Perhatikan kutipan novel berikut untuk soal nomor 1 – 5!
www.pixabay.com |
“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.
“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.
Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.
“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.
“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.
1. Tema yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Sosial
B. Politik
C. Agama
D. Ekonomi
E. Pendidikan
2. Latar suasana yang tergambar dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Menakutkan
B. Mengenaskan
C. Mengharukan
D. Menegangkan
E. Membingungkan
3. Sudut pandang dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Orang pertama tunggal
B. Orang pertama jamak
C. Orang ketiga tunggal
D. Orang ketiga jamak
E. Campuran
4. Watak tokoh Karjan dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Mudah pasrah
B. Mudah mengalah
C. Mudah menangis
D. Mudah putus asa
E. Mudah menyerah
5. Hubunan antarunsur intrinsic dalam kutipan novel tersebut adalah ….
A. Latar tempat berkaitan dengan konflik
B. Latar sosial berkaitan dengan konflik
C. Tema berkaitan dengan watak tokoh
D. Tema berkaitan dengan latar suasana
E. Alur berkaitan dengan watak tokoh
6. Perhatikan kutipan novel berikut!
www.pixabay.com |
1) Kalau ada pertandingan dini hari, aku dan Ayah bahu-membahu untuk membangunkan. 2) Kami berdua beranak batanggang, atau tidak tidur sampai dini hari, duduk terpaku di depan TV Grundig 14 inci yang berkerai kayu tripleks, ditemani bergal-gelas kopi.
3) Di Stadion Ullevi Gothenburg, tim berambut pirang ini meledakkan gawang Belanda hanya dalam 5 menit pertama melalui tandukan Larsen: 1 – 0. 4) Aku mengepalkan tangan tinggi-tinggi di udara, “Yes!” teriakku. 5) Aku lirik Ayah, beliau menggeleng-geleng sambil mendeham.
Bukti latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditunjukkan kalimat ….
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
7. Perhatikan kutipan novel berikut!
Kali ini, untuk menggarap batik pesanan lelaki itu, ia memilih saat malam buta di sebuah kamar berhias sarang laba-laba. Kamar penyimpan langut dan kemelut. Sebelumnya, hampir lima tahun pintu kamar itu dibiarkan terkatup serupa kabisuan mulut disumpal ujung selimut.
Makna kata langut dan kemelut dalam kutipan novel tersebut menyimbolkan ….
A. Kesedihan dan penyesalan
B. Kehilangan dan kesedihan
C. Kehampaan dan kesendirian
D. Kesedihan dan penderitaan
E. Kehampaan dan kesepian
8. Perhatikan kutipan novel berikut!
Setiap sore menjelang, bapak selalu duduk di bangku tua kesayangannya. Bangku yang terbuat dari bamboo itu telah menemani bapak melewati senja yang begitu indah. Duduk dengan tenang sembari melempar pandang ke luar jendela untuk menyaksikan betapa indah panorama yang senja sajikan. [ … .] Rasa lelah setelah seharian memeras keringat tampak memudar ketika ia duduk di bangku tua kesayangannya itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan teks novel tersebut adalah …
A. Bapak memotret senja itu.
B. Bapak tertidur Karen alelah.
C. Bapak selalu menikmatinya.
D. Bapak dan ibu duduk berdua.
E. Bapak berharap kakak datang.
itu judulnya soal novel, tapi kenapa yang diambil kutipan cerpen ?
BalasHapusMantap
BalasHapus