LEGENDA DESA MEDANG
sumber: pixabay.com
Pada zaman dahulu kala di sebuah desa , terdapat suatu
kerajaan yang bernama Kerajaan Watugaluh. Dalam kerajaan itu tinggalah seorang raja yang bernama Sri Kartadisertai
sang ratu, dan kedua anaknya yakni Pangeran Sri Sanjaya, dan Sri
Wongosari
beserta istri mereka masing-masing dan prajurit-prajurit nya. Merekasangat terkenal dikalangan
masyarakat desa tersebut, karena kebaikan mereka seperti ramah , peduli , tidak sombong , dan mau berbagi
kepada masyarakat sekitar. Ini semua berkat didikan Raja Sri
Karta yang bijaksana dan berhasil mendidik kedua anaknya.
Pada suatu saat Raja Sri Karta jatuh sakit. Raja tersebut
mengidap penyakit yang sangat parah dan langkasehingga kondisi nya tidak memungkin
kan untuk banyak beraktivitas seperti biasa. Kondisi kesehatan sang raja terus
kembali menurun.Ratu punmenjadi sangat panik. Ia memutuskan untuk memanggil
seorang tabib dengan upaya menyebuhkan sang raja. Namun sayangnya tabib
tersebuttak bisa berkata sepatah katapun
tentang penyakit sang raja ini.
“ Tabib , mengapa engkau diam saja? Tolong katakan kepada
saya , penyakit apa lagi yang baginda derita. Apakah dia masih dapat bertahan ? Apakah penyakit baginda masih dapat disembuhkan ? Tolong jelaskan kepada saya Tabib!
Tolong bantulah saya”kata Ratu dengan panik kepada
sang tabib. Namun
sang tabib tetap diam dan tidak bisa berkata apapun tentang penyakit dan kesembuhan
sang raja.
Ratu dan kedua anaknya, yakni
Pangeran Sri Sanjaya dan Sri Wongosari pun memanggil tabib-tabib terkenal
lainnya. Bahkan mereka memanggil tabib yang berasal dari luar desa untuk
menyembuhkan penyakit Raja Sri Karta. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil
apapun, dengan kata lain sia-sia.
Keadaan Raja Sri Karta kembali menurun jauh dan membuatnya
berpikir untuk
memanggilistri dan kedua anaknya agar berkumpul dan membicarakan sesuatu
hal. Raja Sri Karta pun berkata kepada kedua anaknyabahwa di dalam hutan
terpelosok di tengah Kerajaan Watugaluh, terdapat tempat dimana ia dulunya
menyimpan harta. Harta tersebut ingin ia wariskan kepada kedua putranya.Raja
Sri Karta berpesan untuk membagi hasil warisannya dengan rata.
Harta warisan Raja Sri Karta
berada didalam sumur yang berada di suatu goa tersembunyi di dalam hutan
tersebut. Hutan itu terkenal sangat angker yang dulunya digunakan untuk
membuang jasad orang yang telah dihukum mati oleh pemerintahan terdahulu. Hutan
itu dikenal dengan ‘Hutan Kematian'.
Tak
lama kemudian, Raja Sri Karta pun meninggal akibat penyakit langka yang
dideritanya. Setelah sang Raja meninggal, sifat kedua putranya berubah drastis.
Kini mereka memiliki sudut pandang yang serakah dan haus akan harta. Mereka egois
dan meningkatkan pajak desa dengan harga yang tidak masuk akal. Mereka berdua
pun mulai memperebutkan harta. Inilah penyebab dan awal mulanya terjadi perang antar
saudara.
Seiring berjalannya waktu, Ratu pun
wafat termakan oleh usia. Keadaan semakin memanas,kedua Pangeran semakin menginginkan harta karun
peninggalan sang Raja. Bahkan, harta warisan sang Raja pun kini dijadikan
taruhan oleh kedua putranya. Barangsiapa yang berhasil mendapatkan harta
tersebut, ialah yang berhak untuk memegang kendali atas Kerajaan Watugaluh ini.
Pangeran Sri Sanjaya dan Sri Wongosari saling bertarungyang untuk
mendapatkan harta warisan yang berada di dalam Hutan Kematian tersebut.
Istri Pangeran Sri Sanjaya pun mendukung suaminya dengan berkata“Saya doakan semoga mas mendapatkan harta karun tersebut.
Jika kita sudah mendapatkan hartakarun sudah sangat yakin kita dapat menjual
nya dan hidup kita semakin kaya raya”.
Di sisi lain, istri Pangeran Sri Wongosari
bisa dikatakan tak mau kalah liciknya. Diam-diam dan tanpa sepengetahuan
siapapun terkecuali suaminya, istri Pangeran Sri Wongosarimenaruh racun di atas
minuman Pangeran Sri Sanjaya. Namun kesalahan besar dibuatnya. Yang meminum
racun tersebut bukanlah Pangeran Sri Sanjaya, melainkan istri Pangeran Sri
Sanjaya.
Pangeran Sri Sanjaya marah besar
dan mengamuk. Ia berjanji pada dirinya bahwa ia akan membalas dendam dan
membunuh istri dan Pangeran Sri Wongosari. Awalnya ia berhasil membunuh istri
Pangeran Wongosari dalam sekejap. Kini kedua pangeran pun tak bisa
mengendalikan diri dan terkontrol oleh panasnya emosi masing-masing.
Kerajaan Watugaluh kini terbagi
menjadi dua, yakni Watugaluh Timur dan Watugaluh Barat. Kedua blok barat dan
timur mempersiapkan prajuritnya dengan matang untuk menghadapi peperangan yang
entah kapan akan terjadi. Mereka membentuk benteng pertahanan yang sangat
besar. Hutan Kematian yang berada di tengah menjadi pemisah terbesar mereka.
Hari itu pun tiba, dimana kedua
Pangeran memutuskan untuk memperebutkan harta warisan itu. Kedua pangeran
memulai perjalanan dari bloknya masing-masing dengan membawa prajurit dalam
hitungan banyak. Mereka melewati hutan yang angker dengan pepohonan yang
menjulang tinggi. Burung gagak banyak beterbangan. Hingga akhirnya mereka
bertemu di tengah hutan dimana goa tersebut berada.
Tempat
itu menjadi bersejarah, karena adanya medan perang, tempat itu dinamai MEDANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar