Kebudayaan Neolitikum di Kalimantan Utara
www.pixabay.com |
Kalimantan Utara merupakan salah satu daerah yang
terpengaruh oleh kebudayaan neolitikum. Daerah itu berkembang sampai masa
berkembangnya kebudayaan logam. Menurut berita dari Cina pada abad ketiga
mengatakan bahwa wilayah itu telah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Chu-po.
Kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan kerajaan Funan, komuditas
utama Chu-po dalam perdagangan yaitu mengekspor besi.
Kutai
Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Kutei
lama, Muara kaman, Kota Bangun, dan Sebulu. Namun letaknya kerajaan Kutai yang
jelas berada di daerah sekitar Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Bukti mengenai keberadaan
kerajaan ini dapat ditelusuri melalui tujuh prasasti atau yang disebut yupa.
Yupa ditulis dalam bahasa sanskrit yang ditemukan di Muara Kaman. Prasasti
ini diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5. Isi dari
prasasti itu mengenai seorang raja yang bernama Mulavarman yang memberi sedekah
berupa tanah, emas, dan lembu kepada para brahmana yang tinggal di tempat yang
bernama Vaprakesvara.
Adapun Mulavarman sendiri
adalah cucu dari seorang kepala suku yang bernama Kudungga dan ayahnya bernama
Asmavarman. Adapun dalam berita Cina yang ditulis oleh Fa-Hsien menyebutkan
bahwa kerajaan yang terdapat di Kalimantan itu pernah dipimpin oleh Raja
Devavarman, Asvavarman, dan kemudian Mulavarman.
Terdapat hal menarik dalam
penyebutan nama antara Kudungga dengan Devavarman. Devavarman dapat diartikan
sebagai penyebutan nama atas Kudungga. Nama Kudungga sendiri jelas bukan merupakan
nama yang berbau Hindu. Devavarman merupakan nama yang berbau Hindu, pemberian
dari brahmana untuk menunjukkan bahwa Mulawarman sebagia keturunan seorang
Hindu. Namun, Kudungga sendiri tidak dianggap sebagai pendiri dinasti. Yang
dianggap sebagi pendiri dinasti adalah Asvavarman. Karena nama Asvavarman dan
Mulavarman, dihadapkan nama-nama yang berbau Hindu.
Dalam Prasati itu juga
disebutkan bahwa Mulavarman mengundang para brahmana yang berasal dari India
untuk datang ke negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Kutai bukan merupakan
kerajaan yang terisolasi atau tidak melakukan hubungan dengan negara lain.
Brahmana sendiri akan tinggal di pura, pura sebagai perwujudan penghormatan
Mulawarman atas leluhurnya.
Kerajaan Kutai sebagai
sebuah kerajaan yang dapat mentransformasikan kepemimpinan yang bersifat
tradisi menuju kepemimpinan yang mengadopsi kebudayaan India, serta telah mampu
membentuk sebuah kerajaan menurut sistem keluarga atau dinasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar