Materi Teks Anekdot
1.
Anekdot merupakan jenis teks yang
bersifat menghibur karena berisi cerita lucu yang dikemas dalam bentuk narasi
atau percakapan. Di balik cerita lucu tersebut, anekdot menyimpan pesan-pesan
tertentu sebagai bahan introspeksi maupun inspirasi.
2.
Anekdot memiliki cirri-ciri, yaitu:
a.
Mengandung tokoh, alur, dan latar;
b.
Dapat melibatkan tokoh-tokoh yang
dikenal masyarakat umum;
c.
Mengangkat topic sosial yang bersifat
factual;
d.
Berisi kritik atau sindiran; serta
e.
Mengemas cerita dalam bentuk lelucon
segar yang tidak menjatuhkan.
3.
Untuk memahami anekdot, pembaca harus
mencermati topic dan rangkaian peristiwa, serta kalimat yang diucapkan tokoh
dalam cerita.
4.
Anekdot berisi makna tersirat yang
mengandung pesan tertentu. Makna tersebut dapat dikonstruksikan dengan memahami
topic, sasaran, dan unsure kelucuan.
5.
Mengonstruksi makna tersirat dilakukan
dengan memahami isi anekdot, kemudian menghubungkan makna dengan fakta
nilai-nilai kehidupan. Mengonstruksi makna tersirat bertujuan member pemahaman
tentang masalah yang dikritik dalam anekdot.
6.
Anekdot tersusun atas struktur berikut.
a.
Abstrak,
yaitu pembuka teks yang berisi penjelasan umum.
Alkisah, seorang wanita tinggal berdua bersama anaknya. Ia sudah tidak
bersuami sejak anaknya belum genap berusia satu tahun. Suaminya telah meninggal
dunia.
b.
Orientasi,
yaitu pernyataan berisi latar belakang peristiwa.
Kini,
anaknya telah berusia enam tahun. Ia selalu bertanya, “Ayah di mana?”, “Ke mana
Ayah pergi?”, atau “Kapan Ayah pulang?”. Ibu pun kebingungan menjelaskan hal
yang menimpa ayahnya. Sekali waktu, Ibu menjawab, “Ayah pergi ke surga. Ia sedang
membangun istana yang megah untuk kita. Nanti kita juga akan menyusul ke sana
dan bertemu lagi dengan Ayah. Jadi, kamu harus menjadi anak yang baik dan
selalu doakan doakan Ayahmu di sana ya, Nak.”
Saat bermain, sang anak melihat teman-temannya bersepeda. Ia juga menginginkan sepeda. Ia pun meminta sepeda ke pada ibunya, tetapi tidak segera dibelikan. Akhirnya, sang anak menulis surat yang ditujukan kepada ayahnya di surga. Dalam surat tersebut, sang anak meminta uang 1 juta rupiah untuk membeli sepeda. Surat itu dikirimkannya melalui pos.
c.
Krisis,
yaitu pemunculan masalah, biasanya berisi unsur kelucuan
Saat tukang pos menyortir surat dalam kotak pos, ia menemukan surat sang anak. Karena tertulis ‘Kepada Ayah Di Surga’, ia menjadi bingung harus dikemanakan surat itu. Akhirnya, ia memutuskan menyerahkannya kepada polisi. Polisi membuka dan membaca surat itu. Para polisi yang membacanya terenyuh, kemudian memutuskan untuk mengumpulkan uang agar dapat dikirimkan kepasa sang anak. Uang yang terkumpul 900 ribu rupiah. “Ya sudah, tidak apa-apa meskipun kurang 100 ribu rupiah. Uang 900 ribu rupiah itu sudah cukup untuk membeli sepeda baru,” kata salah seorang polisi.
d.
Reaksi,
yaitu cara penulis menyelesaikan masalah.
Uang
tersebut diantarkan ke rumah sang anak oleh salah seorang polisi. Saat itu,
sang anak sedang sendirian di rumah. Polisi itu menanyakan kabar sang anak dan
ibunya, kemudian memeberikan amplop berisi uang itu. Sang anak senang sekali
menerimanya. Setelah polisi pergi, sang anak membuka amplop dan menghitung
jumlah uangnya. Karena tidak genap 1 juta rupiah, ia menulis surat lagi kepada
ayahnya dan mengirimkannya lewat pos.
Tukang pos menemukan surat dengan alamat dan tujuan yang sama seperti waktu itu langsung melaporkannya kepada polisi. Polisi pun segera membuka dan membacanya. “Kepada Ayah di surga. Yah, terima kasih sudah memberiku uang untuk membeli sepeda. Tapi, lain kali, Ayah ingin memberiku uang, jangan lewat polisi karena akan dipotong 100 ribu rupiah. Uang yang aku terima hanya 900 ribu rupiah.”
e.
Koda,
yaitu penutup cerita.
Polisi
yang membacanya hanya geleng-geleng kepala dan berkata, “Bahkan, saat kita
menolong orang dengan tulus pun, tidak percaya.”
7.
Anekdot pada umumnya menggunakan
kalimat atau bahasa tidak baku yang mengacu pada bahasa lisan, mengandung
unsure kedaerahan, bahkan bahasa asing. Dalam setiap struktur teks anekdot mengandung
aspek kebahasaan tertentu. Hal ini bergantung pada alur cerita yang dibawakan
oleh penulis.
8.
Seseorang dapat menciptakan teks
anekdot berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang terjadi di sekitar. Selain
itu, anekdot juga dapat ditulis dengan cara mengonstruksi cerita lucu (anekdot)
orang lain dengan bentuk yang berbeda karena pada umumnya anekdot bersifat
anonym.