ASIAN PARA GAMES
Pesta Olahraga Difabel Asia atau yang biasanya
kita sebut dengan Asian Para Games merupakan ajang olahraga yang
diselenggarakan oleh Komite Paralimpiade Asia setiap empat tahun sekali, dengan
atlet-atlet penyandang disabilitas dari seluruh Asia. Asian Para Games diadakan
setiap empat tahun sekali, mulai dari tahun 2010, dilanjutkan dengan tahun
2014, dan tahun 2018 ini. Beruntungnya, di tahun 2018 ini, Asian Para Games
diselenggarakan di Indonesia, yaitu tepatnya di Istora Senayan Gelora Bung
Karno. Asian Para Games akan digelar pada 6-13 Oktober 2018 di Jakarta,
tepatnya Gelora Bung Karno, Jakarta International Velodrome dan JIExpo.
Indonesia adalah tuan rumah ketiga Asian Para Games yang pertama kali diadakan
di Guangzhou, Cina, pada tahun 2010. Hingga saat ini 3.886 atlet dari 42 negara
sudah terdaftar sebagai peserta. Dari jumlah itu, 300 di antaranya adalah atlet
dari Indonesia. Rangkaian kirab obor Asian Para Games dimulai pada hari Rabu, 5
September dengan pengambilan api dari sumber api abadi Mrapen di Grobogan, Jawa
Tengah dan akan dibawa keliling ke delapan kota di Indonesia hingga tiba di
Jakarta.
Indonesia sebetulnya sudah punya pengalaman
menyelenggarakan acara serupa. Pada 2011 lalu Indonesia menyelenggarakan ASEAN
Para Games di Solo, Jawa Tengah. Kala itu Thailand sukses jadi juara dengan
memboyong 126 emas. Sementara tuan rumah bertengger di posisi kedua dengan
perolehan emas sebanyak 113.
Ada 18 cabang olahraga yang dipertandingkan
dengan 568 nomor. Sebagai perbandingan, Asian Games 2018 mempertandingkan 40
cabang olahraga dengan 463 nomor. Banyaknya nomor per tiap cabang olahraga
disebabkan karena para games punya nomor berbeda untuk mengklasifikasikan atlet
sesuai latar belakang fisiknya. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah:
panahan, atletik, badminton, boccia, bowling, catur, balap sepeda, goal ball,
judo, bowling lapangan, angkat besi, shooting, renang, tenis meja, voli duduk,
basket kursi roda, panahan kursi roda, dan tenis kursi roda.Indonesia akan
mengirimkan wakil untuk semua cabang olahraga.
Sebelum Pesta Olahraga Difabel
Asia diadakan, sebuah pertandingan olahraga bertajuk FESPIC Games yang
merupakan singkatan dari Far East and South Pacific Games for the Disabled dan
dalam bahasa Indonesia artinya Pesta Olahraga Difabel Timur Jauh dan Pasifik
Selatan, hadir dan diikuti oleh atlet disabilitas dari wilayah Asia Pasifik.
FESPIC Games pertama kali diadakan pada tahun 1975 di Oita, Jepang dengan 18
negara partisipan. Sebanyak delapan FESPIC Games telah diadakan hingga tahun
2006.
Pesta Olahraga Difabel Asia
meneruskan FESPIC Games, yang dibubarkan bersama dengan Federasi FESPIC, organ
yang mengurusi pesta olahraga tersebut dan Dewan Paralimpiade Asia yang
kemudian digantikan oleh Komite Paralimpiade Asia pada penutupan edisi final
FESPIC yang diadakan pada November 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. Acara
multi-olahraga Asia pertama untuk atlet dengan disabilitas, Asian Para Games
perdana diadakan pada tahun 2010 di Guangzhou, Tiongkok setelah pembentukan
Paralimpiade Asia. Edisi kedua diadakan pada tahun 2014 di Incheon, Korea
Selatan sementara edisi ketiga diadakan pada tahun 2018 di Jakarta, Indonesia. Sebanyak
24 cabang olahraga ditampilkan dalam sejarah Pesta Olahraga Difabel Asia,
termasuk penyelenggaraan tahun 2010 di Guangzhou.
Keberlangsungan Asian Para
Games di Indonesia mampu menarik antusiasme dari seluruh rakyat Indonesia.
Harga tiket Asian Para Games pun tidak terlalu mahal, sehingga kalangan dari
manapun dapat menikmati ajng kompetisi Asia tersebut, mulai dari kecil hingga
dewasa. Bahkan, banyak pelajar dari sekolah pun yang rela meluangkan waktu nya
pulang sekolah untuk menyaksikan ajang kompetisi Asia tersebut. Hal yang dapat
dinikmati dari ajang tersebut bukan hanya terpaku dari kompetisinya, namun juga
dari dekorasi maupun interior dari pelaksanaan Asian Para Games yang menarik
perhatian penonton untuk berfoto – foto ataupun mengabadikan momen bersama di
Asian Para Games tersebut.
www.pixabay.com |
Namun sayangnya, pelaksanaan
Asian Para Games di Indonesia pun mengalami banyak kasus. Seperta salah satunya
yang tidak asing lagi bagi kita dan sempat menjadi pusat perhatian semua orang
yaitu atlet blind judo putri Indonesia, Miftahul Jannah, yang didiskualifikasi
oleh panitia Asian Para Games 2018 karena tidak mau melepas hijabnya saat akan
tampil dalam laga kelas 52 kg di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ada hal yang sangat disayangkan yaitu
pada saat technical meeting, sudah diberitahukan bahwa ada aturan untuk tidak
mengenakan hijab, namun peraturan disampaikan dengan menggunakan bahasa
inggris. Dan sayangnya, perwakilan dari Indonesia tidak bisa berbahasa Inggris.
Sehingga, Miftahul Jannah terpaksa untuk terdiskualifikasi dari ajang Asian
Para Games tersebut, sedangkan ia udah bersusah payah berlatih mempersiapkan
dirinya untuk ajang tersebut.
Namun, pretasi bangsa Indonesia
patut dibanggakan. Karena, pada akhirnya Indonesia menduduki peringkat kelima
di ajang Asian Para Games dengan total perolehan medali 37 Emas, 47 Perak, dan
51 Perunggu. Hal terseut sangat patut dibanggakan dan sangat jauh dari
ekspektasi. Hal tersebut juga membuat presiden kita Joko Widodo sangat bangga
atas prstasi bangsa Indonesia, sehingga para atlet Asian Para Games tersebut
diberikan bonus oleh Bapak Joko Widodo.
Pelaksanaan Asian Para Games
memiliki banyak sekali dukungan dan manfaat, yaitu diantaranya mendukung kesetaraan
martabat setiap manusia. Karena, kita sebagai manusia memiliki martabat dan
derajat yang sama dengan mereka yang merupakan penyandang disabilitas. Bahkan,
kita sebagai manusia normal pun belum tentu bias mendapat prestasi seperti yang
mereka dapatkan. Sehingga, dengan diselenggarakannya acara Asian Para Games
akan mendukung kesetaraan martabat semua manusia, dan menunjukkan prestasi
mereka yang merupakan penyandang disabilitas. Jadi, ajang Asian Para Games ini
mampu membuktikan bahwa meskipun orang tersebut merupakan penyandang
disabilitas, namun juga mampu memperoleh prestasi yang sangat membanggakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar