Kategori

2019/02/22

Resensi Kambing Jantan (Raditya Dika)






 Raditya Dika vs Kambing Jantan

 
Dokumen Pribadi
 

Judul                : Kambing Jantan
Penulis             : Raditya Dika
Penerbit          : Transmedia
Halaman         : 258 halaman
Cetakan           : pertama tahun 2005
                          Kedua puluh lima tahun 2009

            Buku ini berbahan kertas daur ulang seperti kertas koran. Buku ini berjumlah 258 halaman, ini merupakan buku bercetakan ke-25. Buku ini bertebal 1 cm, dengan lebar 13 cm dan Panjang 19 cm.

            Buku ini berjudul Kambing Jantan, karena buku ini bercerita tentang  kehidupan penulis pada masa ia sekolah. Raditya Dika merupakan penulis buku ini, dan diberi judul Kambing Jantan karena pada masa sekolah beliau selalu di panggil Kambing oleh teman-temannya.

            Buku ini di mulai dengan komentar dari beberapa orang yang telah membaca buku ini sebelum di terbitkan. Menurut mereka buku ini sangat menarik dan memberikan pandangan masa anak muda Indonesia pada masa Sekarang dari mata Raditya Dika.

            Buku ini bertema acak dan memiliki banyak tema, ada yang bertema sedih, bahagia, kesel, dll. Semua hal yang terjadi pada masa sekolahnya ia ceritakan dalam buku ini. Dari awal dia lulus SMA sampai ia lulus kuliah di Adelaide, Australia.

            Cerita buku ini di awali dengan perkenalan penulisnya, dan dilanjutkan dengan hari dimana adik Dika ini membuat gossip tentang kucing neneknya, bahwa kucing telah hamil kembali dan Dika percaya gossip tersebut. Setelah itu bercerita tentang TV yang selalu menjadi tangan kanannya atau bisa di sebut sebagai hidup keduanya Dika, karena bagi Dika jika tidak ada TV dia tidak dapat hidup. Lalu Dika bercerita tentang kehidupan kuliahnya di Adelaide, Australia bahwa kuliah disana sangat menyenangkan tetapi tidak ada yang dapat memanggil nama Indonesia dengan benar. Saat berada di Australia Dika jika ingin kemanapun dekat dengan apartmentnya jika butuh sesuatu ada di seberang apartmentnya, dan dia selalu makan malam di seberang apartementnya dan bahkan pegawai di restoran tersebut telah tahu apa yang akan di pesannya, dan Dika hanya membalas “yes”. Lalu pada saat pengenalan dengan guru baru, Dika memperkenalkan diri dan gurunya terkejut mendengar Namanya, Dika memperkenalkan bahwa Namanya adalah Dika tetapi guru tersebut mendengar Nike atau Dick. Itu adalah hal terburuk yang terjadi di universitasnya. Lalu dalam buku ini diceritakan bahwa Dika selalu telat untuk kelasnya pada pagi hari, dan guru kampusnya menjadi kesal karena ia selalu terlambat masuk kelas. Buku ini di akhiri dengan pengalaman dia bekerja selama libur 3 semester, dan melamar kerja di Indonesia, dan pengalaman bekerjanya sangat buruk karena Dika selalu membuat kesalahan.

            Alur buku ini yaitu alur maju, karena buku ini menceritakan pengalamannya dari hari ke hari dan tidak pernah menceritakan yang sudah pernah di ceritakan oleh Radit dalam novel ini. Novel ini memiliki sangat banyak latar tempat, yaitu ruang kelas, apartement, di mobil, di pesawat, dll.

            Buku ini sangat menarik karena buku ini tidak fiksi, tetapi real story, benar-benar nyata. Saya sangat menyukainya karena saya kurang menyukai buku atau noval fiksi, saya lebih suka dengan yang Namanya real life yang benar-benar terjadi. Buku ini sangat cocok untuk orang yang memiliki banyak pengalaman yang tidak bisa dihindari atau pengalaman yang tidak ingin di lupakan, buku ini banyak memberi saran yang tidak logis tetapi jika di pikirkan sarannya sangat membantu dalam hal saya, karena pengalaman saya sama dengan pengalaman yang di alami oleh penulis buku ini.

            Alasan saya memilih buku ini, karena pada saat saya mencari buku yang menarik saya menemukan buku Raditya Dika yang sejak dulu saya ingin membaca salah satu karangannya, lalu akhirnya saya mengambil buku ini.

*** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Baca juga:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar