Kategori

2019/04/29

Teks Biografi

Teks Biografi

1.      Biografi merupakan karya nonfiksi yang berisi kisah nyata seorang tokoh dan ditulis oleh orang lain. Pada umumnya, tokoh merupakan orang yang memiliki keistimewaan, prestasi, dan berperan besar dalam kehidupan, baik masih maupun sudah meninggal dunia.

2.      Teks biografi terdiri atas tiga unsure penting, yaitu tokoh, latar, dan alur.
a.      Tokoh merupakan orang yang diceritakan dengan penggambaran karakter dan sifatnya.
b.    Latar merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana yang dialami tokoh dalam menjalani kehidupan.
c.       Alur merupakan rangkaian peristiwa yang dilalui tokoh.

3.      Keteladanan tokoh dalam teks biografi dapat diperoleh dengan cara membaca teks, mencatat informasi penting, bertanya jawab, dan membuat simpulan. Jika dilengkapi dengan bukti tertulis dalam teks, Anda akan dapat mengungkapkan kembali keteladanan tokoh dengan jelas dan mudah.

4.      Menentukan keteladanan tokoh dapat mempertimbangkan interaksi atau hubungan tokoh secara fisik ataupun mental dengan lingkungan sekitarnya.

5.      Secara fisik, teks biografi terbangun atas struktur yang khas, yaitu orientasi, rangkaian peristiwa, dan orientasi.
a.      Orientasi berisi pengenalan tokoh yang mencakup identitas, latar belakang keluarga, pendidikan, dan awal terjadinya suatu peristiwa.
Contoh:
Pada tanggal 14 Maret 1879 di Kota Ulm, Wurttemberg, Jerman, lahirlah Albert Einstein dari pasangan Hermann Eistein dan Pauline Koch. Lelaki Ulm ini merupakan ilmuwan di bidang sains, tepatnya fisika teoretis yang mengembangkan teori relativitas dan membuatnya menjadi sangat tersohor. Dari hasil penelitiannya, Albert Einstein menghasilkan rumus paling terkenal di dunia, yaitu E = mc2. Berkat jasa dan kontribusinya terhadap ilmu fisika teoretis dan penemuan dalam bidang hukum photoelectric effect, Albert Einstein mendapatkan hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1921.

b.      Rangkaian peristiwa berisi berisi perjalanan hidup tokoh berupa pencapaian cita-cita, mengukir prestasi, hingga kegagalan dan kebangkitan tokoh yang disampaikan secara kronologis.
Contoh:
Pada tahun pertama kuliah di Singapura, Merry Riana merasakan susahnya hidup di negeri orang hingga harus meminjam dana beasiswa dari bank pemerintahan Singapura yang harus dikembalikannya setelah lulus dan bekerja. Namun, jumlah pinjaman tersebut dirasa sangat minim sehingga Merry harus berhemat habis-habisan setiap hari.
Keadaan tersebut mendorongnya untuk mencari penghasilan, mulai dari membagikan pamphlet, menjaga toko bunga, hingga menjadi pelayan hotel. Pada ulang tahunnya yang ke-20 tahun, ia membuat resolusi untuk memiliki kebebasan financial sebelum usia 30 tahun. Ia menyatakan bahwa posisi terendah di hidupnya akan selalu membuatnya ingin mewujudkan impian tersebut.

c.       Reorientasi berisi penilaian atau penyimpulan penulis terhadap perjalanan hidup tokoh. Bagian ini bersifat opsional.
Contoh:
Sebelum konstituante, Wakil Presiden Mohammad Hatta menyatakan bahwa dirinya akan mengundurkan diri jika memang sudah terbentuk. Ia berpendapat bahwa Negara yang mempunyai cabinet parlementer sudah cukup membantu peran presiden sehingga kedudukan kepala Negara hanya dijadikan symbol saja. Maka dari itu, menurut Hatta, jabatan wakil presiden sudah tidak diperlukan lagi sehingga ia berniat mengundurkan diri tetapi. Tetapi niat untuk mengundurkan diri tersebut sempat dicegah oleh Presiden Soekarno, Hatta tetap pada pendiriannya.

6.      Teks biografi juga memiliki aspek kebahasaan yang khas, yaitu menggunakan pronominal jamak ataupun tunggal, verba tindakan, verba mental, kopula, verba pasif, adjektiva, konjungsi, dan preposisi untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perjalanan hidup tokoh secara terperinci.

7.      Teks biografi dapat disampaikan kembali secara lisan maupun tertulis dengan memperhatikan kelengkapan informasi sesuai sumber dan keruntutan peristiwa yang dialami tokoh.

8.      Penyampaian secara tertulis harus memperhatikan kepaduan kalimat dan paragraph, serta penggunaan dan penulisan ejaan bahasa Indonesia yang benar agar tidak terkesan bertele-tele.


9.      Penyampaian secara lisan harus memperhatikan pelafalan dan intonasi dengan memperhatikan keruntutan peristiwa. Penyampaian sebaiknya dilakukan dengan cara menghafal untuk melatih ingatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar