Kebersamaan Menerbitkan Kasih
www.google.com |
Judul
buku : The Truth About Forever
Penulis : Orizuka
Editor : Gita Romahdona
Terbit : 2008 (Cetakan Pertama)
Penerbit : Gagasmedia
Bahasa : Indonesia
Tebal : vi + 306 halaman
Okke
Rizka Septania atau yang dikenal sebagai Orizuka, adalah seorang penulis novel
asal Indonesia kelahiran tahun 1986. Lahir di Palembang, ia tumbuh di keluarga
yang gemar membaca. Orizuka telah
menghasilkan 26 karya, satu di antara karyanya yaitu “Summer Breeze” telah
diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Saya akan meresensi karya kedelapannya yang diterbitkan pada tahun 2008, “The Truth About Forever.”
Novel ini berukuran sedang, yaitu 13 x
19 cm. Cover buku ini dikemas dengan
simpel, didominasi oleh warna abu abu terang. Tebal novel ini 306 halaman. Font yang digunakan adalah Calibri,
dengan ukuran yang cukup besar sehingga tidak melelahkan untuk dibaca. Novel
ini terdiri dari 15 bab secara total, yang masing – masing babnya rata – rata
terdiri dari 20 halaman. Kertas yang digunakan adalah kertas HVS biasa.
Saya sangat menyukai alur dan tema
yang digunakan pada novel ini. Mengangkat tema tentang
kehidupan, novel ini bercerita tentang Yogas,
seorang pemuda yang mengidap HIV, pergi ke Yogyakarta untuk balas dendam kepada
seseorang yang membuat dirinya mengidap penyakit mematikan tersebut. Di
Yogyakartalah Yogas bertemu dengan Kana, perempuan ceria yang telah memberikan
Yogas semangat untuk hidup kembali.
Alur yang terdapat pada novel
ini adalah alur campuran. Karena terdapat bagian dimana pembaca dibawa ke masa
lalu. Genre novel ini adalah romance, tapi menurut saya novel ini tidak hanya memuat kisah cinta
- cintaan saja, karena didalamnya, kita sekaligus dapat melihat kisah hidup
dari pandangan seorang yang mengidap HIV.
Sudut pandang yang digunakan adalah
sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dibuktikan dari kutipan pada halaman
227, Yogas menghantamkan kepalannya ke
lantai, rahangnya mengeras. Bagaimanapun, dia harus menemukan Joe untuk balas
dendam. Karena kejadian itu, Yogas sudah tidak punya tujuan hidup lagi.
Novel ini memiliki 2 tokoh utama,
yaitu Yogas, dan Kana. Yogas adalah seseorang yang sangat mementingkan hidup
orang – orang disekitarnya. Maka dari itulah, ia sangat sulit didekati. Ia keras,
pemarah, dan jutek kepada orang – orang disekitarnya bukan tanpa alasan, ia
tidak ingin menyakiti orang – orang yang terlanjur menyayanginya, karena ia
tahu ia tidak akan berumur panjang. Yogas adalah seorang yang tegar dalam
menghadapi keadaannya meskipun ia tidak bisa menahan hasrat balas dendam.
Kana sendiri adalah perempuan tegar,
ceria, humoris, keras kepala, dan tak pernah menyerah. Meskipun sudah ditolak
dengan menyakitkan oleh Yogas, ia tetap tidak menyerah untuk mendekati Yogas
dan menyakinkan Yogas bahwa ia menerima Yogas dengan segala keadaan yang
dialami Yogas.
Novel ini mengajarkan kita untuk
menghargai hidup kita, dan menyadarkan kita untuk tidak membuang – buang waktu
kita. Novel ini juga mengajarkan kita untuk tidak mengucilkan para penderita
HIV/AIDS, karena bagaimanapun mereka juga manusia yang sama seperti kita.
Saya merekomendasikan novel ini untuk
anak remaja, karena ada banyak makna tentang kehidupan yang bisa dipetik dari novel ini.
Alasan saya memilih buku ini karena
saya menyukai novel – novel karangan Orizuka yang lainnya. Saya suka bagaimana
Orizuka menuliskan cerita yang jika kita lihat sekilas dari sinopsis bukunya akan terkesan klise, tapi sebaliknya, isinya
ditulis dengan sangat menarik dan tidak membosankan. Awalnya saya juga mengira
novel ini akan membosankan, namun sebaliknya, novel ini sangat bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar