Kategori

2018/04/18

Legenda Rawa Kutuk


Legenda Rawa Kutuk

sumber: pixabay.com


Dahulu kala, terdapat dua kerajaan besar yang berada di Tangerang. Kedua kerajaan tersebut adalah Kerajaan Majapayung yang berada di sebelah Barat, dan Kerajaan Gatolan berada di sebelah Timur. Di antara dua kerajaan tersebut, terdapat sebuah jalan yang menghubungkan dua kerajaan. Kerajaan Majapayung dipimpin oleh Ratu Malin, sedangkan Kerajaan Gatolan ini dipimpin oleh Raja Lulung. Penduduk yang tinggal di sekitar Kerajaan Gatolan sangatlah banyak, sehingga wilayah Gatolan menjadi sangat sempit dan terlalu ramai. Oleh karena itu, Raja Lulung memutuskan untuk memperluas daerah kekuasaannya. Dalam hatinya, “Alangkah banyaknya orang-orang yang tunduk padaku, tapi lihatlah ini, sepertinya kurang luas daerahku ini.” Maka disuruhlah utusannya mencari daerah untuk memperluas kekuasaannya.
Utusannya pun pergi mencari. Setelah lama mencari, mereka menemukan sebuah jalan tak berpenghuni yang jaraknya tidak begitu jauh dari kerajaan. Dan disekitar jalan tersebut terdapat rawa sehingga jalan tersebut dikenal dengan Jalan Rawa. Mendengar kabar tersebut, Raja Lulung menyampaikan kepada penduduknya dan pengikutnya bahwa adanya lahan untuk ditempati. Tanpa berpikir panjang, segeralah penduduknya menempati jalan tersebut. Raja Lulung tidak mengetahui bahwa Jalan Rawa adalah milik Kerajaan Majapayung. Berita bahwa Jalan Rawa telah diambil alih oleh Kerajaan Gatolan telah sampai di telinga Kerajaan Majapayung. Mendengar hal ini, Ratu Malin dari Barat pun kesal. Sang ratu langsung menyatakan perang terhadap Kerajaan Gatolan.
Lima hari kemudian perang berlangsung darah berceceran, mayat bergeletakan, senjata perang bertebaran. Pada hari ke tiga belas Kerajaan Gatolan dapat mengalahkan pasukan Raja Lulung tapi Jalan Rawa menjadi rusak akibat perang yang terjadi. Pada hari itu juga rakyat langsung dengan semangat memperbaiki jalan tersebut, sementara itu di Kerajaan Majapayung Ratu Malin sangat murka melihat kemenangan Kerajaan Gatolan. Segera ia mengutus orang pintar bernama Nyi Jongkrak untuk mengutuk jalannya yang telah diambil alih. “Sebanyak butiran pasir pun engkau membenarkan jalan ini, sampai mati pun tidak akan bagus.”
       Raja Lulung pun bingung harus berbuat apa. Hatinya sangatlah kesal, tetapi ia tahu bahwa apa yang dibuatnya salah. Ia tidak ingin meminta maaf kepada Ratu Malin. Raja Lulung berpikir keras bagaimana cara untuk menghilangkan kutuk dari Jalan Rawa dan memindahkan kutuk tersebut ke Kerajaan Majapayung agar Ia dapat mengambil kembali Jalan Rawa tersebut. Ia meminta panglimanya untuk mencari dukun yang dapat menghilangkan kutuk jalan tersebut.  Setelah beberapa hari kemudian, sang panglima pun mendapat seorang dukun terkenal di daerah Kerajaan Gatolan. Raja Lulung pun langsung meminta si dukun untuk menghilangkan kutuk di Jalan Rawa dan memindahkannya ke Kerajaan Majapayung. Ia juga berjanji akan memberikan imbalan yang besar jika si dukun berhasil menghilangkan kutukannya. Si dukun ini pun menyetujuinya.
Segera ia pergi ke jalan tersebut. Namun sesampainya di jalan itu, seketika ia seperti mendapatkan firasat buruk. Tapi mengingat sang raja akan memberikan imbalan yang menggiurkan, ia kemudian mempersiapkan segala yang ia butuhkan dan mengucapkan mantranya. Setelah mengucapkan mantra tersebut, tiba-tiba langit menjadi gelap dan petir menggelegar dimana-mana.
        Si dukun pun mulai ketakutan lalu melarikan diri. Namun, pada saat dia melarikan diri, petir menyambar dirinya lalu mati. Dukun tidak berhasil mengangkat kutukan dikarenakan dukun yang berasal dari Kerajaan Gatolan telah mengutuk jika ada yang berusaha mengangkat kutukan tersebut, langit akan menjadi gelap dan petir akan menyambar orang yang berusaha mengangkat kutukan.
Raja Lulung pun pantang menyerah. Ia terus berusaha mencari orang pintar untuk menghapus kutukan tersebut. Berminggu-minggu, berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tidak ada satupun orang yang mampu menghapus kutukan dari Ratu Malin bahkan puluhan orang pintar sudah menjadi korban dari kutukan itu. Akhirnya, Raja Lulung pun menyerah, ia tidak berusaha mencabut kutukan tersebut lagi. Sehingga orang-orang Kerajaan Gatolan yang tinggal di sekitar jalan tersebut menyebutnya "Rawa Kutuk".



sumber: pixabay.com

2 komentar:

  1. Prediksi Togel Sgp Mbah Bonar 17 November 2019 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-mbah-bonar-17-november-2019/ > Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu hari ini </a> Gabung sekarang dan Dapatkan Potongan Setiap Hari !!!

    BalasHapus
  2. Klw boleh tau nara sumber nya dr mana? Bisa di perjelaskan dengan detail?

    BalasHapus