Kategori

2019/02/08

HOAX di Sekitar Kita


Berita Palsu Merajalela di Sekitar Kita


www.pixabay.com

Hoaks adalah berita berisi informasi yang tidak benar tapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoaks merajalela di sekitar kita karena mayoritas kita sebagai pembaca sulit untuk menyaring berita-berita dengan tepat. Di sisi lain juga hoaks mudah sekali disebarkan melalui berbagai media seperti smartphone, laptop, koran, dan lainnya. Hoaks sama dengan berita pada umumnya yang dapat mencakup berbagai konten seperti agama, politik, kesehatan, bencana alam, dan sebagainya. Berita ini juga disebarkan melalui narasi, foto, video, dan disebarkan ke media massa.

Terdapat empat mode dalam kegiatan penemuan informasi melalui internet, diantaranya adalah :
1.      Undirected viewing : seseorang mencari informasi tanpa tahu informasi tertentu dalam pikirannya dan sebanyak-banyaknya yang kemudian disaring sesuai keinginannya.
2.      Conditioned viewing : seseorang sudah mengetahui akan apa yang dicari dan pencarian informasi sudah mulai terarah.
3.      Informal search : seseorang telah mempunyai pengetahuan tentang topik yang akan dicari tetapi penelusuran ini hanya bertujuan untuk menentukan adanya tindakan atau respon terhadap kebutuhannya.
4.      Formal search : seseorang mempersiapkan waktu dan usaha untuk menelusur informasi atau topik secara khusus sesuai kebutuhannya. Penelusuran ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara detail guna memperoleh solusi atau keputusan dari sebuah permasalahan yang dihadapi (Choo,Detlor, & Turnbull,1999).

            Kemenkominfo membantu masyarakat Indonesia agar dapat menyaring berita dengan tepat. Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax, Septiaji Eko Nugroho  menguraikan lima langkah sederhana  yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita asli dan mana yang hoax. Langkah-langkahnya adalah berhati-hati dengan judul yang provokatif, kemudian bacalah berita dai situs-situs resmi atau yang sudah terverifikasi, lalu periksa darimana berita itu berasal. Langkah selanjutnya cek keaslian foto dan yang terakhir ikut serta grup anti hoax di media sosial.

            Pemerintah juga sudah menyikapi merajalelanya berita hoax ini dengan mengeluarkan beberapa pasal yang akan ditimpakan kepada penyebar hoax. Pasal-pasal tersebut diantaranya KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentanga Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Mabes Polri pun sudah menegaskan bahwa penyebar hoax bisa dihukum penjara sampai dengan 6 tahun dan bahkan dengan denda sebesar Rp 1 Miliar Rupiah.

www.pixabay.com

            Beberapa situs di internet juga sudah menyiapkan fitur-fitur bagi para penggunanya. Misalnya saja Google yang sudah menyediakan layanan feedback sehingga para pembaca yang membaca berita hoax dari suatu situs tertentu dapat melaporkannya dan situs tersebut dapat diblokir. Ada juga perusahaan lainnya seperti Facebook yang memiliki fitur bagi penggunanya untuk melaporkan berita-berita hoax yang mereka dapat.

            Disini saya akan memaparkan beberapa contoh hoax yang pernah viral. Berita pertama datang dari prediksi Suku Maya mengenai kiamat yang akan terjadi tepat pada tanggal 21 Desember 2012. Ini sempat mengguncang dunia karena bahkan dikatakan bahwa bumi akan ditabrak oleh sebuah planet bernama Nibiru. Ini semakin meyakinkan hingga akhirnya peneliti NASA angkat bicara dan mengatakan bahwa kabar ini hanya untuk menakuti anak kecil. Karena, NASA mengklarifikasi bahwa planet Nibiru tidak pernah ada dan hanyalah hoax semata.

            Berita lainnya datang dari Bali, seorang pria bernama I Wayan Sumardana berumur 31 tahun mengatakan bahwa ia berhasil menciptakan robot yang digerakkan melalui sensor otak dengan sistem EEG (Electroencephalogy). Setelah diteliti oleh seorang ahli sistem saraf pada otak bernama dr. Rizki menyatakan bahwa robot ini adalah hoax sepenuhnya. “Sayang sekali, setelah melihat langsung “elektroda” yang ditempatkan di kepala dan “tangan robot”, saya bisa pastikan keseluruhan hanyalah hoax semata.”

            Dengan adanya hoax ini berdampak buruk bagi para pembaca secara tidak langsung karena si pembaca juga akan menyebarkan berita yang katanya “sesuai dengan fakta” padahal itu tidak benar. Dengan berita ini juga dapat menyesatkan orang-orang disekitarnya dan pada akhirnya berita ini akan viral seperti prediksi kiamat pada tahun 2012.

            Dengan demikian, sebagai masyarakat Indonesia berhati-hatilah dalam mencari berita-berita yang ada di media sosial. Jangan sampai kalian tertipu oleh para penjahat-penjahat di internet tersebut. Carilah berita yang sudah terverifikasi dan berasal dari sumber yang resmi atau terpercaya.

Baca juga:

dampak-media-sosial

belajar-vs-bosan

masa-depan-tanpa-narkoba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar