Kategori

2018/04/12

Legenda Kota Cilegon

Legenda Kota Cilegon

sumber: pixabay.com

Alkisah di sebuah kampung kecil, hiduplah dua orang kakak beradik yang amat akrab namun suka membuat onar, sehingga mereka kurang disukai oleh warga kampungnya. Sang kakak bernama Cai dan sang adik yang bernama Laguna. Mereka hidup sederhana dan saling menyayangi satu sama lain. Tetapi, mereka belum mempunyai keluarga masing-masing karena mereka berdua belum memiliki pasangan hidup yang tepat bagi mereka.
Konon, di kerajaaan dekat kampung mereka hiduplah seorang raja yang memiliki seorang putri yang amat menawan dan baik hati. Ajeng namanya, ia adalah putri yang disukai oleh semua pemuda desa karena kecantikannya dan kelembutan hatinya. Pernah dikatakan bahwa putrid Ajeng sering memberi sedekah bagi rakyatnya yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan. Kabar tersebut pun sampai kepada dua saudara tersebut dan membuat kedua kakak-beradik itu tertarik kepada sosok putri Ajeng.
Keesokan harinya, Caidan Laguna yang malamnya sudah berencana untuk pergi ke istana raja akhirnya berangkat. Mereka berniat untuk dating dan melamar putri Ajeng. Meskipun mereka akrab, tetapi kakak-beradik ini tidak segan-segan jika sedang bersaing. Perjalanan ke kerajaan tempat sang putri yang sangat ayu dan murah hati tersebut bertempat tinggal bukanlah perjalanan biasa yang mudah dan sebentar . Begitu banyak rintangan dan hutan – hutan lebat dengan pohon – pohon besar dan langka mereka lalui termasuk beberapa orang yang mencoba merampok dan membunuh mereka .
Kemudian, setelah satu hari yang begitu melelahkan dan penuh perjuangan , mereka memutuskan untuk bermalam dibawah sebuah pohon rindang ditakuti oleh masyarakat setempat . Karena mereka bukan berasal dari daerah tersebut , maka berita ini tidaklah mereka ketahui dan mereka menggunakan pohon ini sebagai tempat persembunyian dan istirahat . Setelah tertidur lelap , ternyata sekelompok warga dari kampung dekat hutan tempat pohon gaib tersebut hidup , mendatangi mereka lalu diam – diam merampas semua barang mereka lalu membawa mereka ke kampung untuk diikat dan dicari tentang identitas nya karena warga heran dengan kedua orang yang begitu berani beristirahat dibawah pohon gaib yang berkekuatan mistis serta menganggu ketenangan warga yang takut akan diberi kutukan oleh pohon tersebut .
Sesampainya di kampung kecil di dekat hutan tersebut , sang kepala suku yang begitu dihormati bernama Mbah Garo. Mbah Garo yang begitu bijaksana pun membangun kan mereka lalu memberi tahu mereka tentang pohon itu. Dengan suara yang begitu kecil dan serak, “ Nak , kalian harus tau bahwa pohon ini begitu kuat dan gaib. Tidak sembarang orang dengan sembarang niat boleh memanfaatkan kekuatannya . Hanya yang terpilih diperbolehkan menggunakannya. ” Pagi hari pun tiba , seluruh barang mereka dikembalikan lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan dua kuda yang begitu kuat dan setia .
Sesampainya di istana raja mereka pun langsung mencari putrid Ajeng dan akhirnya mereka menemukan putrid Ajeng. Mereka pun langsung mencoba melamar putrid Ajeng. Kecantikannya membuat mereka tidak peduli lagi satu sama lain. Namun tanpa disangka, putrid Ajeng pun menolak lamaran mereka. Laguna pun berkata “Wahai putri, tidak bisakah kau beri kami satu kesempatan saja?” putrid Ajeng pun berkata dengan tegas “Baiklah kalau itu maumu! Aku akan berikan satu syarat, bagi siapa di antara kalian yang dapat membawa pohon baja ke istana raja, akan kuterima lamaran itu!” Cai pun berkata “Baiklah putri daku tidak akan mengecewakanmu.” Mereka pun langsung berangkat dari istana raja mencari pohon baja tersebut.
Saat di perjalanan mereka pun bingung bagaimana mencari pohon baja tersebut. Namun tiba – tiba mereka teringat tentang pohon gaib yang dibicarakan Mbah Garo. Mereka pun akhirnya menuju ke tempat pohon gaib itu. Sesampainya di sana, mereka melihat pohon gaib tersebut, Caidan Laguna pun saling bersaing untuk mengambil pohon gaib itu. Lalu, mereka memberanikan diri untuk menebang pohon tersebut, mereka lupa akibat yang akan di timbulkan jika mereka menebang pohon tersebut. Karena mereka menebang pohon gaib,pohon bajamaka mereka salah satu dari mereka terkena imbasnya.
Ternyata, Lagunalah yang sial terkena imbasnya. Cai tidak terima atas kematian laguna, karena baginya, ini adalah kesalahan mereka berdua. Setelah kematian Laguna Cai menjadi sosok yang murung dan setiap saat selalu menangis. Dari air mata yang ia keluarkan setiap hari akhirnya terbentuk rawa. Karena inilah dulu sebagian dari daerah Cilegon terdiri atas rawa dan sedikit perkampungan/pemukiman.
Nama kampun gkecil yang dikelilingi rawa itu diambil dari nama mereka yaitu Cai dan Laguna yang digabungkan menjadi CILEGON. Cai yang berarti air dan Laguna yang berarti lengkungan.

sumber: pixabay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar