Kategori

2019/02/01

Resensi Novel The Truth About Forever

Kebersamaan Menerbitkan Kasih

www.google.com

Judul buku      : The Truth About Forever
Penulis            : Orizuka
Editor              : Gita Romahdona
Terbit              : 2008 (Cetakan Pertama)
Penerbit           : Gagasmedia
Bahasa            : Indonesia
Tebal               : vi + 306 halaman


          Okke Rizka Septania atau yang dikenal sebagai Orizuka, adalah seorang penulis novel asal Indonesia kelahiran tahun 1986. Lahir di Palembang, ia tumbuh di keluarga yang gemar membaca.  Orizuka telah menghasilkan 26 karya, satu di antara karyanya yaitu “Summer Breeze” telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Saya akan meresensi karya kedelapannya yang diterbitkan pada tahun 2008, “The Truth About Forever.”
          Novel ini berukuran sedang, yaitu 13 x 19 cm. Cover buku ini dikemas dengan simpel, didominasi oleh warna abu abu terang. Tebal novel ini 306 halaman. Font yang digunakan adalah Calibri, dengan ukuran yang cukup besar sehingga tidak melelahkan untuk dibaca. Novel ini terdiri dari 15 bab secara total, yang masing – masing babnya rata – rata terdiri dari 20 halaman. Kertas yang digunakan adalah kertas HVS biasa.
          Saya sangat menyukai alur dan tema yang digunakan pada novel ini. Mengangkat tema tentang kehidupan, novel ini bercerita tentang Yogas, seorang pemuda yang mengidap HIV, pergi ke Yogyakarta untuk balas dendam kepada seseorang yang membuat dirinya mengidap penyakit mematikan tersebut. Di Yogyakartalah Yogas bertemu dengan Kana, perempuan ceria yang telah memberikan Yogas semangat untuk hidup kembali.
          Alur yang terdapat pada novel ini adalah alur campuran. Karena terdapat bagian dimana pembaca dibawa ke masa lalu. Genre novel ini adalah romance, tapi menurut saya novel ini tidak hanya memuat kisah cinta - cintaan saja, karena didalamnya, kita sekaligus dapat melihat kisah hidup dari pandangan seorang yang mengidap HIV.
          Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dibuktikan dari kutipan pada halaman 227, Yogas menghantamkan kepalannya ke lantai, rahangnya mengeras. Bagaimanapun, dia harus menemukan Joe untuk balas dendam. Karena kejadian itu, Yogas sudah tidak punya tujuan hidup lagi.
          Novel ini memiliki 2 tokoh utama, yaitu Yogas, dan Kana. Yogas adalah seseorang yang sangat mementingkan hidup orang – orang disekitarnya. Maka dari itulah, ia sangat sulit didekati. Ia keras, pemarah, dan jutek kepada orang – orang disekitarnya bukan tanpa alasan, ia tidak ingin menyakiti orang – orang yang terlanjur menyayanginya, karena ia tahu ia tidak akan berumur panjang. Yogas adalah seorang yang tegar dalam menghadapi keadaannya meskipun ia tidak bisa menahan hasrat balas dendam.
          Kana sendiri adalah perempuan tegar, ceria, humoris, keras kepala, dan tak pernah menyerah. Meskipun sudah ditolak dengan menyakitkan oleh Yogas, ia tetap tidak menyerah untuk mendekati Yogas dan menyakinkan Yogas bahwa ia menerima Yogas dengan segala keadaan yang dialami Yogas.
          Novel ini mengajarkan kita untuk menghargai hidup kita, dan menyadarkan kita untuk tidak membuang – buang waktu kita. Novel ini juga mengajarkan kita untuk tidak mengucilkan para penderita HIV/AIDS, karena bagaimanapun mereka juga manusia yang sama seperti kita.
          Saya merekomendasikan novel ini untuk anak remaja, karena ada banyak makna tentang kehidupan yang bisa dipetik dari novel ini.

          Alasan saya memilih buku ini karena saya menyukai novel – novel karangan Orizuka yang lainnya. Saya suka bagaimana Orizuka menuliskan cerita yang jika kita lihat sekilas dari sinopsis bukunya akan terkesan klise, tapi sebaliknya, isinya ditulis dengan sangat menarik dan tidak membosankan. Awalnya saya juga mengira novel ini akan membosankan, namun sebaliknya, novel ini sangat bagus.

                                                      *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar