Menggali Makna
Hidup melalui Cerita Novel “3600 Detik”
(Charon)
1.
Identitas novel
Judul : 3600
Detik
Penulis :
Charon
Kategori :
Romance
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Alamat Penerbit :
Kompas Gramedia Building Blok 1 lantai 5
Jl. Palmerah
Barat 29-37, Jakarta 10270
Tahun Terbit :
cetakan kelima : Januari 2011
cetakan
keenam : Juli 2011
cetakan ketujuh : November 2011
cetakan
kedelapan : Maret 2012
Desain &
ilustrasi Sampul : Yustisea Satyalim
Tebal Buku : 208 halaman
Ukuran : 13,5 cm x 20 cm
Harga : Rp 30.000,00
ISBN : 978-979-22-3728-3
2.
Latar Belakang Pengarang
Charon, pernah menempuh pendidikan di
Jurusan Sistem informasi di Universitas Bina Nusantara, angkatan 2002. Charon
lahir di sukabumi pada bulan Juni. Sekarang ia tinggal di Sukabumi bersama
orang tuanya.Selain novel 3600 detik ini, Charon juga menulis novel lain yaitu
7 hari menembus waktu. Masih banyak lagi novel yang pernah ditulis Charon,
seperti 10 kencan romantis Stella, 1000 musim mengejar bintang, 11 jejak cinta,
dan lain lain. Tapi sekarang belum berniat untuk menulis novel lagi karena
kesibukan bekerjanya yang sangat menyita waktu. Bagi Charon, menulis merupakan
sebuah hobi yang menyenangkan karena bisa untuk relaksasi dan menambah
kreativitas.
3.
Sinopsis
Sandra
adalah seseorang yang hidupnya sangat berantakan akibat perceraian kedua orang
tuanya. Sandra menjadi dendam kepada ibunya yang seakan akan ingin menjauhkan
Sandra dari ayahnya. Hal itu membuat Sandra melampiaskan kemarahannya dengan
bersikap bandel di sekolahnya. Berulang kali ia harus pindah sekolah. Hingga
Sandra bertemu Leon yang dapat mengubah hidup Sandra menjadi lebih baik. Sandra
mencintai Leon, begitu sebaliknya. Namun Leon mengidap penyakit yang membuat
umurnya tak lama lagi. Leon berkeinginan menjadi manusia normal dengan pergi ke
taman. Sandra mengabulkannya lalu mereka pergi ke taman selama 3600 detik.
Setelah itu, kondisi Leon makin kritis dan akhirnya meninggal. Kepergian Leon
membuat Sandra sedih namun ia tetap dapat bangkit dari kesedihannya,
melanjutkan hidupnya dan meraih cita citanya sebagai dokter.
4.
Tentang buku
Novel 3600 detik ini
memiliki cover yang terang dipadu gambar yang menarik sehingga menarik untuk
dibaca dan sudah menggambarkan cerita secara keseluruhan dalam gambar cover
tersebut yaitu dua orang yang berhadapan dan saling tersenyum yakni Sandra dan
Leon. Sandra sedang mengajak Leon mengisi saat saat terakhir dalam hidup Leon
dengan mengajaknya ke taman bermain. Hanya 3600 detik Sandra dan Leon berada di
taman itu sebelum akhirnya Leon meninggal dunia. Novel ini telah dibentuk dalam
film. Perbedaannya terletak pada konflik dan tokoh. Pada novel, konflik lengkap
dijelaskan sebab, akibat yang dipadu dengan watak dari tokoh yang diulas diberi keterangan
pula penyebab seorang tokoh memiliki karakteristik/sifat sedemikian rupa.
Misalnya Sandra bersifat bandel pada kutipan “hatinya semakin sakit ketika
ayahnya memutuskan ia harus tinggal bersama ibunya. Kemarahan yang menggelora
menjadikan Sandra remaja yang bandel.” Bahasa yang digunakan di novel pun lebih
formal dan penuh gaya bahasa. Misalnya pada kutipan “Leon mengambil bola voli
tersebut dan menatap si rambut merah.” Pada film 3600 detik kurang mengulas
penyebab mengapa suatu tokoh bisa memiliki watak bandel, egois, atau bahkan
lemah lembut, penyabar, dan sebagainya. Adegan konflik yang dimainkan dalam film pun hanya
sekilas, tidak mendalam dan detail. Secara keseluruhan, bahasa yang digunakan
pemain dalam filmnya juga spontan dan gaya bahasa yang tidak sedalam seperti di
novel. Dibandingkan dengan buku lainnya, novel 3600 detik ini sungguh menyentuh
hati pembaca dengan cara yang modern di kalangan remaja serta dapat digambarkan
dengan berbagai tema seperti tema percintaan dibuktikan dengan cinta Leon
terhadap Sandra yang membuatnya berubah menjadi lebih baik. Tema kasih sayang
dan kekeluargaan juga dibawakan di novel ini seperti kutipan “Mama
menyayangimu, Sandra.” “Papa menyentuh pundak Sandra. Sandra menatap papa nya
dan memeluk nya.”
5.
Unsur intrinsik
Tokoh dalam novel 3600 detik ini
adalah Sandra, Leon, Widya(ibu dari Sandra), ayah sandra, dan tokoh pembantu
lainnya. Hanya beberapa tokoh yang ditonjolkan wataknya. Misalnya watak Sandra
yang keras hati, bandel, suka membolos, dan lain lain seperti kutipan “Oh!
Perkataan yang manis!” ejek Sandra. “Tapi sayang sekali, aku tidak mau jadi
temanmu.” Serta kutipan “Sandra tersenyum. “Sebetul nya ada yang tidak
akurat! Aku tidak membolos lima kali, aku membolos setiap hari!” Leon
digambarkan sebagai seseorang yang sabar dan mau berteman dengan siapa saja
seperti kutipan “Leon tiba-tiba berkata. “Aku mau berteman denganmu!” Tokoh
pendukung lain seperti Pak Donny, ibu widia, ayah dari sandra, dan lainnya
kurang ditonjolkan wataknya dan hanya berperan di bagian tertentu saja seperti
Pak Donny hanya berperan di awal cerita, dan semacamnya. Alur cerita maju dan penyusunannya sudah
teratur sehingga dapat dipahami pembaca secara masuk akal. Latar tempat dan
waktu juga telah tergambar dengan jelas. Latar suasana masih membingungkan
antara kesedihan dan kegembiraan. Bahkan, terdapat beberapa adegan yang
memiliki suasana sedih, menegangkan dan gembira secara hampir bersamaan
waktunya seperti pada kutipan “Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, mereka
tertawa riang.Leon tertawa mendengar lelucon Sandra. Lalu tiba-tiba dia merasa
sesak napas.” Secara keseluruhan, Cerita ini menggunakan sudut pandang orang
ketiga yakni penulis bercerita tentang semua tokoh yang memajukan cerita.
Seolah olah narator berada di langit menyaksikan semua kejadian yang mengikuti
para tokoh. seperti pada kutipan “Baru pertama kali ada orang yang iri pada nya
hanya karena ia bermain voli. Sesaat Sandra merasa kasihan pada pemuda ini.” Novel ini mengandung banyak nilai moral.
Pertama, menjadi diri sendiri akan lebih baik dan tidak menjadikan kita menjadi
orang yang berkelakuan buruk. Kehidupan Sandra menjadi lebih baik saat dia bisa
menjadi dirinya sendiri, Sandra bisa melupakan Leon dan meraih cita citanya. Padahal
sebelumnya Sandra pernah menjadi anak berandalan. Kedua, Semua teman itu sama,
jangan menjauhi teman karena dia nakal, yang harus di lakukan adalah membuatnya
baik. Sandra dijauhkan oleh teman temannya karena dianggap asing dan
berandalan, hingga akhirnya Leon menjadi teman pertama di sekolah baru Sandra
yang tulus mau berteman dengan Sandra tanpa memandang semua riwayat sikap buruk
Sandra. Ketiga, Ampunilah kesalahan orang lain sebesar apapun kesalahannya pada
diri kita, karena menaruh dendam pada orang lain hanyalah menambah penderitaan
pada diri kita. Pada novel, setelah Sandra dan ibunya saling berdamai, mereka
menjadi lebih bahagia
6.
Manfaat
Buku ini dikhususkan
penulis untuk menyentuh hati seseorang yang membaca. Dalam buku ini bermanfaat
sebab mengandung banyak pesan moral, amanat yang dituangkan penulis untuk
pembacanya. Buku ini membahas tentang lika-liku kehidupan seorang remaja yang
harus dihadapi dengan tantangan yang berat. Isi buku ini sangat menarik untuk dibaca
karena ceritanya yang bagus dan sangat fleksibel dipadu dengan bahasa yang
mudah dipahami menjadikan cerita ini sangat cocok dibaca oleh setiap
kalangan. Charon mampu membuat pembaca
mengalami perasaan senang, kecewa, marah setelah membacanya. Misalnya
penggambaran suasana kegembiraan pada kutipan “Leon gembira saat Sandra
mengajaknya kemari.” Suasana hening dan sedih pada kutipan “Leon tidak sanggup
berkata apa apa. Melihat reaksi Leon yang diam seribu bahasa, Sandra
mengulurkan tangannya lagi.”
7.
Alasan memilih novel berjudul
3600 detik
Sekilas saat dibaca judulnya saja, Novel
3600 detik memancing keingintahuan pembaca untuk mengetahui ada apa dibalik
3600 detik. Ternyata penulis sangat pandai mengatur susunan cerita dengan
menaruh misteri 3600 detik justru di akhir cerita membuat pembaca bertambah
penasaran dan membacanya hingga akhir barulah mendapatkan jawaban atas misteri
3600 detik. Covernya yang menarik dan memberi gambaran sekilas atas peristiwa
yang terjadi selama 3600 detik yakni detik detik terakhir tokoh Leon hidup di
dunia.
*** Selamat Membaca ***
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar