Kategori

2019/01/11

Teks Negosiasi

Gaji Membawa Awal Baru

www.pixabay.com
Prolog
*Suatu hari di pagi yang cerah terlihat seorang mahasiswi (Auriel) sedang berdiri di depan perusahaan Ling.
Auriel : “Ah! Pasti hebat sekali bisa bekerja di tempat ini.”
*Tidak lama terlihat seorang mahasiswi (Dhita) datang ke tempat itu.
Dhita : “Ah! Aku ingin sekali setelah lulus bisa bekerja di tempat ini pasti asyik.”
*Disitulah pertemuan pertama Dhita dan Auriel.
Bagian 1
2 tahun kemudian…
*Di perusahaan Ling melamar pekerjaan.
Michelle (HRD): “ Pelamar nomor urut 1 silahkan masuk ke ruangan.”
Dhita : “ Selamat pagi, bu ”
HRD : “ Selamat pagi. Silahkan duduk, dengan Dhita benar? “
Dhita: “ Benar, bu. Ini bu persyaratannya. “
HRD : “ Okay sebentar saya baca dulu ya. Hmm persyaratannya sudah lengkap semua dan kami tertarik untuk mengajak anda bergabung dengan perusahaan kami tapi..”
Dhita: “ Tapi apa ya bu?”
HRD: “ Tapi menurut kami, permohonan gaji yang anda ajukan terlalu besar.”
Dhita: “ Saya kira tidak besar, bu. Saya mengajukan ini juga penuh pertimbangan, bu. Saya adalah anak                    perantauan bu jadi saya membutuhkan biaya untuk membayar uang kost belum juga saya harus mengirimkan uang ke orang tua saya di kampung serta saya harus membayar semua pengeluaran adik-adik saya bu.”
HRD :” Hmmm begitu rupanya tapi 7 juta rupiah masih terlalu besar karna anda baru pertama kali bekerja bagaimana jika 5 juta? “
Dhita: “ Maaf, bu. Itu sudah saya hitung dengan benar dengan kebutuhan bulanan saya. Saya harus membayar semua pengeluaran 2 adik-adik saya, bu .Saya juga belum memiliki kendaraan pribadi bu jadi pulang pergi memnggunakan angkutan umum dan kost saya lumayan jauh bu dari sini. Saya mohon pertimbangkan kembali bu.”
HRD: “ Baiklah bagaimana dengan Rp. 5.200.000,00?”
Dhita : “Apa tidak bisa dinaikan sedikit lagi saja bu?”

HRD: “ Hmm, baiklah bagaimana dengan Rp.5.500.000,00? Itu sudah penawaran paling tinggi kami.”
Dhita : “Baiklah kalau begitu saya setuju dengan gaji  Rp. 5.500.000,00.”
HRD: “ Kalau begitu, selamat bergabung dengan perusahaan kami.”
Dhita: “Terima kasih,bu. ”
*Pelamar selanjutnya
HRD : “ Pelamar nomor urut 2 silahkan masuk ke ruangan.”
Auriel : “ Selamat pagi, bu ”
HRD : “ Selamat pagi. Silahkan duduk, dengan Auriel benar? “
Auriel : “ Benar, bu. Ini bu persyaratannya. “
HRD : “ Okay sebentar saya baca dulu ya. Hmm persyaratannya sudah bagus semua dan kami tertarik untuk mengajak anda bergabung dengan perusahaan kami hanya saja..”
Auriel : “ Hanya apa ya bu?”
HRD : “ Hanya saja menurut kami, permohonan gaji yang anda ajukan terlalu besar.”
Auriel : “ Saya kira tidak besar, bu. Saya mengajukan ini juga penuh pertimbangan, bu. Saya adalah anak                    pertama bu jadi saya menjadi tulang punggung keluarga,bu. Saya juga harus membayar semua pengeluaran adik-adik saya bu.”
HRD :” Hmmm begitu rupanya tapi 7 juta rupiah masih terlalu besar karna anda baru pertama kali bekerja bagaimana jika 5 juta? “
Auriel : “ Maaf, bu. Itu sudah saya hitung dengan benar dengan kebutuhan bulanan saya. Saya harus membayar semua pengeluaran 4 adik-adik saya, bu. Rumah saya juga jauh bu dari kantor ini. Saya mohon pertimbangkan kembali bu.”
HRD: “ Baiklah bagaimana dengan Rp. 5.500.000,00?”
Auriel : “Apa tidak bisa dinaikan sedikit lagi saja bu? Saya janji saya tidak akan mengecewakan perusahaan ini ibu boleh pegang janji saya.”
HRD: “ Saya suka kepercayaan diri anda, baiklah bagaimana dengan Rp.6.000.000,00? Itu sudah penawaran paling tinggi yang kami tawarkan.”
Auriel : “Baiklah kalau begitu saya setuju dengan gaji  Rp. 6.000.000,00.”
HRD: “ Kalau begitu, selamat bergabung dengan perusahaan kami.”
Auriel: “Terima kasih,bu. ”
Bagian 2
Pertemuan kedua Dhita dan Auriel
Dhita : “ hai kamu yang waktu 2 tahun lalu berdiri di depan perusahaan ini kan?”
Auriel : “ Hmm, ah iya Kamu juga bukan?”
Dhita : “ Gimana kamu keterima kerja disini?”
Auriel : “ Iya, kamu?”
Dhita : “ Wah sama dong, ternyata kita bisa sekantor ya. Mau jadi temanku?”
Auriel : ” Iya mau, emm duluan ya sudah sore.”
Dhita : “ Iya, sampai jumpa lagi.”
Auriel : “ Iya.”
 Bagian 3
1 bulan kemudian…
Waktunya gajian
HRD : “ Ini gaji kamu Dhita.”
Dhita : “ Terima kasih, bu “
HRD : “ Iya sama-sama.”
HRD : “ Ini gaji kamu Auriel dan karna kamu bagus kerjanya bulan ini kamu saya kasih bonus.”
Auriel : “ Terima kasih, bu.”
HRD : “ Iya sama-sama. Sekarang kalian boleh pulang.”
Sebelum pulang
Auriel : “ Dhita besok aku mau traktiran gaji pertama kamu dateng ya.”
Dhita : “ Okay, dimana?”
Auriel : “ Cafe Happy R&W jam pulang kantor.”
Dhita : “ OK, sampai ketemu besok .”
Auriel : “ Ok, sampai ketemu.”
Bagian 4
Cafe Happy R&W
Auriel : “ Eh Dhita ayo duduk sini.”
Dhita : “ iya, emm kamu dapat gaji berapa?”
Auriel : “ Gaji 6 juta karna aku anak pertama terus harus bayarin 4 adikku tapi aku dapat bonus 500 ribu rupiah makanya aku bisa traktir gini.”
Dhita : “ Wah hebat ya apa nih rahasianya?”
Auriel : " tidak kok biasa aja kamu juga pasti bisa kayak aku dapat bonus kamu harus kerja keras aja.”
Dhita : “ iya, makasih ya sarannya.”
Auriel : “ sama – sama.”
30 menit kemudian
Dhita : “ Auriel aku pulang dulu ya.”
Auriel : “ OK, sampai ketemu.”
Dhita : “ sampai ketemu.”
Dhita di rumah
Dhita : “ Ah! Rasanya aku ingin juga deh kayak Auriel bisa traktir teman pakai gaji pertama pasti rasanya menyenangkan. Kapan ya aku bisa kayak Auriel sedangkan uang gaji aja udah pas-pasan buat bayar cicilan belum kost belum buat dikirim ke kampung. Apa aku curi aja ya uang kantor lagian masa udah gajinya Auriel 6 juta aku cuma 5.5 juta masih dapat bonus lagi Auriel. ”
BOOM
*Dhita bimbang dan muncullah malaikat dan iblis.
Malaikat : “ Jangan lakukan Dhita itu tidak baik semua masalah pasti ada jalan keluarnya.”
Dhita : “ Tapi gimana kalau tidak ada jalan keluarnya?”
Malaikat : “ Semua masalah pasti ada jalan keluarnya kamu sabar aja nunggunya, Tuhan pasti bantu.”
Dhita : “ Nunggu itu tidak pasti lalu  lama lagi lebih baik aku cari cara yang mudah.”
Malaikat :” jangan Dhita dosa lebih baik cari cara yang lain.”
Dhita : “ Nunggu lama lalu tidak pasti tidak mau aku.”
Iblis : “ Lakukan aja Dhita kan mudah cepat juga lagi daripada kamu nunggu lama.”
Dhita : “ iya lebih mudah dan lebih cepat aku lakukan saja.”
Iblis : “ iya lakukan.”
Dhita : “ Tapi itu dosa jika aku lakukan.”
Iblis : “ Sudah tidak papa ini cara tercepat.”
Dhita : “ iya oke ku lakukan.”
Bagian 5
Setelah mencuri Dhita jalan pulang
Dhita : “ lumayan nih dapat 500 ribu rupiah.”
Perampok 1 : “ Wah lihat deh ada mangsa nih malam ini.”
Perampok 2 : “ iya tuh ayo kita temui.”
Perampok 1 : “Woi, siniin itu uang yang di punya.”
Perampok 2 : “ iya serahin cepat.”
Dhita : “ Jangan saya lagi butuh uang ini.”
Perampok 1 : “ Serahkan atau nyawa.”
Dhita : “ Baiklah ini ambil semua asal jangan sakiti saya.”
Perampok 2 : “ eh kasihan juga dia gimana kalau kita kasih dia ongkos pulang?”
Perampok 1 : “ iya kasihan juga.”
Perampok 2 : “ Gimana kalau kita kasih 200 ribu rupiah?”
Perampok 1 : “ tidak tidak tidak terlalu banyak 100 ribu rupiah saja.”
Perampok 2 : “ oke, nih buat ongkos pulang karna kita baik.”
Perampok 1 : “ Sudah pergi sebelum kita berubah pikiran .”
 Setelah Dhita pergi
Perampok 2 : “ Padahal ini cuma pisau bohongan dia takut duluan.”
Perampok tertawa
Dhita POV setelah pergi dari perampok
Dhita : “ Hah…ternyata ini yang namanya karma lain kali tidak di ulangi lagi deh gajiku bulan depan akan aku buat kebalikan uang perusahaan deh sebagai gantinya.”

Epilog
Selain mengembalikan uang perusahaan Dhita juga selalu mengunjung panti asuhan untuk menebus dosanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar