Kategori

2019/02/07

Resensi Biru Langit Cinta (Eko Hartono)

Warna Warni Cinta

www.google.com


Novel ini berjudul Biru Langit Cinta. Ditulis oleh Eko Hartono. Novel ini diterbitkan oleh Zettu di Cipayun, Jakarta Timur. Novel ini diedit oleh Resa Alpian dan A. Latif.  Dengan ukuran 13 x 19 cm, dan memiliki tebal 228 halaman.

Tentang penulis, Eko Hartono. Ia lahir di Wonogiri pada tanggal 16 Juni 1969. Ia merupakan penulis cerpen, puisi, artikel, drama, skenario, novelet, dan novel. Dan beberapa karyanya sudah dimuat di media massa, antara lain : Femina, Kartini, Swara Cantika, Kawanku,  Aneka, HAI, Republika, Suara Karya, Nova, Kedaulatan Rakyat, Wawasan, Cempaka, Solopos, Alkisah, Bobo, Talenta, Panjebar Semangat, SINDO, Tribun Jabar, Tabloid NYATA, dan masih banyak lagi. Ia juga pernah meraih beberapa prestasi, diantaranya: Pemenang Harapan Sayembara Novelet Majalah Kartini, 1996, judul: Pilkades. Juara II Penulisan Naskah Buku Cerita Keagamaan, judul: Anak-anak Hutan, 2000. Juara II Nasional Penulisan Naskah Buku Cerita Keagamaan untuk siswa SMP/MTs, judul: Ukhuwah. Eko hartono juga menerbitkan novel anak berjudul: Misteri Bangunan Tua, Lari Dari rumah, dan Anak-anak Rimba.

Novel Biru Langit Cinta ini menggunakan kertas buram. Sehingga lebih ramah lingkungan, tetapi kurang enak untuk dibaca dan dipegang. Kemudian, novel ini tidak memiliki gambar apapun. Dari awal sampai akhir, penuh dengan teks. Dan hal itu cukup membosankan para pembaca, terutama remaja.

Saya akan menceritakan sedikit isi dari buku ini. Ketika perasaan cinta yang kamu anggap remeh ternyata mampu membuat hidupmu jungkir balik dalam waktu yang singkat. Arin gadis asal kota Malang yang bekerja sebagai guide di sebuah agen tour and travel terkemuka di kota Jogja. Profesi yang mengharuskannya untuk bertemu dengan turis asing maupun lokal tak juga membuat hatinya tersentuh dengan namanya cinta. Semua ia anggap sebagai profesionalitas kerja semata. Hingga sebuah peristiwa mempertemukannya dengan seseorang bermata biru, yang tak lain salah satu turis yang menggunakan jasanya sebagai Guide. Sam seorang warga Inggris yang sedang mempelajari kehidupan orang Jawa mampu membuat hati Arin tersentuh. Namun belum juga cinta itu berbunga ia harus menelan pahitnya berpisah dengan Sam yang kembali ke negaranya. Sedikit penyesalan karena belum mengungkapkan perasaan yang dimilikinya. Belum lagi kabar dari Sam yang tak kunjung tiba, seolah-olah Sam seperti di telan bumi.

Kegalauan yang amat dalam membuatnya tidak fokus pada pekerjaannnya, sehingga Arin memutuskan cuti pulang ke Malang untuk menenangkan diri. Tetapi kepulangannya kali ini membuat seluruh keluarga mendesak Arin untuk segera memiliki pasangan mengingat usianya yang sudah menginjak 26 tahun. Perjodohan adalah jalan yang dipilih keluarga Arin. Setyo teman Arin saat kuliah dulu adalah satu-satunya kandidat yang diajukan oleh keluarga Arin. Witing trisno jalaran soko kulina - Cinta datang karena terbiasa. Itulah pepatah yang selalu berdengung di fikiran Arin ketika ia mulai bimbang antara memilih Setyo atau Sam yang tak kunjung memberi kabar. Ketika hati Arin sudah mulai menerima Setyo, Sam muncul dengan perubahan drastis yang membuat cinta Arin tumbuh kembali. Dan pada akhirnya cinta Arin berlabuh pada Sam.

Berdasarkan novel ini, ada beberapa tokoh yang berperan dalam cerita ini. Antara lain: Arin, Sam, Setyo, Ira, Robert, Diego, dan Jill. Dan masing- masing tokoh memiliki wataknya sendiri- sendiri. Arin memiliki watak profesional dalam bekerja, Sedikit plin- plan, dan sering ragu dengan pilihan hatinya sendiri. Sam memiliki watak  penyayang, dan suka memainkan perasaan wanita. Sedangkan Setyo, sahabat Arin memiliki watak setia kawan, dan bisa menjadi penyemangat hidup orang lain. Ira memiliki watak Pengingat yang baik, tegas, tetapi suka gosip. Robert, dan Diego, turis asing memiliki watak yang angkuh, egois, dan agresif. Dan yang terakhir, Jill, mantan kekasih Arin memiliki watak mudah menaklukan hati wanita, tetapi kurang setia.

     Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga-sebagai pengamat, karena penulis menceritakan apa yang ia lihat, dan rasakan. Dan novel ini menggunakan Bahasa yang mudah dipahami, padat, dan dapat memancing emosi si pembaca. Setelah membaca novel ini saya mendapatkan sebuah pelajaran, yaitu manusia hanya mampu berencana, terwujud atau tidak hanya Tuhan yang boleh berkehendak. Sehingga novel ini cocok dibaca oleh anak- anak remaja terutama perempuan, dan orang tua. Karena mengandung banyak pelajaran mengenai cinta yang sesungguhnya, dan banyak bagian dari cerita yang dapat dijadikan pelajaran. Salah satunya dengan menjaga harga diri dengan sebaik- baiknya. Dan jangan merusak diri kita saat masih muda, karena akan mempengaruhi masa depan kita, dan tetap berjuang melawan hidup dengan sebaik- baiknya. Kalua jatuh bangun lagi, kalua salah, diperbaiki.
     
 Setiap karya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Dimulai dari covernya. Cover novel ini memiliki warna yang mencolok, biru muda dan design yang kreatif sehingga menarik perhatian orang yang  melihatnya. Judul yang digunakan juga menggunakan kalimat yang tidak biasa. “biru langit cinta” secara sekilas orang bingung apa isi novel ini sehingga lebih menarik perhatian untuk membaca. Dan penulis novel ini sudah terkenal dengan karya- karyanya yang apik. Kemudian, ke jenis kertasnya. Jenis kertas yang digunakan adalah kertas buram.  Jadi warnanya kurang enak dilihat. Tetapi dengan penggunaan Bahasa yang mudah dipahami, dan alur yang menarik, serta sullit ditebak tetap menarik pembaca untuk tetap membaca novel ini. Kekurangan lainnya adalah, novel ini tidak mempunyai gambar, dari awal sampai akhir penuh dengan teks. Dan ada beberapa bagian yang tidak masuk akal, apalagi saat menggunakan keterangan waktu. Tetapi secara keseluruhan novel ini menarik, dan pantas untuk dibaca karena mengandung isi yang berkualitas, dan pelajaran tentang hidup yang dapat diterapkan.



*** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com

Baca juga:

resensi-novel-pengurus-mos-harus-mati

resensi-r-raja-ratu-rahasia-wulanfadi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar