada Dr. Watson pembantu
Sherlock Holmes yang baik, Nancy Devoy yang Baik, Ramah, Nona Morisson Pintar,
Baik, Bijaksana Henry Wood yang Baik, Jujur, dan yang terakhir adalah Kolonel
Barclay yang humoris, licik, keras, dan kejam.
Alur pada novel ini adalah alur
maju. Diawali dari cerita Henry dan teman perangnya Barclay. Mereka berdua menyukai wanita sama
bernama Nancy. Karena Barclay takut berkalah saing, ia berbuat licik dengan
menganiyaya Henry sampai bungkuk dan cacat agar Nancy tidak menyukainya. Pada
akhirnya Nancy memilih Barclay untuk menjadi suaminya.
Setelah sekian lama menikah mereka
bertengkar dan melihat Henry melewati rumahnya dengan keadaan bungkuk dan cacat,
lalu Barclay terkena asma dan meninggal di tempat dengan istrinya yang pingsan
di sebelahnya. Henry ingin menolong tetapi ia takut dianggap pembunuh. Ia
memutuskan untuk kabur dan mengambil kunci rumah tersebut. Setelah diselidiki
oleh Sherlock Holmes, ia menemukan bahwa Henry adalah saksi dan ia mencari
Henry untuk meminta penjelasan.
Latar yang ada di novel ini ada
banyak. Tempatnya ada di tumah Dr. Watson, Pinggir kiri jalan, rumah Kolonel
Barclay, dan Hudson Street. Suasananya ada yang menegangkan dan ada juga yang
menakutkan. Waktunya pada sore hari dan malam hari.
Sudut pandang yang digunakan adalah
sudut pandang orang ketiga. Karena pengarang menceritakan seorang saksi mata
yang berada dalam cerita dan serba tahu, dibuktikan dengan pengarang
menceritakan kisah Henry dan tokoh lain dengan lengkap.
Gaya Bahasa yang digunakan adalah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi tidak terlalu baku, sehingga mudah
dipahami oleh hampir semua kalangan. Tetapi novel ini tidak cocok untuk anak
dibawah 14 tahun karena terdapat kata yang kasar.
Novel ini sangat cocok untuk
kalangan remaja dan dewasa, apalagi orang yang menyukai misteri-misteri yang
sulit dipecahkan. Novel ini juga terdapat amanat yang sangat cocok untuk
kalangan remaja. Novel ini tidak saya sarankan untuk anak dibawah 14 tahun
karena novel ini terdapat kata-kata yang kasar dan isi novelnya cukup sadis.
Pesan yang bisa kita ambil dari cerita
ini adalah jangan berbuat licik terhadap seseorang untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkan dan selalu lah tolong menolong dan berkata jujur.
Alasan saya memilih novel ini karena
saya menyukai cerita tentang misteri-misteri yang sulit dipecahkan. Saya juga
tertarik oleh covernya yang menarik. Dan alasan saya yang paling kuat mengapa
saya memilih novel ini karena saya orangnya tidak suka membaca, jadi saya
memilih novel yang tipis dan cukup menarik untuk dibaca.
resensi-novel-larasati
resensi-novel-refrain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar