www.pixabay.com |
Tarumanegara ( Tolomo )
Keberadaan kerajaan ini
dibuktikan dengan banyaknya penemuan batu-batu prasasti pada wilayah Jakarta
dan Bogor. Bukti tersebut menyebutkan mengenai sebuah kerajaan Hindu yang
bernama Tarumanagara yang diperintah oleh raja yang bernama Purnavarman. Teks
tersebut berangka tahun pada pertengahan abad ke 5. Kekuasaan Raja Purnavarman
meliputi Sungai Citarum sampai Selat Sunda. Adapun ibukota Tarumanagara sendiri
berada diantara Tugu dan Bekasi.
Raja Purnavarman juga
memerintahkan untuk membangun sebuah kanal irigasi. Selain itu juga terdapat
prasati yang mencetak telapak kaki dari Purnavarman yang diibaratkan sebagai
kaki dewa Wisnu, prasasti ini mirip dengan prasasti yng pernah dikeluarkan oleh
Raja Gunavarman dari Funan..Hal itu dilakukan sebagai salah satu bukti, bahwa
Purnavarman menjadi raja pada masa itu adalah penganut penyembah Wisnu yang
taat.
Penemuan bukti-bukti
mengenai kerajaan Tarumanagara di sepanjang pantai utara Jawa-Bali
mengindikasikan bahwa sudah banyak terjadi aktivitas perdagangan disana sebelum
Agama Hindu menebarkan pengaruhnya. Perdagangan melalui Laut Jawa sangatlah
penting untuk melakukan jaringan perdagangan dengan Cina dan India.
Kerajaan ini mengirim
utusan pertamanya ke China pada 528 M dan selanjutnya pada 666 M dan yang
terakhir pada 669 M. Pada abad ke 7 M kerajaan tersebut mengalami kehancuran,
hal ini dimungkinkan karena serangan Kerajaan Srivijaya.
Holing ( Chopo )
Kerajaan ini ibukotanya
bernama Chopo ( nama China ), menurut bukti- bukti China pada abad 5 M.
Mengenai letak Kerajaan Holing secara pastinya belum dapat ditentukan. Ada
beberapa argumen mengenai letak kerajaan ini, ada yang menyebutkan bahwa negara
ini terletak di Semenanjung Malay, di Jawa barat, dan di Jawa Tengah. Tetapi
letak yang paling mungkin ada di daerah antara pekalongan dan Plawanagn di Jawa
tengah. Hal ini berdasarkan catatan perjalanan dari Cina
Kerajaan Holing adalah
kerajaan yang terpengaruh oleh ajaran agama Budha. Sehingga Holing menjadi
pusat pendidikan agama Budha. Holing sendiri memiliki seorang pendeta yang
terkenal bernama Janabadra. Sebgai pusat pendidikan Budha, menyebabkan seorang
pendeta Budha dari Cina, menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou ei-
Ning ke Holing, ia ke Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa
sansekerta ke bahasa cina pada 664-665.
Sistem Administrasi
kerajaan ini belum diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti menunjukkan
bahwa pada tahun 674-675, kerajaan ini diperintah oleh seoarang raja wanita
yang bernama Simo.
Holing sendiri banyak
ditemukan barang-barang yang bercirikan kebudayaan Dong-Song dan India. Hal ini
menunjukkan adanya pola jaringan yang sudah terbentuk antar Holing dengan
bangsa luar. Wilayah perdaganganya meliputi laut China Selatan sampai pantai utara
Bali. Tetapi perkembangan selanjutnya sistem perdagangan Holing mendapat
tantangan dari Srivijaya, yang pada akhirnya perdagangan dikuasi oleh
Srivijaya. Sehingga Srivijaya menjadi kerajaan yang menguasai perdagangan pada
pertengahan abad ke-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar