Kategori

2019/05/09

Materi Teks Anekdot

Materi Teks Anekdot

1.    Anekdot merupakan jenis teks yang bersifat menghibur karena berisi cerita lucu yang dikemas dalam bentuk narasi atau percakapan. Di balik cerita lucu tersebut, anekdot menyimpan pesan-pesan tertentu sebagai bahan introspeksi maupun inspirasi.

2.   Anekdot memiliki cirri-ciri, yaitu:
a.   Mengandung tokoh, alur, dan latar;
b.   Dapat melibatkan tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat umum;
c.    Mengangkat topic sosial yang bersifat factual;
d.   Berisi kritik atau sindiran; serta
e.    Mengemas cerita dalam bentuk lelucon segar yang tidak menjatuhkan.

3.   Untuk memahami anekdot, pembaca harus mencermati topic dan rangkaian peristiwa, serta kalimat yang diucapkan tokoh dalam cerita.

4.   Anekdot berisi makna tersirat yang mengandung pesan tertentu. Makna tersebut dapat dikonstruksikan dengan memahami topic, sasaran, dan unsure kelucuan.

5.   Mengonstruksi makna tersirat dilakukan dengan memahami isi anekdot, kemudian menghubungkan makna dengan fakta nilai-nilai kehidupan. Mengonstruksi makna tersirat bertujuan member pemahaman tentang masalah yang dikritik dalam anekdot.

6.   Anekdot tersusun atas struktur berikut.
a.   Abstrak, yaitu pembuka teks yang berisi penjelasan umum.
Alkisah, seorang wanita tinggal berdua bersama anaknya. Ia sudah tidak bersuami sejak anaknya belum genap berusia satu tahun. Suaminya telah meninggal dunia.

b.   Orientasi, yaitu pernyataan berisi latar belakang peristiwa.
Kini, anaknya telah berusia enam tahun. Ia selalu bertanya, “Ayah di mana?”, “Ke mana Ayah pergi?”, atau “Kapan Ayah pulang?”. Ibu pun kebingungan menjelaskan hal yang menimpa ayahnya. Sekali waktu, Ibu menjawab, “Ayah pergi ke surga. Ia sedang membangun istana yang megah untuk kita. Nanti kita juga akan menyusul ke sana dan bertemu lagi dengan Ayah. Jadi, kamu harus menjadi anak yang baik dan selalu doakan doakan Ayahmu di sana ya, Nak.”

Saat bermain, sang anak melihat teman-temannya bersepeda. Ia juga menginginkan sepeda. Ia pun meminta sepeda ke pada ibunya, tetapi tidak segera dibelikan. Akhirnya, sang anak menulis surat yang ditujukan kepada ayahnya di surga. Dalam surat tersebut, sang anak meminta uang 1 juta rupiah untuk membeli sepeda. Surat itu dikirimkannya melalui pos. 

c.    Krisis, yaitu pemunculan masalah, biasanya berisi unsur kelucuan
Saat tukang pos menyortir surat dalam kotak pos, ia menemukan surat sang anak. Karena tertulis ‘Kepada Ayah Di Surga’, ia menjadi bingung harus dikemanakan surat itu. Akhirnya, ia memutuskan menyerahkannya kepada polisi. Polisi membuka dan membaca surat itu. Para polisi yang membacanya terenyuh, kemudian memutuskan untuk mengumpulkan uang agar dapat dikirimkan kepasa sang anak. Uang yang terkumpul 900 ribu rupiah. “Ya sudah, tidak apa-apa meskipun kurang 100 ribu rupiah. Uang 900 ribu rupiah itu sudah cukup untuk membeli sepeda baru,” kata salah seorang polisi.


d.   Reaksi, yaitu cara penulis menyelesaikan masalah.

Uang tersebut diantarkan ke rumah sang anak oleh salah seorang polisi. Saat itu, sang anak sedang sendirian di rumah. Polisi itu menanyakan kabar sang anak dan ibunya, kemudian memeberikan amplop berisi uang itu. Sang anak senang sekali menerimanya. Setelah polisi pergi, sang anak membuka amplop dan menghitung jumlah uangnya. Karena tidak genap 1 juta rupiah, ia menulis surat lagi kepada ayahnya dan mengirimkannya lewat pos.

Tukang pos menemukan surat dengan alamat dan tujuan yang sama seperti waktu itu langsung melaporkannya kepada polisi. Polisi pun segera membuka dan membacanya. “Kepada Ayah di surga. Yah, terima kasih sudah memberiku uang untuk membeli sepeda. Tapi, lain kali, Ayah ingin memberiku uang, jangan lewat polisi karena akan dipotong 100 ribu rupiah. Uang yang aku terima hanya 900 ribu rupiah.” 

e.    Koda, yaitu penutup cerita.

Polisi yang membacanya hanya geleng-geleng kepala dan berkata, “Bahkan, saat kita menolong orang dengan tulus pun, tidak percaya.”

7.   Anekdot pada umumnya menggunakan kalimat atau bahasa tidak baku yang mengacu pada bahasa lisan, mengandung unsure kedaerahan, bahkan bahasa asing. Dalam setiap struktur teks anekdot mengandung aspek kebahasaan tertentu. Hal ini bergantung pada alur cerita yang dibawakan oleh penulis.

8.   Seseorang dapat menciptakan teks anekdot berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang terjadi di sekitar. Selain itu, anekdot juga dapat ditulis dengan cara mengonstruksi cerita lucu (anekdot) orang lain dengan bentuk yang berbeda karena pada umumnya anekdot bersifat anonym.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar