Kategori

2019/02/04

Resensi Perang Salib

PERANG SALIB

www.google.com

Jenis Buku           : Buku non-fiksi
Judul Buku          : Perang Salib 1097-1444 Dari Dorylaeum Hingga Varna
Penulis                 : Devries, Dickie, Dougherty, Jestice, Jorgensen, Pavkovic
Tahun Terbit      : 2007
Penerbit              : PT Elex Media Komputindo
Tebal Buku          : 216 halaman
Ringkasan            :
Paus Urbanus II berkhotbah bahwa Persia akan menyerbu Tanah Kristen. Ternyata, Turki Seljuk yang menyerbu tanah kristen tersebut, bukan Persia. Pada tahun 1071, Turki Seljuk menyerbu Kekaisaran Bizantium dan kaisar Bizantium, Romanos IV Diogenes, ditangkap. Alexius I Comnenus, tidak bisa berbuat apa-apa dan meminta Paus Urbanus II untuk merebut kembali tanah mereka dalam bentuk pasukan untuk melawan Turki Seljuk di Timur Tengah. Paus Urbanus II setuju dan hal tersebut membahagiakan beliau karena dua alasan. Pertama, dia dapat mengarahkan penaklukan Tanah Suci. Kedua, dengan merekrut prajurit untuk berperang di Timur Tengah, Urbanus dapat memindahkan orang-orang yang sering membuat masalah dari Eropa.
Pada tahun 1095, Paus Urbanus II khotbah di sidang Konsili Clermont dan menyerukan Perang Salib. Seruan tersebut berhasil dan banyak uskup dan pendeta menkhotbahkan Perang Salib. Sejumlah bangsawan dan ksatria terkenal menanggapi seruannya. Sejumlah besar bangsawan rendahan, tuan tanah, prajurit biasa, orang miskin, anak petani juga ikut serta dalam seruan Perang Salib tersebut.
Mereka berangkat pada Hari Kenaikan Bunda Maria, yaitu pada tanggal 15 Agustus 1096. Pasukan petani tiba duluan di Bizantium, dan prajurit tersebut bukan yang diinginkan Alexius I Comnenus. Karena dianggap beban bagi Kekaisaran Bizantium, mereka dikirim untuk menyebrangi Bosporus ke Asia. Pada tanggal 6 Agustus, prajurit Salib petani tersebut melanjutkan perjalanan mereka ke Nicaea dan bertemu tentara Turki Seljuk dalam pertempuran. Tentara Salib pun ikut bertempur dan kalah karena mereka tidak mempunyai senjata, baju zirah, kepemimpinan militer, dan keperluan militer lainnya. Banyak dari mereka yang tewas, dan juga dipaksa untuk masuk islam atau dibunuh. Hanya sedikit yang kembali ke Konstantinopel.
Pasukan Militer Salib akhirnya tiba di Konstantinopel, dan setiap hari datang 1 pasukan. Pada akhirnya, pasukan militer tersebut sudah kelebihan untuk digabungkan dengan prajurit Bizantium. Beberapa dari mereka juga tidak sudi diperintah oleh prajurit Bizantium. Pada tahun 1094, pasukan salib mengepung Niceaea dan bentrokan kecil-kecilan yang dilanjutkan pertempuran terjadi pada 21 Mei. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh prajurit salib. Tentara Salib melanjutkan jalan ke Antiokia dan pada saat itu, Tentara Salib dilanda kelaparan. Meskipun demikian, Tentara Salib tetap menyerbu Antiokia yang pada saat itu juga mengalami krisis. Tentara Salib menang dan melanjutkan jalan ke Yerusalem dan menguasainya. Yerusalem direbut oleh pasukan Turki Seljuk dan Tentara Salib menguasainya kembali beberapa bulan kemudian.
Perang Salib kedua muncul, dan perang ini melibatkan dua raja terkenal, yaitu Raja Konrad III dan Louis VII. Tentara Salib ingin menyerbu Nur-Ad-Din, tetapi akhirnya memutuskan untuk menyerang Damaskus karena lebih dekat dari tanahnya. Tentara Salib mengalami kegagalan dalam penyerangan tersebut. Damaskus menyerang kembali Tanah Suci dan pasukan salib kehilangan semua tanah negara-negara kristen di Tanah Suci.
Pada tahun 1196, panglima Nur-Ad-Din, Shirkuh meninggal dunia. Posisi tersebut digantikan oleh Saladin. Nur-Ad-Din menentang Saladin. Meskipun demikian, Saladin memenangkan banyak sekali pertempuran dan mengatakan bahwa Tentara Salib mudah dikalahkan.
Pada Perang Salib ketiga, Yerusalem direbut oleh Saladin. Berita tersebut diserukan oleh Paus Gregorius VII dan menarik 3 raja: Frederik I Barbarossa dari Jerman, Phillip II Augustus dari Prancis, dan Henry II dari Inggris (yang digantikan oleh putranya, Richard si Hati Singa saat kematiannya tahun 1189) untuk datang ke tanah suci. Frederik I Barbarossa tenggelam di Sungai Goksu saat perjalanannya menuju tanah suci dan hanya sedikit dari pasukannya berkurang karena penyakit, kelelahan, dan kelesuan, yang meneruskan perjalanan menuju tujuan awal mereka.


*** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar