Kategori

2018/04/12

Legenda Bumi Serpong Damai

CERITA RAKYAT

BUMI SERPONG DAMAI


sumber: pixabay.com

Dahulu kala, pada masa penjajahan Belanda, bediri dua buah kerajaan yang menempati satu daerah yang sama. Kerajaan itu bernama Haegan dan Ruebin. Dua kerajaan tersebut berdiri sebagai kerajaan yang rukun satu sama lain, tanpa ada pertentangan sekali pun. Tak ayal mereka kadang mengadakan kerja sama dan membentuk perjanjian bersama agar relasi tetap terjaga. Untuk mengirimkan surat resmi dari masing-masing kerajaan, mereka memiliki seorang pengantar pesan khusus bernama Kornelia van Walls, seorang perempuan yang menyamar sebagai lelaki. Dia bertugas mengirim surat-surat penting dari kerajaan satu ke satunya. Berkat kerja Kornelia yang efektif dan jarang gagal, kedua kerajaan selalu berhasil menjaga perdamaian mereka. Kornelia pun diberikan banyak penghargaan dan dianggap tokoh yang hebat di kedua kerajaan, dia disebut sebagai Kornelia si Gagah. Walaupun begitu, Kornelia tetap rendah hati dan bergaul dengan sesama pengirim pesan yang tidak sebaik dan seterkenal dia. Namun satu hal yang selalu mengganggunya dan membuat dia gelisah ialah dia masih belum berani menunjukan jati dirinya yang asli, yaitu seorang perempuan yang lemah dan tidak bisa apa-apa. Dia selalu merahasiakan hal itu karena wanita masih belum dianggap setara dengan pria yang memegang segalanya pada masa itu.
Suatu hari, Kornelia menghantarkan hadiah dari Raja Dazsz, pemimpin Kerajaan Haegan, kepada Raja Baskine, pemimpinKerajaan Ruebin, yang baru saja memenangkan turnamen menembak tahunan. Saat dia sedang di jalan pulang, dia diajak teman-temannya ke sungai Nureia, sungai yang ada diantara Kerajaan Haegan dan Kerajaan Ruebin untuk berenang. Awalnya Kornelia merasa ragu-ragu karena semua temannya adalah pria dan tidak mungkin dia ikut berenang bersama para pria-pria tersebut, tapi daripada dianggap sombong akhirnya dia memutuskan untuk ikut namun tidak berenang.
Saat sampai, para pembawa pesan langsung membuka baju mereka dan masuk ke sungai untuk berenang, ada juga yang langsung melompat ke sungai tanpa melepas sehelai pun baju. Mereka sungguh senang karena bisa istirahat sejenak dari kelelahan bekerja sebagai pengantar pesan, kecuali untuk Kornelia sendiri yang hanya duduk di batuan sungai.
Teman-temannya pun kebingungan kenapa dia tidak ikut berenang, ada yang berani mendatangi dia untuk mengajaknya berenang namun ditolak secara sopan oleh Kornelia. Mereka pun tak habis akal, ada yang sedikit menciprat air ke Kornelia, menarik-narik tangan Kornelia dan ada juga yang ingin mendorongnya langsung ke sungai. Kornelia langsung memberikan banyak alasan namun mereka tidak percaya.
Akhirnya Kornelia pun memberi tahu kenapa dia tidak ikut berenang. Dan otomatis teman-temannya langsung terkaget mendengar perkataan Kornelia. Mereka tidak percaya bahwa selama ini Kornelia si Gagah adalah seorang wanita lemah yang tidak seharusnya dan sepantasnya melakukan pekerjaan penting ini. Mereka pun langsung naik dari sungai dan berpakaian, mereka bersiap-siap membawa Kornelia dan kabar ini ke Raja Dazsz.
Saat mereka sampai di gerbang Kerajaan Haegan, mereka langsung menuju Altar Raja yang terletak di tengah-tengah kota. Mereka langsung meminta bertemu Raja Dazsz untuk melaporkan hal ini. Mereka diizinkan masuk dan bertemu Raja Dazsz. Raja Dazsz tampak kebingungan karena ramainya orang yang mendatanginya hari itu. Dia meliha Kornelia ditengah-tengah kerumunan dan langsung meminta penjelasan atas hal ini. Salah satu dari mereka berbicara bahwa ternyata selama ini Kornelia adalah seorang perempuan.
Raut muka kebingungan muncul di muka Sang Raja. Dia seakan-akan tak percaya atas omongan mereka dan mengancam akan menghukum mereka semua jika mereka tidak melepas Kornelia. Mereka pun langsung bingung untuk melanjutkan karena takut dihukum Sang Raja. Kornelia pun berpikir bahwa toh rahasianya telah terbongkar, hidupnya takkan sama seperti dulu lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk mengaku dan membenarkan pernyataan mereka. Sembari mengakui, dia membuka pakaian `pria’-nya dan menunjukan dirinya yang asli. Seorang wanita dengan rambut cepak dengan paras cantik. Mereka semua kaget dengan penampilan aslinya, begitupun dengan Raja Dazsz. Dia begitu terpukul, pikirannya tidak terkontrol dan dia merasa telah dikhianati. Dia pun menyuruh para penjaga Altar Raja untuk memenjarakan Kornelia. Kornelia yang sudah tahu kemana takdir akan membawanya setelah ini pun pasrah ditangkap dan dibawa ke penjara bawah tanah.
Selama Kornelia dipenjara, Raja Baskine dari Kerajaan Ruebin kebingungan mencari keberadaan Kornelia. Dia sudah tidak mendengar kabar lagi tentang Kornelia. Ada yang bilang dia sudah dibebas tugaskan, ada juga yang bilang dia pensiun, bahkan ada pula yang bilang bahwa dia sudah tidak bernyawa. Rasa tidak pasti yang dilanda Raja Baskine membuat dia tidak tenang, dia pun memanggil salah satu pengantar pesan dari Kerajaan Haegan ke Chapel Raja untuk menanyakan kabar Kornelia.
Sang pengantar pesan berkata bahwa Kornelia sekarang sedang dipenjara, namun dia tidak memberikan alasan yang pasti saat ditanya alasan Kornelia dipenjara. Ketidak pastian yang dirasakan membuat Raja Baskine menganggap bahwa Kerajaan Haegan, terutama Raja Dazsz menyembunyikan sesuatu terhadap Kerajaan Ruebin, dan menganggap hal ini sebagai bentuk penghinaan terhadap terhadap Kerajaannya. Dia pun menyatakan perang terhadap Kerajaan Haegan, yang diketahui oleh Raja Dazsz dari si pengantar pesan dari Chapel Raja.
Raja Dazsz yang sedang merasa dikhianati pun tidak berpikir lurus, dia melupakan segala bentuk perjanjian, kerja sama dan semua hal yang telah di lakukan oleh kedua kerajaan dan memutuskan untuk menerima pernyataan perang tersebut. Hari sudah ditentukan dan kemenangan sudah dijanjikan. Inilah momen `sekarang atau takkan pernah’ dari kedua kerajaan.
Kabar pun langsung tersebar ke penjuru kedua kerajaan dengan cepat. Rakyat dari kedua belah pihak merasa ini keputusan gegabah yang harus dipikirkan ulang. Namun karena merasa malu jika membatalkan perang, kedua pihak tidak menurunkan tuntutan. Kornelia pun mendengar kabar bahwa perang akan terjadi, dan dia merasa bahwa dialah orang yang bersalah karena perang ini adalah bentuk kesalah pahaman kondisinya yang tidak disebar luaskan. Dia pun gelisah dan berpikir dia tidak bisa tinggal diam dibalik jeruji ini pura-pura tidak ada yang terjadi.
Dia berusaha keras untuk mememui Raja Dazsz agar bisa membatalkan perang yang tidak berarti ini, namun dia bahkan tidak dapat menembus sipil penjara. Dia pun pasrah diam di penjara dengan cap `pengkhianat’. Dia kemudian mendapat sebuah solusi yang bahkan dia sendiri ragu untuk melakukannya, namun demi menghentikan perang dia memberanikan diri dan melakukannya.
Kornelia menulis sebuah pesan yang dia titipi ke sipir penjara dengan tulisan `bukalah disaat waktu yang pas’. Perang pun dimulai
Pasukan Kerajaan Haegan dan Kerajaan Ruebin bertemu di sebuah titik dekat Sungai Nureia. Mereka membawa penembak, pengeker, dan penebas pedang terbaik dari seluruh kerajaan. Mereka harus menghilangkan rasa kasihan terhadap musuh di saat ini, karena di medan perang, mereka yang merasa kasihan adalah mereka yang akan kalah. Para Raja memipin dari belakang untuk mulai sergapan. Saat kedua raja akan memulai serangan, mereka dikejutkan dengan kedatangan sipir penjara Kerajaan Haegan ditengah-tengah mereka yang membawa kabar.
Para raja langsung mendatangi sang sipir dan menanyakan ada apa. Sang sipir menjelaskan bahwa Kornelia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dan sang sipir membawa surat yang dititipkan untuk perang nanti. Raja pun kaget dan memutuskan untuk membuka surat itu agar dapat penjelasan. Di surat itu menjelaskan bahwa perang ini hanya sebuah kesalah pahaman besar yang dibuat oleh Kornelia. Kornelia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena dia tidak mau dirinya menjadi peran bersalah lagi demi perdamaian kedua Kerajaan.
Para raja pun meneteskan air mata dan tidak percaya bahwa mereka telah membuat kesalahan yang sangat besar, dan semua itu ditanggung sendiri oleh Kornelia. Mereka pun membatalkan perang dan memutuskan untuk membuat beberapa perjanjian baru, salah satunya adalah menyetarakan kesamaan gender antara pria dan wanita, serta membuat sebuah kota yang didedikasikan untuk Kornelia, yang diberi nama Bumi Serpong Damai. Serpong yang merupakan bahasa Haegin, bahasa khas Kerajaan Haegan, yang berarti `Gagah dan Berani’ dipakai dinama tengah kota tersebut untuk mengenang jasa Kornelia van Wals.


sumber: pixabay.com


Baca juga:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar