PAPER TOWNS
www.google.com |
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Desain
Sampul : Martin Dima
Ahli
Bahasa : Angelic Zaizai
ISBN : 978–602–03–0858-6
Tahun Terbit :
2008
Buku yang bertema misteri ini, mengawali ceritanya
mengenai
seorang
laki – laki yang bernama Quentin
Jacobsen yang jatuh cinta dengan seorang
perempuan
bernama Margo Roth Spiegelman. Quentin dan
Margo bersahabatan sejak mereka berumur 2 tahun. Kisah cinta dan persahabatan mereka
dimulai pada saat Margo menjadi tetangga Quentin. Sayangnya seiringnya waktu,
hubungan mereka semakin merenggang. Hingga suatu saat, Margo menghilang dan
melarikan diri ke sebuah kota yang bernama dia sebut “Paper Town”
Buku yang memiliki 360 halaman ini, memiliki alur cerita
yang dapat
di
bilang menarik. Hal Ini dapat di tunjukan pada saat Margo, memberi petunjuk –
petunjuk untuk Quentin agar dapat mengetahui keberadaan dirinya. Salah satu
petunjuk yang menurut saya menarik adalah, pada saat Quentin berada di toko
souvenir yang sudah tutup. Disana
Quentin menemkan lubang – lubang kecil yang berada di salah satu tembok toko
itu. Pada awalnya Quentin bertanya – tanya mengenai keberadaan lubang tersebut.
Hingga suatu saat Quentin menemukan maksud dari lubang itu. Lubang itu adalah
tempat bekas menusuk peta.
Di samping itu, alur yang di
miliki novel karya John Green ini di
golongkan
dengan alur maju. Salah satu alasan novel ini termasuk golongan alur maju adalah
karena cerita yang tulis ini tidak atau hampir
tidak pernah mengangkat – angkat mengenai masa lalu.Walaupun ceritya ini di
awali dengan masa lalu seperti kalimat “Waktu
itu Margo dan aku berusia 2 tahun” (Halaman 9, paragraph 2, kalimat
terakhir) , namun novel ini menceritakan alur maju secra dominan atau
keseluruhan.
Sudut pandang yang dipakai dalam buku unik ini,
adalah sudut
pandang
orang pertama. Hal ini dapat di ketahui pada penggunaan kata ‘aku’ yang sering
di temui di setiap kalimatnya. Seperti kutipan ini “ Menurut pendapatku, semua orang mendapatkan satu keajaiban.” (
halaman 9, paragraf pertama, kalimat pertama ) .
Selain itu, buku yang mempunyai tebal 2 cm ini juga
memiliki
kelebihan
yang lain. Kelebihan yang di miliki buku ini adalah, sang penulis menggunakan
bahasa yang mudah di cerna oleh kalangan remaja, sehingga pada saat di baca
tulisan – tulisan tersebut seakan – akan hidup dan menaik para pembaca untuk
bergabung dengan dunia mereka. Sayangnya
tulisan – tulisan ini tidak akan luput dengan nam tempat – tempat yang
tidak di ketahui oleh pembaca. Hal ini akan membuat pembaca harus lebih fokus
untuk menggambarkan tempat tersebut. Seperti contoh pada saat sang penulis
menyebutkan kota Agloe.
Walaupun buku ini hanya di lapisi dengan kertas Art
Karton,
isi
dari buku ini tidak kalah dengan buku yang memiliki Hard cover. Buku ini
memiliki menyampaikan karakter – karakternya dengan cukup jelas. Sang penulis
mendeskripsikan karakter – karakter dengan menuliskan secara langsung dengan di
sertai perbuatan dan sikap – sikap mereka. Sebagai contoh, saya dapat dengan
mudah mengetahui sifat dari Margo dan Quentin dengan hanya membaca adegan
singkat mereka. Margo memiliki sifat misterius dan bebas, sedangkan Quentin
memiliki sifat pendiam dan takut dengan aturan yang ada. Selain kedua tokoh
tersebut, tertera 7 karakter lain yang memenuhi novel ini. Diantaranya ada
Marcus, Ben, Jase, Chuck, Radar, Angela, Becca
dan Lacey.
Buku yang memiliki desain yang unik ini, sangat di
sarankan
bagi pembaca remaja, terutama para remaja yang menyukai novel misetri – percintaan
yang tidak terlalu berat, seperti saya. Ini adalah salah satu alasan mengapa
saya memilih novel Paper towns. Selain itu, alasan saya menyukai novel ini
adalah karna cerita yang di angkat sangat menarik. Walaupun ada beberapa
kejadian yang dapat saya tebak, tetapi bagi saya novel ini termasuk novel
terbagus yang saya pernah baca.
Dari
novel ini saya mendapatkan pesan dan kesan yang sangat penting untuk hidup
saya. Novel ini mengajari saya untuk tidak putus aja dan selalu menjadi diri
kita sendiri. Kita tidak perlu menjadi apa yang mereka dan orang luar
innginkan, tetapi cukup jadi diri sendiri dan nikmatilah hidupmu. Dan ada satu
kutipan yang saya suka, kutipan itu berbunyi “ Barangklali ini lebih mirip dengsn ucapanmu sebelumnya, kita semua
retak. Seolah, kita semua berawal sebgai wadah kedap air. Dan hal – hal ini
terjadi – orang-orang ini meninggalkan kita, atau tidak menyayangi kita, atau
tidak memahami kita, atau kita yang tidak memahami mereka, dan kita kalah,
gagal, dan saling menyakiti. Dan wadah itu mulai retak di beberapa tempat.” (halaman 347, paragraf 3, kalimat pertama) .
*** Selamat Membaca ***
Baca juga:
resensi-biru-langit-cinta-eko-hartono
resensi-he-loves-her-till-end-monica
resensi-tears-in-heaven-angelia-caroline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar