Kategori

Tampilkan postingan dengan label Teks Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teks Puisi. Tampilkan semua postingan

2019/09/25

Puisi W.S. Rendra

Puisi W.S. Rendra

www.google.com

Lagu Serdadu
Kami masuk serdadu dan dapat senapang
ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang
Yoho, darah kami campur arak!
Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak

Nenek cerita pulau-pulau kita indah sekali
Wahai, tanah yang baik untuk mati
Dan kalau ku telentang dengan pelor timah
cukilah ia bagi puteraku di rumah



                           KENANGAN DAN KESEPIAN

www.pixabay.com
Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa
sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.

Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu.


CILIWUNG

Ciliwung kurengkuh dalam nyanyi
kerna punya coklat kali Solo.
Mama yang bermukim dalam cinta
dan berulang kusebut dalam sajak
wajahnya tipis terapung
daun jati yang tembaga.
Hanyutlah mantra-mantra dari dukun
hati menemu segala yang hilang.

Keharuan adalah tonggak setiap ujung
dan air tertumpah dari mata-mata di langit.
Kali coklat menggeliat dan menggeliat.
Wajahnya penuh lingkaran-lingkaran bunda!

Katakanlah dari hulu mana
mengalir wajah-wajah gadis
rumah tua di tanah ibu
ketapang yang kembang, kembang jambu berbulu
dan bibir kekasih yang kukunyah dulu.

Katakanlah, Paman Doblang, katakanlah
dari hulu mana mereka datang:
manisnya madu, manisnya kenang.
Dan pada hati punya biru bunga telang
pulanglah segala yang hilang.




                                                    SAJAK MATAHARI


www.pxabay.com
Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.

                                                                    Matahari adalah cakra jingga
                                                                      yang dilepas tangan Sang Krishna.
                                                                    Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
                                                                     ya, umat manusia !

Puisi Chairil Anwar


Puisi Chairil Anwar

www.google.com


Aku Berkaca

Ini muka penuh luka
Siapa punya ?

Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah…….!!

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal ………….!!
Selamat tinggal …………….!



Derai Derai Cemara

www.pixabay.com

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah



Kawanku Dan Aku

Kami sama pejalan larut
Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan

Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat

Siapa berkata-kata?
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga

Dia bertanya jam berapa?

Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti


                                                            Sebuah Kamar


www.pixabay.com
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!”
Ibuku tertidur dalam tersedu,
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada
                                                                                   di luar hitungan: Kamar begini
                                                                                  3 x 4, terlalu sempit buat meniup nyawa!

2019/05/22

Analisis Puisi Lagu Tanah Airku


 “Lagu Tanah Airku”
Karya : Piek Ardjianto Soepriadji

Sudahkah kau dengar lagu berjuta nada
Lagu tanah airku yang menggema di seluruh dunia
Dengarkanlah merdu suaranya
Dengarkanlah indah suaranya

Masinis melagu bersama gemuruh mesin tukang kayu
berdendang ditingkah gergaji makan papan
tukang batu bernyanyi bersama semen memeluk bata
nakoda senandung menyanjung ombak menelan haluan
tukang sepatu berlagu mengiring palu menghantam paku
penebang pohon berdendang bersama gema kapak
dalam hutan petani nembang di atas bajak
berjemur di lumpur
betapa merdu lagu tanah airku
meletus nyanyi di pagi hari
menegang di rembang
siang melenyap di senja senyap

bila malam mengembang ibu nembang
tidurlah berlepas lelah anakku sayang
lampu bumi bawa mimpi damai dunia
esok masih ada kerja untuk nusa dan bangsa

Unsur Intrinsik :
1.     Tema                    :Lagu di Tanah Air yang memiliki berjuta makna

2.     Perasaan               :Antusias dengan lagu tanah airku
                                       “Sudahkah kau dengar lagu berjuta nada
                                        Lagu tanah airku yang menggema di seluruh dunia
                                              Dengarkanlah merdu suaranya
                                        Dengarkanlah indah suaranya”

3.     Nada / Suasana    :Semangat

4.     Citraan                
Pendengaran         :
·        Sudahkah kau dengar lagu berjuta nada
·        Lagu tanah airku yang menggema di seluruh dunia
·        Dengarkanlah merdu suaranya
·        Dengarkanlah indah suaranya
Peraba                  :
·        tukang sepatu berlagu mengiring palu menghantam paku

Perasa                  :
·        tidurlah berlepas lelah anakku sayang
·        berjemur di lumpur
Majas                   :
·        Metonomia :
-berdendang ditingkah gergaji makan papan
-dalam hutan petani nembang di atas bajak
-Masinis melagu bersama gemuruh mesin tukang kayu
-Meletus nyanyi di pagi hari
-Tukang sepatu berlagu mengiring palu menghantam paku

·        Hiperbola :
Lagu tanah airku yang menggema di seluruh dunia

Amanat       :  “Dengarkanlah Lagu lagu di tanah airku Indonesia, ketahuilah merdu dan indah suaranyalah yang membuat bangga Indonesia”







Analisis Puisi Tanah Air Mata


Tanah air mata
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri


Tanah airmata tanah tumpah darahku
Mata air air mata kami
Airmata tanah air kami

Disinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami

Di balik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami
Di balik etalase gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa kami
Kami coba kuburkan dukalara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kemanapun melangkah
Kalian pijak airmata kami
Kemana pun terbang
Kalian kan hinggap di airmata kami
Kemanapun berlayar
Kalian arungi airmata kami

Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan bisa kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman airmata kami



1.       Tema
Tema puisi Tanah Air Mata yang diciptaka oleh sutardji Calzoum Bachri adalah kesedihan. Puisi ini menggambarkan tentang betapa sedih dan kecewa terhadap pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya yang tidak mampu. Pemerintah atau para pejabat hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri dan hanya menikmati fasilitas yang ada tanpa berbuat sesuatu untuk rakyatnya yang menderita.

2.       Diksi :
              Tanah air mata tanah tumpah dukaku
              Artinya tempat dimana kita tinggal yang nyaman namun yang menyebabkan kesengsaraan juga.

             di balik gembur subur tanahmu
             kami simpan perih kami
             di balik etalase megah gedung-gedungmu
             kami coba sembunyikan derita kami
            artinya merasa bahagia tetapi sebenaranya kebahagiaan mereka hanya dibibir saja, dalam hati mereka, sebenarnya ada pedih yang dirasakan

             Tapi perih tak bisa sembunyi
             Ia merebak kemana-mana
             Artinya rakyat tidak kuat lagi untuk menahan keterpura-puraan yang mereka lakukan.

             ke manapun melangkah
             Kalian pijak airmata kami
             ke manapun terbang
             kalian kan hinggap di air mata kami
             ke manapun berlayar
             kalian arungi airmata kami
             artinya para pemerintah yang selalu menindas rakyat kecil

3.       Majas :
Majas personifikasi
tapi perih tak bias sembunyi     
Dan udara luas menunggu

Majas ironi
Kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi

4.       Citraan

Citra Gerak
ke manapun melangkah 
ke manapun terbang 
ke manapun berlayar 
Kalian arungi air mata kami 

Citra Raba
disinilah kami berdiri
kami simpan perih kami 
kami coba sembunyikan derita kami 
kami coba kuburkan duka lara 
kalian pijak airmata kami 

Citra Visual
di balik etalase megah gedung-gedungmu
bumi memang tak sebatas pandang

CItra Pendengaran
 menyanyikan air mata kami

5.       Amanat
Pesan yang disampaikan dalam puisi ini adalah keadilan. kita sebagai generasi muda harus menegakkan keadilan, dan harus memiliki sikap yang bertanggung jawab, bijaksana, adil demi tercapainya  tujuan bangsa yakni masyarakat yang adil dan makmur.


2019/05/16

Analisis Puisi Catatan Tahun 1946 (3)

Catatan Tahun 1946
Karya :Chairil Anwar

Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai,
Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut,
Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai
Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut

Kita -anjing diburu- hanya melihat sebagian dari sandiwara sekarang
Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau atau di ranjang
Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu
Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat

Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu
Jika bedil sudah disimpan, Cuma kenangan berdebu
Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak lahir sempat
Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah

Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering sedikit mau basah !

1.     Lambang
Setiap puisi selalu dihiasi dengan untaian kata-kata yang melambangkan maksud tertentu. Lambang-lambang yang digunakan dalam puisi di atas adalah :
  • a.     Pena melambangkan karya atau peristiwa yang akan diukir dalam kehidupan,
  • b.     Kertas melambangkan kehidupan yang akan dihiasi dengan karya-karya kita. Dalam kehidupan, kitalah yang akan menentukan karya apa saja yang akan kita goreskan di atasnya.
  • c.      Bedil melambangkan masa peperangan. Hal ini didasarkan pada makna bedil itu sendiri yang berarti alat untuk mempertahankan diri atau senjata dalam perang.
  • d.     Batu nisan melambangkan kematian.


2.     Nada
Dalam puisi tersebut penulis menggunakan nada-nada yang syahdu di bait puisi yang terkesan sedih. Dalam bait pertama, si aku dalam puisi tersebut terkesan hidup sendiri dan tak ada yang memperhatikannya. Tokoh aku tak dianggap ada oleh orang lain.Namun, dalam kesedihan yang amat dalam itu si aku tetap berusaha untuk tegar dan tidak sentimental.

3.     Suasana
Suasana yang dapat dirasakan dari puisi tersebut adalah suasana yang muram.Ini tergambar dari adanya perasaan ketakutan dan kesedihan yang mendalam.Hal ini sesuai dengan pilihan katanya yang mengandung makna kesedihan, seperti dalam baris puisi /dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai/ serta baris puisi /kupahat batu nisan sendiri dan kupagut/. Dalam baris puisi tersebut, tidak ada satu pun kata “sedih” diucapkan.Namun, penulis mampu menunjukkan kesedihan itu melalui kata kiasan yang ditulisnya.Sedangkan perasaan ketakutan tergambar dalam kata-kata /kita -anjing diburu-/.

4.     Amanat
Amanat dalam puisi “Catetan Tahun 1946” karya Chairil Anwar yang dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut :
  • a.     Hidup ini tidaklah mudah, tetapi jangan pernah takut menghadapinya. Teruslah bekerja keras dan jangan mudah menyerah karena keberhasilan tidak akan tercipta tanpa melalui perjuangan.
  • b.     Isilah kehidupan ini dengan hal-hal yang positif dan karya-karya nyata agar semangat kita akan hidup selama-lamanya.


5.     Tipografi
Puisi “Catetan Tahun 1946” karya Chairil Anwar terdiri dari 3 bait dan mempunyai  15 baris dengan pola 4,4, dan 5. Bait pertama dan kedua terdapat empat baris. Sedangkan baris ketiga terdapat 5 baris.

Komentar :

Menikmati musikalisasi puisi tidak hanya sekedarmendengarkan alunan musik, tetapi juga memahami syair-syair yang dibawakan.Puisi yang dipilih seharusnya menggunakan puisi yang lebih sederhana.Sedangkan puisi “Catetan Tahun 1946” karya Chairil Anwar banyak menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti, sehingga untuk memahami makna dan maksud dari puisi tersebut perlu dicermati dengan lebih seksama.Penggunaan puisi dengan pilihan kata yang tidak mudah, membuat orang sulit untuk memahami makna puisi sekaligus menikmati penampilan mereka secara bersamaan.
Selain itu, Bait-bait puisi yang penuh makna itu akan lebih indah jika tidak hanya diringi oleh musik yang berasal dari tape recorder.Namun, sesekali perlu juga diimbangi dengan alunan musik yang berasal dari alat musik asli.Alat musik yang digunakan pun tidak perlu yang rumit dan lengkap. Alat musik yang sedehana, seperti  harmonika, seruling, gitar bahkan tepukan tangan juga dapat membuat penampilan musikalisasi puisi itu menjadi lebih menarik dan tidak monoton.
Gerakan yang ditampilkan telah sesuai dengan lagu yang dipilih.Gerakannya tidak berlebihan dan sudah sesuai dengan tempo lagu.

Analisis Puisi Catatan Tahun 1946 (2)

Catetan Tahun 1946
Karya :Chairil Anwar

Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai,
Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut,
Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai
Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut

Kita -anjing diburu- hanya melihat sebagian dari sandiwara sekarang
Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau atau di ranjang
Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu
Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat

Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu
Jika bedil sudah disimpan, Cuma kenangan berdebu
Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak lahir sempat
Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah

Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering sedikit mau basah !

1.     Gaya Bahasa
Dalam puisi ini, banyak digunakan kata-kata kiasan untuk mewakili perasaan dari penulisnya dan membuat puisi tersebut menjadi lebih indah. Pada bait pertama, majas sinekdoke part pro toto ditampilan dengan penggunaan kata tangan.Tangan digunakan untuk mewakili kesuluruhan bagian tubuh. Majas sinekdoke part pro toto lain terdapat pada /dan suara yang kucintai/. Suara di sini mewakili orang yang memiliki suara itu secara utuh, baik itu istri, anak, atau orang yang dicintai lainnya.Baris puisi yang berbunyi /dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai/ juga terdapat majas personifikasi.Suara di sini seolah-olah dapat bersikap layaknya seorang manusia, seperti dapat membelai.Majas ketiga yang dapat ditemukan dalam puisi ini adalah majas hiperbola.Pada bait ketiga, Majas hiperbola ditemukan pada kalimat /jangan mengerdip/. Berkedip adalah kegiatan manusia yang dilakukan tiap beberapa detik sekali dan dalam puisi ini kalimat jangan berkedip bisa berarti perhatian pada sesuatu secara terus menerus tanpa henti dengan penuh konsentrasi. Jadi, itu sangat berlebihan jika mata diumpamakan tidak berkedip sama sekali. Majas hiperbola yang kedua adalah /tenggelam beratus ribu/. Tidak mungkin sesuatu hal dapat tenggelam beratus ribu kali ataupun beratus ribu lamanya.Kalimat /Romeo & Juliet berpeluk di kubur/ juga termasuk dalam majas hiperbola.Ini dapat dikatakan sesuatu yang berlebihan karena tidaklah mungkin dalam kubur dapat berpelukan.Majas selanjutnya dalam puisi tersebut adalah majas metafora. /Jika bedil sudah disimpan/ termasuk majas metafora karena merupakan kiasan dari masa setelah peperangan. Pada bait ketiga ditemukan kembali majas metafora dalam kalimat /kenangan berdebu/ yang berarti kenangan yang sudah lampau atau kenangan yang sudah terlupakan dan tak pernah diingat lagi.Majas metafora yang ketiga terdapat dalam kalimat /tulis karena kertas gersang/. Tulis karena kertas gersang bermakna mengisi kehidupan yang masih kosong dan belum memberikan arti. Dengan menjalani kehidupan ini, sedikit demi sedikit hidup kita akan mulai dihiasi berbagai hal, baik itu cerita bahagia maupun cerita sedih. Kertas gersang hanyalah sebuah kiasan, dimana perlu tulisan dari pena untuk mengisinya.


2.     Citraan
Citraan berhubungan dengan kesan yang dapat ditangkap dari kalimat-kalimat dalam puisi dan itu berhubungan dengan indera manusia. Pada puisi “Catetan Tahun 1946” karya Chairil Anwar dapat ditemukan beberapa jenis citraan, antara lain :
  • a.     Citraan penglihatan, contohnya : mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut, kita -anjing diburu- hanya melihat sebagian dari sandiwara sekarang, Karena itu jangan mengerdip,  dan tatap dan penamu asah.
  • b.     Citraan pendengaran, contohnya : dan suara yang kucintai.
  • c.      Citraan perabaan, contohnya : ‘kan berhenti membelai, berpeluk dikubur atau diranjang serta kupahat batu nisan sendiri dan kupagut.
  • d.     Citraan gerak, contohnya : sekali akan jemu terkulai, kupahat batu nisan sendiri dan kupagut, keduanya harus dicatet, Kita memburu arti, karena itu jangan mengerdip, serta tulis karena kertas gersang

Analisis Puisi Catatan Tahun 1946 (1)

Catatan Tahun 1946
Karya :Chairil Anwar

Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai,
Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut,
Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai
Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut

Kita -anjing diburu- hanya melihat sebagian dari sandiwara sekarang
Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau atau di ranjang
Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu
Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat

Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu
Jika bedil sudah disimpan, Cuma kenangan berdebu
Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak lahir sempat
Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah
Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering sedikit mau basah !


Analisis puisi :

1.     Tema : Perjuangan.
Hal ini berkaitan erat dengan situasi saat itu.Pada masa itu, bangsa Indonesia harus berjuang melawan Belanda yang ingin menguasai negaranya.Keadaan serba tidak menentu dan tidak ada ketenteraman.Selain itu, puisi ini juga berisi harapan agar kita dapat mengisi kemerdekaan dengan baik.Jadi, bukan sekedar perjuangan mengangkat senjata semata, tetapi juga perjuangan mengisi kehidupan setelah kemerdekaan.Dalam mengisi kemerdekaan, kita tidak boleh bersantai-santai. Kita harus kerja keras karena waktu dan kesulitan hidup tidak akan berhenti datang.

2.     Rima
  1. a.     Baris pertama sampai keempat pada bait pertama termasuk dalam rima silang, pola rimanya adalah a-b-a-b. Dalam hal ini, baris pertama berima dengan baris ketiga. Baris kedua berima dengan baris keempat. Contoh : terkulai memiliki persamaan bunyi dengan membelai dan kabut memiliki persamaan bunyi dengan dengan kupagut.
  2. b.     Baris pertama sampai keempat pada bait kedua pola rimanya adalah a-a-b-c. Baris pertama berima dengan baris kedua. Sedangkan baris ketiga dan keempat memiliki rima berbeda. Contoh : sekarang memiliki persamaan bunyi dengan diranjang dan ribu tidak memiliki persamaan bunyi dengan tempat.
  3. c.      Baris pertama sampai kelima pada bait ketiga pola rimanya adalah a-a-b-c-c. Baris pertama berima dengan baris kedua. Baris ketiga memiliki rima yang berbeda. Sedangkan baris keempat berima dengan baris kelima. Contohnya :diburu memiliki persamaan bunyi dengan berdebu, kata sempat memiliki rima yang berbeda,  dan kata tempat memiliki persamaan bunyi dengan sempat.
  4. d.     Perulangan bunyi vokal atau asonansi, dapat dilihat dari adanya perulangan bunyi vokal “a dan u” yang tampak pada kata kabut-kupagut serta perulangan bunyi vokal “ai” yang tampak pada kata terkulai-belai.Selain itu, asonansi juga dapat ditemukan dengan adanya pengulangan bunyi vokal “i” yang tampak pada kalimat /dan suara  yang kucintai kan berhentimembelai/.
  5. e.      Perulangan bunyi konsonan atau aliterasi, dapat diamati dari adanya perulangan bunyi konsonan “ng” yang tampak pada kata sekarang-ranjang serta perulangan bunyi “s dan h” yang tampak pada kata asah-basah.


3.     Diksi
  1. a.     Makna konotatif terdapat pada kalimat :/jika bedil sudah disimpan/. Bedil sudah disimpan menunjukkan waktu saat peperangan sudah usai dan memasuki masa kemerdekaan. Selain itu, terdapat pada kalimat /memburu arti/  yangmengandung pengertian mencoba mencari makna serta pada kalimat /Kita-anjing diburu/ menggambarkan kehidupan yang tidak tenang dan penuh dengan ketakutan. Kata anjing juga menggambar penghinaan atau perendahan martabat karena penyamaan dengan hewan dalam hal ini anjing.
  2. b.     Makna konkret terdapat dalam kata berpeluk pada kalimat /tidak tahu Romeo dan Juliet berpeluk dikubur atau diranjang/. Makna konkret lainnya adalah  kata batu nisan pada kalimat /ku pahat batu nisan sendiri dan kupagut.
  3. c.      Di dalam puisi “Catetan Tahun 1946” karya Chairil Anwar, diksinya menggunakan kata yang kurang sesuai dengan struktur kata pada umumnya. Contoh : kata catetan pada judul puisi dan pada kata dicatet pada isi puisi. Dalam puisi itu juga terdapat kata pagut, sawan, dan bedil yang tidak lazim digunakan dan jarang orang yang dapat memahami arti dari kata tersebut.

2019/03/06

Soal Puisi PG



www.pixabay.com
1.     Puisi berikut untuk soal nomor 1 dan 2. Simak penggalan puisi berikut!
Pahlawan
………………………………….
Pahlawan…
Jika aku besar nanti
Kuingin ikuti semangat juangmu
Untuk membangun negeri ini

Wahai generasi muda
Bangkitlah engkau dari tidurmu
Ikutlah jejak para pahlawan bangsa
Demi kejayaan nusantara tercinta


     Penggalan puisi di atas menyiratkan makna . . . .


     a. keinginan dan janji penyair
b. kepiluan dan kesedihan penyair
c. keinginan dan kegembiraan penyair
d. kesungguhan dan keputusasaan penyair
e. kebangkitan dan kesedihan penyair

2.    Jika puisi itu dibacakan, nada dalam membaca bait kedua penggalan puisi tersebut yaitu. . . .
a. rendah  

     b. sedang  
    c. tinggi  
    d. lembut       
    e. halus

3.    Baris-baris puisi berikut yang tidak menggambarkan keromantisan adalah . . . .
a. //Kuterpaku dalam diamku/ saat matamu memandangku penuh kehangatan//
b. //kurasa semakin deras aliran darahku/ hingga kuterlena dalam khayalan//
c. //di balik sinar matamu/kutemukan setitik cahaya//
d. //bagai kerikil tajam/ yang menusuk jantungku//
e. // baru terasa/ Cinta butuh kenikmatan//

4.    Cermati puisi berikut!
www.pixabay.com

// Nikmati senja bersama pelangi-Nya//
// menikmati pasir dan ombak manja-Nya//
//nikmat syair lirih-Nya//
//bukankah cinta-Nya sungguh indah//
//menikmati bulir dan bias cinta-Nya//


Isi tersirat  puisi tersebut adalah. . . .


a. Penyair sangat merindukan kekasihnya yang tak kunjung datang
b. Penyair dalam mimpi menemui kekasihnya tanpa kata-kata
c. Seseorang yang dicintai penyair hanya ada dalam angan-angan
d. Seseorang terlalu berlebihan dalam mengekspresikan cinta
e. Penyair sangat merindukan pertemuan dengan Tuhan, kekasihnya

5.    Cermati puisi berikut!


     Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat perut anak-anak kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup
menahan kesabaran
Lewat gempa bumi yang mengguncang
Deru angin yang meraung-raung kencang
Hujan badai yang melintang-lintang
Adakah kau dengar


    Tema puisi di atas adalah . . . .


     a. Bencana alam yang terjadi di dunia
b. Manusia diingatkan akan datangnya bencana alam
c. Peringatan Tuhan kepada manusia lewat bencana alam yang terjadi
d. Bencana alam dan kemiskinan dunia
e. Berkelakuan baik supaya tidak dilanda bencana

6.    Baris puisi berikut yang menggambarkan terusirnya sebuah kedamaian adalah . . . .
a. /saling bantu, saling kasih/
b. /perang sungguh kejam/
c. /Bergandeng tangan membangun damai/
d. /Bermekaran jiwa-jiwa bahagia/
e. / Di taman damai nan indah/

7.    Judul puisi berikut yang menggambarkan keindahan alam adalah . . . .
a. Pahlawan Tak Dikenal     

     b. Gajah Mada       
     c. Nyanyian Pagi Anak Jalanan
d. Senja di Pantai Kuta         

     e. Indonesia Kemarau

8.    Penggalan puisi berikut ini yang menggambarkan tema religi (keagamaan) adalah . . . .
a. Hidup seperti mimpi
    Laku lakon di layar trekelar
    Aku pemimpi lagi menari
    Sedar siuman bertukar – tukar

b. Aku bertanya
    Tapi pertanyaan-pertanyaanku
    membentur jidad penyair-penyair salon

c. Di pintu-Mu aku mengetuk
    Aku tidak bisa berpaling

       d. Ibunda
    kasihmu tak pernah kemarau

e. dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan