Kategori

2019/02/08

Imperfeksi Gaya Hidup


Imperfeksi
Gaya Hidup Bebas Sampah

www.pixabay.com

            Pada era modern ini, banyak orang yang mulai mengadaptasi gaya hidup yang sesuai dengan prinsip dan perilakunya sehari-hari. Seperti contohnya, hedonisme. Gaya hidup yang sudah terkenal dengan mengeluarkan banyak uang untuk membeli kebutuhan tersier atau barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Kemudian, ada juga gaya hidup yang dinamakan dengan gaya hidup bebas sampah atau zero waste. Filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali ini menuntut untuk hidup dengan minim, atau bahkan tidak memproduksi sampah dalam bentuk apa pun. Tanpa kita sadari, tempat pembuangan sampah mulai meluap, lautan tercemar, dan landfill ditinggalkan dengan miliaran ton sampah yang tidak dapat terurai selama ratusan tahun dan tidak dapat didaur ulang. Kita telah mencapai titik di mana gaya hidup ini benar-benar dperlukan untuk menjaga masa depan ekosistem kita.
            Bea Johnson dari Zero Waste Home mempopulerkan 5R, yaitu, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot. Bahasa Indonesianya adalah Menolak, Mengurangi, Menggunakan Kembali, Daur Ulang, dan Membusukkan. Prinsip ini dijadikan pegangan untuk mengarah kepada gaya hidup tanpa limbah sehingga dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana. Langkah konkret sebagai pengaplikasian prinsip ini adalah:
1.      Tolak benda-benda yang tidak diperlukan. Langkah pertama untuk memulai hidup bebas sampah adalah pikirkan sebelum menerima barang-barang yang ditawarkan. Tolak brosur, kipas gratis, atau segala macam benda yang kemungkinan besar akan langsung masuk tempat sampah.
2.      Kurangi apa yang diperlukan.
3.      Gunakan barang yang telah dimiliki.
4.      Daur ulang agar bisa kembali menjadi barang dengan daya guna.
5.      Busukkan sisanya.

            Setiap tahun, dunia mempunyai 100 miliar sampah sampah plastik yang membutuhkan waktu 1000 tahun untuk terurai. Menerima plastik dari toko-toko akan mengakibatkan kenaikan permintaan pasar atas plastik, lebih baik gunakan tas kain atau langsung masukkan saja ke dalam tas sekolah ketika memungkinkan. Sebenarnya, toko buah tidak mewajibkan untuk menaruh buah ke dalam plastik yang telah disediakan untuk ditimbang. Lagi-lagi tas sendiri boleh digunakan, sehingga tidak akan ada plastik tambahan yang dibawa pulang ke rumah.
            Membawa peralatan makan sendiri juga berperan besar dalam mengurangi jumlah pemakaian plastik. Gerai minuman seperti Cha Time dan Starbucks, menerima pembelian minuman menggunakan tumblr atau gelas berulang kali pakai. Selain itu, selain menggunakan sedotan plastik, kalian bisa beralih ke sedotan bambu atau stainless steel yang bisa dipakai berulang kali. Sedotan bambu biasanya tahan 3-4 bulan, sementara stainless steel tahan lebih tahan lama. Sudah banyak rekaman singkat yang beredar di internet tentang hewan laut seperti penyu, terkena dampak limbah plastik yang dibuang ke laut. Plastik tersebut tersangkut di dalam hidung penyu dan dibutuhkan beberapa orang untuk mengeluarkannya hingga hidung penyu tersebut berdarah. Begitu pula dengan alat makan lainnya seperti sendok, garpu, atau sumpit yang lebih baik dibawa dari rumah.
www.pixabay.com
            Oh, selain sedotan bambu, ada baiknya juga mengubah sikat gigi plastik dengan sikat gigi bambu yang bertahan lebih lama, 9-12 bulan sebelum perlu ditukar dengan yang baru. Lebih dari 4,7 miliar sikat gigi plastik yang tidak pernah didaur ulang dibuang di tempat sampah dan laut stiap tahunnya. Oleh karena itu, tentu jauh lebih baik apabila kebiasaan dan rutinitas menggunakan bahan bio-degradable mampu berlangsung tanpa berpikir dua kali.
            Terkhusus kaum hawa, tahu tidak kalau sebenarnya pembalut membutuhkan sekitar 500-800 tahun untuk terurai? Pembalut dan tampon tersebut akan masih ada di dunia bahkan sampai anak cucu kita lahir dan menjadi tua lagi. Seorang wanita biasanya membuang sekitar 150 kilogram sampah jenis ini sepanjang hidupnya. Benda lain yang mampu digunakan sebagai alternatif adalah menstrual cup, yang masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Penggunannya digunakan dengan memasukkannya ke dalam kemaluan wanita, mirip seperti tampon. Menstrual cup terbuat dari silikon berstandar medis yang bisa bertahan hingga 10 tahun pemakaian. Tidak perlu takut kehilangan keperawanan karena produk kebersihan karena itu adalah anggapan yang salah. Jika kurang nyaman dengan cara pemakaian, sekarang sudah banyak toko daring yang menjual pembalut terbuat dari kain tebal dan bisa dicuci untuk digunakan berulang kali.
            Kemudian, ada search engine, atau situs mesin pencari laman bernama Ecosia, yang menanam pohon setiap 45 pencarian. Nah, Ecosia menarik keuntungan dari iklan yang ditayangkan. Sebanyak 80% dari keuntungan mereka menjadi modal untuk menanam pohon. Mereka juga membagikan grafik keuangan mereka dan mengunggah rekaman proses penanaman pohon di berbagai tempat sebagai bukti transparansi. Juni lalu, sudah 11 juta pohon ditanam.
            Sampah juga mampu didonasikan ke bank sampah yang sudah lumayan banyak di pulau jawa khususnya. Selain itu, stasiun televisi Daai TV memiliki organisasi bernama Yayasan Buddha Tzu Chi. Mereka menerima sampah seperti botol plastik, kardus susu, gelas kaleng, kardus, buku bekas, baju bekas, bahkan barang elektroknik yang sudah tidak terpakai. Limbah plastik tersebut diubah menjadi selimut yang akan dibagikan pada kaum yang membutuhkan.
            Tidak ada kata sempurna dari gaya hidup zero waste, ketidaksempurnaan ini jangan dijadikan alasan untuk tidak memulainya. Jadikan ini bukan sebagai tujuan, tapi proses. Dan mari kita bersama-sama menjalani proses ini. Pada akhirnya, gaya hidup bebas sampah dimulai dengan keinginan untuk mengubah kebiasaan konsumsi dan berinvestasi di masyarakat demi masa bumi dan anak cucu kita.
 Baca juga:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar