Latihan
Paragraf
Setelah memahami cara
penyusunan paragraph yang kohesi dan koheren, bacalah dengan saksama paragraf-paragraf
di bawah ini! Setelah itu, tentukan pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas setiap paragraf!
1.
Perbedaan ragam bahasa terutama ditentukan oleh
tujuan dan hal yang dituturkan. Ragam penuturan yang ditujukan kepada khalayak
ramai pasti lain dengan ragam penuturan yang diarahkan kepada para ahli. Bahasa
karangan ilmiah tentu tidak sama dengan bahasa karangan fiksi. Ragam bahasa
surat-menyurat biasa tidak sama dengan ragam bahasa surat-menyurat dagang. Demikianlah
ragam bahasa itu banyak sangkut-pautnya dengan tujuan dan hal yang
dikomunikasikan.
2.
Di Negara yang sudah berkembang pemakaian sabun
cuci dengan bahan baku minyak nabati makin berkurang. Alasannya cukup dapat
diterima. Mencuci dengan sabun cuci biasa dapat memudarkan warna tekstil. Belum
lagi sifat alkali yang dapat mengakibatkan susutnya serat benang pada tekstil
itu. Karena sifat yang cukup menguntungkan itulah, maka orang lalu lebih
tertarik untuk menggunakan sabun bubuk deterjen.
3.
Dalam melaksanakan kebebasan beragama di tanah
air kita, semua umat dan golongan harus mampu mengendalikan diri, sehingga
kerukunan hidup di antara semua umat beragama tetap terpelihara. Dalam hal ini
peranan-peranan pejabat Departemen Agama sangatlah penting dan kadang-kadang
malah pelik. Mereka harus mampu membedakan dirinya sebagai umat yang meyakini
suatu agama dan sebagai pejabat yang harus bersikap tidak emmihak. Dalam hal
ini dituntut kesadaran yang tinggi dari pejabat dalam menjalankan tugasnya. Untuk
itu jelas diperlukan pengertian, kearifan, teposeliro, tenggang rasa, serta
kematangan sikap.
4.
Sebuah kata dapat meluas dan menyempit artinya. Kata
adik misalnya, mula-mula berarti
saudara muda. Akan tetapi, bisa meluas sebab dipakai untuk menyebut orang yang
lebih muda sebagai kata sapaan. Kata bapak,
ibu, dan saudara juga mengalami
perluasan arti. Sebaliknya, kata sarjana
yang pada mulanya berarti orang yang pandai yang terpandang, dalam bahasa
Indonesia hanya berarti seorang lulusan sekolah tinggi.
5.
Pemerintah Republik Demokrasi Korea Utara
(Korut) berkeinginan untuk menjajaki mengenai kemungkinan kerja sama bilateral
RI-Korut melalui pertukaran tenaga pelatih/atlet untuk cabang olahraga softball
dan bulutangkis. Korut mengharapkan pertukaran dilakukan melalui pelatihan
pelatih/atlet dari Korea Utara ke Indonesia atau di Negara bersangkutan untuk
cabang olahraga softball dan bulutangkis. Sebagai gantinya, pihak Korut akan
menyediakan tenaga pelatih untuk cabang olahraga tenis meja. Hal itu
disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Republik Demokrasi Korea Utara di depan
wartawan seusai mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum KONI Pusat.
6.
Pada mulanya, manusia primitif tinggal di
gua-gua. Kehidupannya boleh dikatakan tidak berbeda dengan binatang. Satu saja
ada kelebihannya, yaitu kemampuannya memelihara dan menyalakan api. Kehidupannya
bergantung kepada usaha mengumpulkan hasil alam dan berburu. Tidak banyak
bedanya dengan kijang yang merumput dan harimau yang memangsa kijang.
7.
Manusia lahir dari suatu masyarakat yang
mempunyai sejarah dan tradisi. Ia merupakan individu yang mau tidak mau harus
mewarisi seperangkat nilai-nilai tradisional. Namun, dalam proses kedewasaan ia
akan menghadapi suatu kenyataan yang selalu berubah-ubah. Suatu realitas
kehidupan yang menyuguhkan tantangan baru yang berbeda, baik skala maupun
dimensinya. Di sinilah individu tersebut melihat adanya nilai-nilai tradisi
yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan baru tersebut.
8.
Kebahagiaan tidak semata-mata ditentukan oleh
banyaknya uang yang dimiliki oleh seseorang. Uang emang penting, tetapi
kebahagiaan seseorang tidak bergantung kepada uang yang dimilikinya. Jika kebahagiaan
memang bergantung kepada uang semata-mata, pastilah hanya orang-orang kaya saja
dapat menikmati kebahagiaan. Kenyataannya tidak demikian. Banyak orang yang kaya
harta, tetapi tidak berbahagia. Sebaliknya banyak orang miskin harta, tetapi
berbahagia hidupnya.
Baca juga:
paragraf-kohesi-dan-koheren
Baca juga:
paragraf-kohesi-dan-koheren
Tidak ada komentar:
Posting Komentar