Pentingnya
Belajar dan Cara Mengatasi Rasa Bosan
www.pixabay.com |
Semua
orang pasti menginginkan dunia yang lebih baik. Leo Tolstoy pernah berkata,
“Banyak orang yang berambisi ingin mengubah dunia. Banyak orang yang berambisi
untuk mengubah hidup orang lain, tetapi terlalu sedikit orang yang berpikir
untuk mengubah dirinya sendiri.” Padahal, jika kita ingin memberi perubahan
untuk dunia harus dimulai dari diri kita sendiri. Dengan cara apa? Dengan cara
belajar.
Belajar
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
Menurut Wikipedia, belajar adalah perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan yang diperkuat. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Manusia tidak pernah lepas dari
belajar seumur hidupnya. Belajar tidak hanya pelajaran sekolah namun juga,
seperti belajar kasih sayang, etika, cara melakukan sesuatu, dan lainnya. Ada
satu kata dari Yunani, yaitu Ginosko
yang berarti mengenal dengan pengertian. Kita harus belajar sampai kita
mengerti, bukan hanya asal kita tahu. Siswa yang mendapat nilai baik bukan
karena ia menghafal setiap hari, karena yang sebenarnya dinilai bukan sebaik
apa kita menghafal suatu materi tapi seberapa paham kita akan suatu materi. Hal
ini dilakukan dengan cara berlatih (mengerjakan latihan soal).
“Tangan
yang lamban membuat miskin, tetapi tangan yang rajin menjadikan kaya,” (Ams 10:4). Ada dua hal yang dapat kita ambil dari ayat ini. Pertama,
ketekunan. Tekun merupakan sikap pantang menyerah atas tiap kesulitan yang
dihadapi, sampai kita dapat menyelesaikan hal tersebut. Kedua, konsisten.
Konsisten untuk melakukan secara terus menerus hingga menjadi terbiasa. Semakin
jarang kita belajar, belajar akan menjadi hal yang tidak nyaman untuk kita.
Belajar bukanlah aktivitas, melainkan kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari.
“Untuk
segala sesuatu ada masanya. Untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.”
(Pengkhotbah 3:1). Ada dua pesan yang terdapat dalam ayat ini. Pertama, kita
harus menentukan prioritas. Belajar atau bermain. Memang kehidupan jaman
sekarang menuntut kita untuk mengikuti trend.
Tapi, coba kita pikirkan lagi mana prioritas kita. Mengikuti trend atau belajar supaya kedepannya
kita dapat menciptakan trend. Yang
kedua, ingat waktu. Mari gunakan waktu yang terbatas ini sebagai kesempatan
untuk mengubah hasil belajar kita. Untuk itu, diperlukan yang namanya
pengimbangan dan kerja keras. Pengimbangan yang dimaksud adalah antara apa yang
diinginkan dan yang dilakukan harus seimbang. Jika kita ingin mencapai sesuatu,
kita harus berusaha untuk mencapainya. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha.
Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Kerja keras tidak didapat secara instan
tapi dibiasakan sampai jadi nyaman. Jangan memandang belajar sebagai beban
apalagi penderitaan. Namun, kita harus mengenali potensi kita dimana. Tak semua
hal harus dikuasai. Kuasai yang dirasa bisa dan butuh, sisanya tetap
diperjuangkan tapi pusatkan fokus di bidang yang memang benar-benar dirasa
paling bisa, lalu diasah.
Sebagai
pelajar, tentu kita pernah merasa bosan untuk belajar. Bosan menurut KBBI sudah tidak suka lagi karena sudah terlalu sering atau
banyak. Kenapa bisa terjadi? Karena kita melakukan hal yang sama secara
terus menerus, terlalu sering dan terlalu banyak. Maka belajar perlu ketekunan
dan harus dilakukan dengan konsisten sambil disisipkan rekreasi (refreshing).
www.pixabay.com |
Ada tujuh tips agar kita tidak bosan belajar.
Pertama, metode 50-10. Yaitu 50 menit belajar dan 10 menit refreshing. Terlalu banyak
informasi yang masuk maka ilmu tersebut malah terbuang percuma. Kedua,
buat target belajar namun bukan
target waktu. Jika target kita adalah jam, kita akan selalu memperhatikan waktu
dan tidak fokus belajar. Ketiga, dapatkan “Oalah!” Saat kita mengerjakan
latihan soal, jangan langsung lihat pembahasan atau kunci jawaban. Kalau
akhirnya paham karena kita mencoba sendiri, kita akan berkata “Oalah! Jadi
daritadi gini doang toh.” Saat kita langsung melihat pembahasan kita tidak akan
mengerti tapi hanya mengetahui jawaban. Keempat, beri hadiah dan hukuman.
Contohnya saat kita berhasil mengerjakan 10 nomor latihan soal, maka kita boleh
bermain game tapi jika tidak maka tidak boleh bermain game. Kelima, cari sumber
belajar lain selain buku, misalnya internet, youtube, dan lainnya. Keenam, cari
suasana baru yang sesuai dengan tipe dan cara belajar. Ketujuh, cari komunitas
atau teman belajar. Terakhir adalah
berdoa sebelum belajar. Berdoa bukan karena ada waktu kosong tapi kita
menyediakan waktu secara khusus untuk Tuhan dan
dilakukan dengan hati sungguh-sungguh. Sama seperti Daniel yang selalu
berdoa kepada Tuhan (Daniel 6:11), kita juga harus menjadikan doa sebagai
kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar