Judul :
Southern Eclipse
ISBN : ISBN
978-602-6673-83-1
Penulis :
Asa Bellia Audida
Penerbit : Histeria
Tahun Terbit : 2017
Penyunting :
Sony Adams
Pemeriksa Aksara : Alfi Arifian
Penata Aksara :
Janat Tajri
Perancang Sampul : Zulkarnaen
Cetakan : 1, Yogyakarta,
HISTERIA, 2017
Jumlah Halaman : vi + 472 halaman
Dimensi : 14 cm x 20 cm
Harga Buku : Rp. 89.500,00
Asa Bellia Audida lahir di Kediri, 22 Maret 1996. Mulai meyukai menulis
saat duduk di bangku sekolah dasar. Mengawali keberanian memplubikasikan
karyanya di Facebook saat masih SMP pada sebuah fanpage dan akun pribadi Facebook. Beberapa orang mulai mengenalnya
sebagai penulis Fiksi Penggemar (Justin Bieber), sampai kemudian memutuskan
untuk vakum sementara karena focus pada dunia akademik. Asa aktif menulis
kembali pada tahun 2014, perempuan yang saat ini menetap di Makassar, ternyata
masih mendapat respon positif dari beberapa pembacanya yang dikenal saat masih
SMP. Pada akhir tahun 2015, Asa memutuskan untuk lebih serius dalam menulis
hingga akhirnya berani untuk menerbitkan dua buku secara Self Publish (Another Hope dan The Last Saver). Southern Eclipse
sendiri merupakan karya pertamanya yang diterbitkan oleh Histeria (PT Anak
Hebat Indonesia) di tahun 2017. Karyanya yang lain dapat ditemukan di aplikasi
Wattpad.
Pada tiap bab novel ini diberi judul yang berhubungan dengan bulan. Bisa
dilihat pada sampul novel ini, terdapat fase-fase bulan dengan latar galaksi.
Warna pada sampul ini cenderung gelap dan sederhana namun dapat memikat mata
pembaca. Kertas yang digunakan untuk isi buku merupakan jenis book paper berwarna cream yang ringan serta tidak membuat mata lelah. Ukuran teks
standar, seperti novel pada umumnya sehingga pembaca merasa nyaman untuk
membaca. Di setiap awal bab dilengkapi dengan quotes yang membuat pembaca meleleh dan gemas sendiri. Selain itu,
novel ini tidak dilengkapi gambar atau ilustrasi yang membuat pembaca bebas
untuk berimajinasi.
Novel ini mengisahkan tentang seorang perempuan SMA berumur 17 tahun
bernama Luna yang kehidupan keluarganya begitu kompleks hingga ia bertemu
dengan Ara Pahlevi, laki-laki asal Perth dengan sifatnya yang berubah-ubah
mengikuti terbit dan terbenamnya matahari yang membuat Luna pusing dan bingung menghadapinya.
Melalui aksi heroiknya menolong Ara di sekolah berbuntut panjang membawanya ke
pertemuan-pertemuan selanjutnya. Ara yang selalu membuat Luna kesal tiap kali
ia menyuruhnya untuk menjauh. Membuat Luna meleleh tiap kali membaca surat yang
dikirim Ara. Ara di siang hari dan di malam hari amat berbeda. Ara di malam
hari lebih terbuka, hangat, dan ramah sedangkan Ara di pagi hari cenderung
jutek, dingin, dan terkesan misterius. Dengan segala cara dan rintangan yang
dihadapi, Luna berhasil menaklukan dua kepribadian yang berbeda tersebut yang
malah membawanya semakin dekat dengan sakit hati dan kekecewaan.
Mengusung tema kekeluargaan dan romansa, Asa berhasil menyatukan kedua
tema tersebut sehingga membuat kedua tema ini saling menyatu merangkai sebuah
cerita yang berbeda dan memberi warna baru di dunia novel fiksi remaja. Alur
yang digunakan merupakan alur campuran karena terdapat beberapa cerita mengenai
kehidupan masa lalu tokoh yang membuat pembaca semakin penasaran. Walaupun di
bab-bab awal pembaca dapat dengan mudah menebak kelanjutan ceritanya, namun,
Asa berhasil mengemasnya dengan rapi sehingga pembaca seolah-olah belum siap
dengan plot twist yang diberikan. Penggunaan
kalimat yang tepat dan kaya akan diksi membuat cerita ini semakin menarik. Sudut
pandang yang digunakan adalah orang pertama walaupun pada bab-bab akhir
sebagian besar menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Latar tempat yang digunakan adalah Makassar, Perth, dan Jakarta. Namun,
kota yang paling dominan adalah Kota Makassar yang merupakan titik awal Luna
dan Ara bertemu. Selain itu, kota ini merupakan saksi bisu seluk beluk
perjalanan Luna mulai dari kehidupan keluarganya hingga kisah percintaannya yang
terbilang rumit. Latar suasana dibagun secara baik sehingga pembaca merasakan
perasaan campur aduk seperti perasaan senang, sedih, haru, rasa gemas dan masih
banyak lagi. Asa juga berhasil membuat pembaca terkekeh sendiri ketika pembaca
merasakan sedih atau haru pada bab itu.
Banyak tokoh yang terdapat dalam novel ini, tapi balik lagi yang paling
dominan adalah Luna dan Ara. Luna dengan sifat keras kepalanya dan jutek walupun
begitu ia merupakan sosok yang baik dan penyabar. Ara dengan dua kepribadiannya
berhasil membuat pembaca geregetan.
Ara di siang hari merupakan sosok yang pendiam, ketus, dan tidak bisa berbaur.
Selain itu Ara di siang hari menyipan sejuta kemisteriusan yang siap untuk
dipecahkan. Namun, Ara di siang hari berhasil membuat Luna meleleh tiap kali
membaca surat yang diberikannya. Lain halnya dengan Ara di malam hari. Di malam
hari, Ara cenderung lebih hangat dan ramah kepada orang lain. Selain itu ia
lebih berani dibandingkan di siang hari.
Banyak nilai-nilai yang terkandung
pada novel ini yaitu, nilai moral, nilai etika, nilai estetika, nilai
psikologi. Terdapat juga banyak manfaat yang dapat diambil dari cerita ini,
salah satunya adalah kita harus siap menghadapi kenyataan yang tiap kali tidak
sesuai dengan harapan kita. Selain nilai dan pelajaran yang dapat kita ambil, Asa berhasil menjadikan novel ini sekaligus ajang
mempromosikan Makassar dan sekitarnya. Novel ini mengandung adegan aatau cerita
yang tidak cocok untuk anak-anak dibawah 13 tahun. Novel ini disarankan untuk
pembaca diatas 13 tahun dan dewasa.
Novel ini kaya akan
penggunaan diksi dan akhir cerita yang sulit untuk ditebak karena keterlibatan
tokoh-tokoh lain. Tapi kembali lagi ke awal, Asa membuat sedemikian rupa
sehingga pembaca tidak bosan untuk membacanya. Selain itu alurnya rapi dan
tidak bertele-tele. Walaupun begitu, jika diperhatikan lebih jeli, masih banyak
kesalahan pada ejaan. Tapi, novel ini masih layak untuk dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar