Kerajaan- Kerajaan Yang Muncul Pada abad ke-5 dan
abad ke-6
www.pixabay.com |
Lin Yi – Champa
Pada mulanya Lin Yi adalah sebuah kota dan
merupakan pusat kegiatan politik pada 446 M. Tetapi pada perkembangan
selanjutnya sebuah kamp politik baru dibentuk dan dialihkan dari selatan Hai
Van Pass ke Tra Kieu, di wilayah yang namanya Quang Nam.
Sulit diketahui mengenai
keadaan kerajaan ini pada periode ini walaupun ada pendapt bahwa kerajaan ini
merupakan bagian kekuasaan dari kerajaan Funan pada masa pemerintahan raja
Jayavarman. Pada tahun 446 raja Funan yang bernama Jayavarman mengirim seorang
pendeta Hindu yang bernama Nagasena ke China Selatan yang tugasnya adalah untuk
menyetorkan upeti dalam rangka mengajak raja kerajaan tersebut melakukan
persekutuan denganya untuk menghadapi saudaranya yang bernama Tan Ken T’chouen
yang menguasai Lin Yi. Ternyata aliansi dari Jayavarman berhasil untuk menguasi
daerah pelabuhan di Cham.
Raja Cham yang bernama
Rudravarman mengirim utusan ke China pada 592 M, dan memperkuat pasukan
disebelah utara dan selatan wilayah kerajaannya. Hal itu dilakukan untuk
melakukan invasi ke Tonkin, namun usaha itu gagal akibat dominasi Cina atas
wilayah itu. Ia digantikan oleh anaknya yang bernama Shabuvarman yang menurut
prasasti yang dituliskan oleh ia sendiri bahwa ia seorang penyemabah Syiwa
Ketika Cina dibawah
kekuasaan dinasti Sui, Cina melakukan serangan ke Champa yang bertujuan untuk
menguasai semua hasil alam dan kekayaanya. Serangan ini mengakibatkan Champa menjadi
bagian kekuasan dari Cina. Seranagn itu mengakibatkan beberapa buku dan emas
dirampas oleh Cina. Serangan itu juga memaksa Raja Shabuvarman mengungsi dari
kerajaanya, akhirnya ia digantikan oleh putranya yang bernama Kandhapadarma.
Tetapi setelah Cham
dipimpin oleh Kadhapadarma, Cham menjadi terpecah belah. Cham bersatu kembali
setelah dipimpin oleh raja Prakashadharma pada 653 M, anak dari sepupu
Kandhapadharma. Raja ini kemudian mengganti namanya menjadi Vikantravarman, dan
pada periode raja ini penyembahan kepada Dewa Wisnu berkembang dengan pesat.
Kepepimpinan dari
Vikantravarman membawa perubahan yang sangat pesat pada Cham. Cham memiliki
pelabuhan perdagangan yang sangat ramai, letaknya yang strategis berada
ditengah-tengah daerah Indocina, adanya hubunganperdagangan dengan negar lain
terutama negara di kawasan Indonesia.
Pada perkembangan
selanjutnya terjadi suatu perebutan pelabuhan-pelabuhan dagang dengan kerajaan
Khmer yang terjadi berlarut larut hingga munculnya dominasi Cina menyelimuti wilayah
ini pada 939 M.
PanPan
Sumber China menyebutkan
bahwa mereka menerima banyak utusan dari Panpan pada abad ke-5 dan abad ke-6 ,
dimana utusan tersebut ini mempersembahkan hasil-hasil perdagangan dan harta
karun Budha. Utusan ini meminta persetujuan Kerajaan China agar PanPan dapat
merdeka dari kekuasaan Funan dan mereka akan terus melakukan hubungan dengan
Cina. Hubungan itu berupa hubungan kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik.
Dalam bidang ekonomi PanPan akan memberikan upeti dan utusan untuk diserahkan
kepada Cina, sedangkan Cina akan berupaya untuk melindungi PanPan.
Sumber China juga
menyebutkan bahwa kota di PanPan dibangun di dekat laut. Disana juga terdapat
banyak Brahmana yang berasal dari India, para Biksu, dan Tao. Ini menunjukkan
bahwa PanPan terpengaruh oleh kebudayaan dari Cina.
Setelah keruntuhan Funan
pada abad ke-6 PanPan menjadi anggota Dvaravati, sebuah perkumpulan kota yang
didirikan oleh Mon yang letaknya di delta sungai Menam. Letak PanPan sangat
strategis mungkin itulah yang mengakibatkan kerajaan tersebut menjadi penguasa
di Semenanjung Malaya setelah Kedah dan Langkasuka menjadi koloni Srivijaya.
PanPan mengalami
keruntuhan setelah mendapatkan serangan dari Srivijaya. panPan kehilangan
kontrol atas wilayah kekuasaanya terutama didaerah Siam dan Kedah. Daerah itu
merupakan pusat ekonomi bagi PanPan. Dengan dikuasainya daerah itu oleh
Srivijaya, maka PanPan menjadi sebuah daerah taklukan bagi Srivijaya. Namun
Srivijaya tidak membentuk sebuah pemerintahn baru disana, mnamun Srivijaya
memberikan hak otonomi kepada PanPan.
Baca juga:
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_63
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_55
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan_56
kebudayaan-neolitikum-di-kalimantan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar