Kategori

2018/09/21

Teks Anekdot


Teks Anekdot

www.pixabay.com

Anekdot adalah
Cerita singkat berupa sindiran atau kritik yang menarik karena
lucu dan mengesankan, bahkan mungkin juga mengharukan dari
sebuah kejadian atau peristiwa yang terjadi dan di dalamnya
mengandung amanat.

Struktur  Anekdot
Abstrak : bagian awal teks anekdot yang berisi gambaran tentang isi teks. Siatuasi dan kondisi atau latar cerita
Orientasi : menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Perkenalan tokoh- tokoh cerita beserta karakter baik secara langsung maupun tidak langsung.
Krisis : menunjukkan hal atau masalah yang unik dan tidak biasa  yang terjadi pada  tokoh. Berisi konflik cerita, konflik tokoh cerita baik konflik batin maupun konflik fisik.
Reaksi : menunjukkan cara tokoh menyelesaikan masalah yang muncul. penyelesaian konflik.
Koda : bagian akhir yang menjelaskan simpulan tentang kejadian

Karakteristik Anekdot
  1. Kalimat yang digunakan: karena berbentuk cerita teks anekdot akan lebih menarik apabila terdapat dialog para tokoh di dalamnya.
  2. Gaya bahasa: dalam cerita teks anekdot juga banyak terdapat idiom atau kata-kata ungkapan/ makna konotatif,bahkan terkadang terdapat peribahasa di dalamnya.
  3. Kejadian/Masalah : suatu cerita pasti terdapat konflik di dalamnya baik konflik batik maupun konflik fisik.
  4. Amanat dan nilai: cerita anekdot walapun untuk menyindir dan menghibur tetapi sarat akan pesan dan amanat kehidupan
  5. Realitas kehidupan: biasanya berdasarkan pengalaman hidup yang disampaikan melalui analogi

Contoh Teks Anekdot:

100 Ungkapan Semanis Madu
Abstrak
Setelah lulus ujian negara di Beijing, seorang sarjana ditunjuka sebagai pejabat pemerintahan di ibu kota provinsi. Di pergi untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mentornya, seorang menteri pemerintahan senior.

Orientasi
“Bekerja di lokasi provinsi seperti itu tidaklah mudah. Kamu harus berhati-hati.”
kata sang mentor.  “Baiklah, terima kasih, Bapak,“ kata sarjana itu. “Jangan
khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungkapan semanis madu di benak
saya. Kalau saya bertemu dengan pejabat di sana, saya akan mengguna-
kannya. dia pasti senang.”

Krisis
“Bagaimana kamu dapat melakukan hal itu? Tanya mentor itu tidak senang. “Kita adalah pria sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita seharusnya tidak menggunakan sanjungan.

Reaksi
Sang murid menjawab, “Sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Anda yang tidak menyukai sanjungan.”
“Mungkin kamu benar,” mentornya mengangguk sambil tersenyum.

Koda
Kemudian, pria muda ini menceritakan kejadian ini dengan temannya. “Saya sudah menggunakan satu dari persediaanku. Sekarang saya memiliki sembilan puluh sembilan ungkapan yang tersisa


 Contoh 1:
Anjing dan Buaya vs Khafilah
www.pixabay.com
Siang hari yang cerah di padang pasir angin bertiup sepoi-sepoi.
Seekor anjing berjalan mengiringi unta yang membawa karung berisi 67 miliar. Beriringan dengan buaya yang menjaga mereka.
Tidak lama kemudian mereka berpapasan dengan para khafilah. Para khafilah heran melihat anjing yang membawa uang banyak. Mereka pun meneriaki anjing dan kawan-kawan dengan sebutan “maling”, “perampok”, dan “penyamun”.
Anjing itu tetap berjalan tanpa memperdulikan teriakan para khafilah tersebut.
Mereka sampailah ke tempat tujuan.


Contoh 2: 

Peternak Sapi
www.pixabay.com
Di sebuah desa yang jauh dari keramaian hiduplah seorang peternak yang mempunyai ratusan ekor sapi.
Suatu hari datangnya seorang petugas yang menyamar dan bertanya “Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?”
“Saya beri makan rumput, Pak!” jawan peternak sapi.
“Bapak harus membayar denda karena memberi makan sapi bapak tidak sewajarnya,” kata petugas.
Seminggu kemudian petugas datang lagi dan menanyakan hal yang sama, “Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?”
“Saya beri makan keju, hamburger, dan susu,” jawab peternak sapi.
“Bapak harus membayar denda karena memberi makan sapi-sapi bapak di luar batas kewajaran!” kata petugas.
Sebulan kemudian petugas datang lagi dengan pertanyaan sama.
“Begini Pak, saya beri mereka masing-masing uang sebesar Rp. 3000, terserah mereka mau makan apa!” jawab peternak sapi.
Petugas hanya geleng-geleng kepala lalu pergi bagitu saja.



2018/09/04

Materi Menulis Puisi


Asyiknya Menulis Puisi
1.    Apa keunikan puisi?
ü  Puisi pada umumnya pendek dan menyampaikan makna dengan beberapa kata saja.
ü  Puisi terdiri atas satu atau beberapa bait.
ü  Puisi memiliki irama/ritme dan kadang menggunakan rima
ü  Puisi dapat membentuk pola/ bentuk tertentu di atas kertas.

2.        Perbedaan puisi dengan cerita?

ü  Kebanyakan cerita terdiri atas ribuan kata.
ü  Terdiri dari paragraf dan bab
ü  Tidak memiliki ritme atau rima
ü  Saat dicetak, cerita ditulis dengan bentuk segi empat

3.        Apa isi puisi?

ü  Menceritakan kisah baru atau kisah lama.
ü  Mengungkapkan perasaan.
ü  Menggambarkan suatu keadaan, misalnya: pantai berpasir, daun berguguran.
ü  Mengenai seseorang, makhluk hidup atau cuaca.
ü  Membicarakan saat-saat khusus.

4.        Jenis-jenis puisi

ü  Puisi Naratif 
ü  Soneta
ü  Limerick
ü  Haiku
ü  Syair bebas

A.    Puisi Naratif
                Puisi panjang yang menyampaikan cerita. Balada adalah puisi naratif pendek dengan refren pada setiap akhir bait.

B.     Soneta

                Terdiri atas 14 baris dan mengikuti skema rima. Contoh dalam soneta shakespeare.

C.     Limerick
                Adalah puisi lucu dengan panjang lima baris. Kebanyakan hanya berupa permainan.

D.    Haiku
                Puisi tradisional Jepang yang hanya terdiri atas 3 baris dan 17 suku kata.

E.     Syair  Bebas
                Puisi ini tidak berima dan panjang barisnya berlainan.

Mendapatkan Ide
  Imajinasi
  Perasaan
  Kenangan
  Indra
  Peta Pikiran
  Penulisan Otomatis
  Diagram
   
Rima dan Ritme
  Puisi Bersekuen
                Menulis puisi bersekuen yang berima adalah cara terbaik menulis puisi.
               
                Puisi bersekuen menceritakan sesuatu berdasarkan urutan kejadiannya.
Contoh: Satu Pekan Di Musim    Hujan
Aktivitas!
                Tulislah puisi serupa mengenai hari yang panas dalam satu minggu.
Tips!
                Tulislah semua kata yang terbayang untuk menjelaskan cuaca musim kemarau, misalnya: terik, gerah, angin, debu.

Menggunakan Metafora dan Simile
  Dalam penulisan puisi, menggambarkan atau membandingkan sesuatu seolah-olah seperti hal lain di sebut Metafora.
  Penyair membayangkan angin sebagai singa yang mengaum. Ia ciptakan gambar singa dalam otak kita.
  Simile atau kiasan mirip dengan metafora. Yakni, dua hal yang dibandingkan untuk menghasilkan sebuah lukisan kata. Simile mnggunakan kata “seperti” atau “bagaikan”
  Contoh : Cintaku bagaikan mawar nan merah”
Puisi Jenaka (Limerick)
Ini kisah gadis kecil.
Kalau makan pasti usil
                                Sungguh menyebalkan
                                Ayahnya tak tahan
Ibu heran, dia jahil
Baris 1, 2, dan 5 berima. Ketiga
baris ini memiliki 8 suku kata.
Baris yang lebih pendek (baris
3 dan 4) saling berirama. Suku
katanya berjumlah lima atau
enam
  Epitaph
                Adalah sebuah sajak pendek yang diukir di batu nisan, sajak ini mengenai karakter, kebiasaan, atau kematian orang tersebut.
  Clerihew
                Edmund Clerihew Bentley yang menemukan puisi ini. Aturannya sederhana:
                1. Baris pertama berisi nama orang
                2. Panjang empat, dua bait
                    berirama
                3. Panjang baris lainnya bebas

Puisi Kamera
  Kita dapat menulis puisi dengan mata kita sebagai ‘kamera’.
  Amatilah sesuatu.
  Lihatlah baik-baik!
  Tulislah apa yang telah kalian lihat.
  Peraturan Haiku:
  Panjangnya tiga baris
  Baris 1 terdiri atas 5 suku kata.
  Baris 2 terdiri ats 7 suku kata.
  Batis 3 terdiri atas 5 suku kata.
  Tidak berima.
Ket: Suku kata adalah bunyi (atau unsur) terpisah dalam suatu kata.
  Puisi MemoarPuisi yang berisi hal-hal yang dikenang dari masa lalu.
               
                                Aku ingat, aku ingat,
                Rumah tempatku dilahirkan.
                        Dari jendela yang kecil,
      Surya mengintip di pagi hari….
                                        (Thomas Hood)
                               
  Penulisan Otomatis
  Mengenang sebuah rumah
  Menambahkan refrein
  Puisi tanpa rima
  Mengenang waktu
Tips!
                Jangan pikirkan dulu ejaan, tanda baca, atau kerapihan tulisan saat menulis otomatis. Menuis saja dengan bebas!
Puisi Persona
  Puisi yang ditulis dengan ‘suara’ orang (atau sesuatu yang) lain. Penyair menulis berdasarkan sudut pandang makhluk lain
  Beberapa kata berima, tetapi polanya tidak teratur.
  Berimajinasi
                (Penulis membayangkan dirinya sebagai orang lain dan menuliskan apa yang dipikirkannya)
  Rima yang berbeda
                (Rima tidak muncul teratur. Ada jeda beberapa baris dari baris satu ke baris lainnya)
  Binatang dan Benda-benda
                (Mengutarakan khayalan tentang berbagai makhluk, sehingga seolah “berbicara” di dalam puisi ini)
Bunyi Kata
  Tiruan Bunyi
                (Menggunakan kata-kata yang berbunyi suara aslinya. Disebut onomatope. Misalnya, ‘cicit’ terdengar seperti suara burung.
  Bunyi Vokal Sama
                (Pemakaian kata-kata berbunyi vokal sama secara bersamaan disebut asonansi. Contoh: “kucing kuning berkeliling di tanah kering)
  Huruf Awal Sama
                (Pemakaian kelompok kata dengan huruf awal sama dinamakan aliterasi. Bunyi huruf yang berlainan akan menghasilkan efek yang berbeda)
  Suara Binatang
                (Kata yang menggambarkan suara binatang merupakan tiruan bunyi: auman singa atau lolongan anjing)
Puisi Imajinatif
  Mengunakan imajinasi untuk menentukan karakter, tempat, dan waktu.
  Baris yang menjorok.
  Akhir baris 3 dan 5 berima.
  Empat baris terakhir merupakan chorus atau refrein.
  Mengembangkan Imajinasi
                Kita dapat membayangkan hal-hal yang tidak ada di depan mata. Contohnya mengkhayalkan diri menjadi bintang di langit atau lainnya.
Aktivitas:
                Amatilah baik-baik suatu benda yang digunakan sehari-hari, misalnya pensil. Lurus, ramping dan halus. Bayangkan pensil itu benda lain. Roket misalnya. Dapatkah membayangkannya?
  RiddleAdalah sebuah puisi ‘tebak-tebakan’ tentang seseorang, seekor binatang, atau sebuah benda.
  Riddle Deskripstif
                (Riddle yang disampaikan bukan sekedar teka-teki)
               
  Riddle Akrostik
                (Adalah sebuah puisi yang huruf awal pada tiap barisnya membentuk sebuah kata jika dibaca vertikal (menurun))
Contoh Riddle
  Riddle Deskriptif
                Aku bagaikan mata yang terbuka dan kuning di malam hari.
                Tak pernah berkedip,selalu menatap kebawah.
                Di sela kegelapan tak terbatas.
                Dan, benar-benar dingin. Oh betapa dinginnya aku!
                Tak bernyawa pula! Sungguh!
                Para tamu datang berkunjung
                tapi hanya sejenak.
                Lalu, melesat secepat mungkin
                Tak heran, aku tampak berduka.
                Sendiri dan sedih
                Dalam kegelapan tak terbatas
               
  Riddle Akrostik
                U
                L
                A
                R
               
                Gunakan huruf awal (akrostik) untuk menulis petunjuk.
                Ujung ekorku meliuk diatas rumput
                Lalu, aku…
                Andaikan…
Puisi Berima
  Rima menjadikan puisi lebih ‘musikal’. Itulah sebabnya lagu mengandung rima. Menjadikan puisi lebih enak dibaca dan mudah diingat.
  Pola Berima
  Baris pertama berima dengan baris kedua, baris ketiga dengan baris keempat dan seterusnya.
  Jenis rima lainnya adalah triplet. Tiga rima dalam satu bait berbaris tiga.
  Pola Berbeda
                Pola berima lainnya adalaah bait berbaris empat yang rimanya hanya terdapat di baris ke-2 dan ke-4. Pola ABCB.
  Bait Tanpa Rima
                Sebuah puisi yang tidak berima dan mempunyai panjang baris serta bait yang berbeda di sebut puisi bebas. Hal itu merupakan kesempatan untuk mengungkapkan isi hati dengan leluasa, menjelaskan apa yang kita lihat.

Baca juga:

soal-pilihan-ganda-puisi-kelas-x

unsur-pembangun-puisi

materi-membaca-puisi-kelas-x