Ibu : (Tidak menoleh benar) Malam lebaran Narto, dengarlah tabuh itu bersahut-sahutan. Pada malam lebaran seperti ini dia pergi, pergi dengan tidak meninggalkan kata.
Gunarto : (Agak kesal) Ayah …?
Ibu : keesokan harinya, hari lebaran, sesudah sembahyang aku memaafkan dosanya.
Gunarto : Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang yang tak pernah lagi mengingat kita.
Ibu : (Memandang Gunarto) Aku merasa ia masih ingat kita Gunarto.
Yang tergambar dalam penggalan drama di atas adalah konflik ….
a. Social
b. Fisik
c. Batin
d. Budaya
e. Alam
2. Bacalah penggalan drama berikut!
Satilawati : (berasa kasihan) Maafkanlah segala perkataanku yang kemarin itu, Kartili. Jangan dimasukkan ke dalam hati.
Kartili : (Tersenyum) Tentu tidak, Satilawati. Aku mengerti keadaanmu kemarin itu. Sekarang aku memuji kesetiaanmu terhadap Ishak. Sungguhpun telah engkau ketahui, bahwa ia ….
Satilawati : Gila, ya. Tapi ada sesuatu, suara halusku mengatakan, bahwa ia akan baik lagi. Baik buat selama-lamanya.
Kartili : itu yang kuhargakan tinggi, Satilawati: kepercayaanmu kepada diri sendiri.
Satilawati : dan biarpun ia tidak baik kembali, aku tidak juga dapat mengikatkan diriku kepada orang lain.
Kejahatan Membalas Dendam, Idrus
Watak tokoh Satilawati berdasarkan kutipan drama di atas ….
a. Baik hati, belas kasih, egois
b. Setia, penuh keyakinan, percaya diri
c. Keras kepala, cepat tersinggung, baik
d. Pemarah, setia, keras kepala
e. Baik, egois, baik
3. Bacalah penggalan drama berikut!
Ibu : Pak Gi ini benar-benar seorang pejuang yang tak pernah melupakan cita-citanya.
Anak : Cita-cita yang mana, Bu?
Ibu : Bahwa yang tak kalah penting dengan perang melawan kemiskinan dan kebodohan. Lha ini semua kan bukti keberhasilan beliau melawan kemiskinan?
Anak : Ibu sendiri kenapa tidak mengikuti jejak Pak Gi?
Ibu : Sebagai mantan bagian dapur umum, saya tetap berjuang terus, lho! Melawan kelaparan …”
Kado Istimewa, Jujur Prananto
Penggambaran watak Pak Gi yang diungkapkan pengarang pada penggalan di atas melalui ….
a. Ciri-ciri fisik tokoh
b. Lingkungan sekitar tokoh
c. Perbincangan tokoh lain
d. Prasaan tokoh
e. Reaksi tokoh-tokoh lain
4. Ketegangan di dalam cerita rekaan atau drama disebut ….
a. Peristiwa
b. Tokoh
c. Watak
d. Konflik
e. Dialog
5. Bacalah penggalan drama berikut!
(a) Nuniek : Bagaimana, Tien, Tonymu? Apa dia dating dari Jakarta?
(b)Hastien : datang sih sudah! Tapi dasar lelaki, bosan aku berurusan dengan dia. Lagi orang tuanya yang bawel itu, malah menyalahkan saya.
(c)Nuniek : Lho! Emangnya yang salah siapa?
(d)Hastien : Ya, jelas dong. Kalau aku enggak dikasih itu kan nggak begini jadinya.
(e)Nuniek : Kalau kamu nggak mau diajak itu, pasti nggak begitu!
(f)Hastien : Kau juga menyalahkan aku?
Berdasarkan kutipan drama di atas, dialog yang menonjolkan watak tokoh Hastien adalah ….
a. (a) dan (b)
b. (b) dan (d)
c. (c) dan (e)
d. (a) dan (d)
e. (d) dan (e)
6. Berdasarkan drama pada soal di atas penyebab konflik adalah ….
a. Hastien
b. Nuniek
c. Hastien dan orang tuanya
d. Hastien dan Tony
e. Tony
7. Bacalah penggalan drama berikut!
Calon suami : Kalau kita menikah nanti maukah kau menyumbangkan sebgaian gajimu untuk anak saya?
Calon istri : Apakah tujuanmu menikahi saya semata-mata untuk kepentingan anakmu, bukan untuk keluarga yang bahagia dan sejahtera?
Watak karakter calon istri pada penggalan dialog di atas adalah ….
a. Cengeng
b. Kejam
c. Pemberani
d. Pemarah
e. Peramah
8. Adegan Ponirah dan Marni dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Marni : Pon ... Ponirah!
Ponirah : Ada apa?
Marni : Aku melihat sepintas bayangan orang di sana!
Ponirah : Tenang saja!
Marni : Tenang . . . tenang? Tenang bagaimana? Kalau musuh?
PoniraH : Musuh? Marni, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin, yang berani bergerak di malam hari hanya TNI. Ayo jalan!
Marni : Tapi bulu kudukku berdiri.
Ponirah : Maka jangan di sini, ayo terus jalan!
Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri. Tangan kanan di balik seakan
memegang senjata.
Situasi yang dilukiskan dalam penggalan drama itu adalah....
a. mencekam
b. mengerikan
c. mengerikan
d. menjengkelkan
e. menggelisahkan
9. Gadis : Aku tidak mengemis nyawa pada Tuan!
Van Dijk : Akan kita lihat nanti .... Hei kau Ibu! Siapkan dirimu! Kini giliranmu!
Ibu : Tidak! Tidak! Biarkan aku pulang. Demi kemanusiaan. Aku punya anak dua orang, masih kecil-kecil. Mereka terkunci. Jika aku harus mati buat mereka aku akan menerima dengan senang hati.
Kesimpulan dari penggalan dialog di atas yang paling tepat adalah ....
a. Seorang gadis desa dan seorang ibu melawan perintah Van Dijk sehingga mereka mendapat siksaan.
b. Seorang ibu lebih rela mati untuk anak-anaknya daripada harus menurut perintah Van Dijk.
c. Van Dijk marah-marah kepada seorang gadis dan seorang ibu, karena tidak mau melayani perintahnya.
d. Seorang ibu tidak mau menurut terhadap perintah atasannya.
e. Seorang gadis dan seorang ibu disiksa oleh Van Dijk karena mereka bermasalah.
10. Bacalah penggalan drama berikut!
Asdiarti : Kenapa?
Yanti : Sangat ruwet!
Asdiarti : Kau dipaksa kawin oleh orang tuamu?
Yanti : Antara lain itu. Tapi banyak lagi soalnya.
Asdiarti : Apa?
Yanti : Ah, sudahlah. Sebaiknya kau tak usah memaksaku merigatakannya. Sulit. Terlalu sulit.
Asdiarti : Yah, aku tahu kau kerasan di rumah.
Yanti : (memandang)
Asdiarti : Itu persoalan yang banyak kita rasakan bersama.
Yanti : Kau juga mengalami seperti itu?
Asdiarti : Memang, cuma persoalanku tidak seberat persoalanmu.
Bagian dialog yang mendukung watak tokoh (Yanti) yang tertekan karena banyak masalah adalah ....
a. (memandang)
b. Kau juga mengalami seperti itu?
c. Sangat ruwet!
d. Ah, sudah.
e. Terlalu sulit.
Baca juga:
perubahan-makna
puisi-kontemporer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar