Kategori

2019/04/11

Latihan Paragraf

Latihan Paragraf

Setelah memahami cara penyusunan paragraph yang kohesi dan koheren, bacalah dengan saksama paragraf-paragraf di bawah ini! Setelah itu, tentukan pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas setiap paragraf!

1.      Perbedaan ragam bahasa terutama ditentukan oleh tujuan dan hal yang dituturkan. Ragam penuturan yang ditujukan kepada khalayak ramai pasti lain dengan ragam penuturan yang diarahkan kepada para ahli. Bahasa karangan ilmiah tentu tidak sama dengan bahasa karangan fiksi. Ragam bahasa surat-menyurat biasa tidak sama dengan ragam bahasa surat-menyurat dagang. Demikianlah ragam bahasa itu banyak sangkut-pautnya dengan tujuan dan hal yang dikomunikasikan.

2.      Di Negara yang sudah berkembang pemakaian sabun cuci dengan bahan baku minyak nabati makin berkurang. Alasannya cukup dapat diterima. Mencuci dengan sabun cuci biasa dapat memudarkan warna tekstil. Belum lagi sifat alkali yang dapat mengakibatkan susutnya serat benang pada tekstil itu. Karena sifat yang cukup menguntungkan itulah, maka orang lalu lebih tertarik untuk menggunakan sabun bubuk deterjen.

3.      Dalam melaksanakan kebebasan beragama di tanah air kita, semua umat dan golongan harus mampu mengendalikan diri, sehingga kerukunan hidup di antara semua umat beragama tetap terpelihara. Dalam hal ini peranan-peranan pejabat Departemen Agama sangatlah penting dan kadang-kadang malah pelik. Mereka harus mampu membedakan dirinya sebagai umat yang meyakini suatu agama dan sebagai pejabat yang harus bersikap tidak emmihak. Dalam hal ini dituntut kesadaran yang tinggi dari pejabat dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu jelas diperlukan pengertian, kearifan, teposeliro, tenggang rasa, serta kematangan sikap.

4.      Sebuah kata dapat meluas dan menyempit artinya. Kata adik misalnya, mula-mula berarti saudara muda. Akan tetapi, bisa meluas sebab dipakai untuk menyebut orang yang lebih muda sebagai kata sapaan. Kata bapak, ibu, dan saudara juga mengalami perluasan arti. Sebaliknya, kata sarjana yang pada mulanya berarti orang yang pandai yang terpandang, dalam bahasa Indonesia hanya berarti seorang lulusan sekolah tinggi.

5.      Pemerintah Republik Demokrasi Korea Utara (Korut) berkeinginan untuk menjajaki mengenai kemungkinan kerja sama bilateral RI-Korut melalui pertukaran tenaga pelatih/atlet untuk cabang olahraga softball dan bulutangkis. Korut mengharapkan pertukaran dilakukan melalui pelatihan pelatih/atlet dari Korea Utara ke Indonesia atau di Negara bersangkutan untuk cabang olahraga softball dan bulutangkis. Sebagai gantinya, pihak Korut akan menyediakan tenaga pelatih untuk cabang olahraga tenis meja. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Republik Demokrasi Korea Utara di depan wartawan seusai mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum KONI Pusat.

6.      Pada mulanya, manusia primitif tinggal di gua-gua. Kehidupannya boleh dikatakan tidak berbeda dengan binatang. Satu saja ada kelebihannya, yaitu kemampuannya memelihara dan menyalakan api. Kehidupannya bergantung kepada usaha mengumpulkan hasil alam dan berburu. Tidak banyak bedanya dengan kijang yang merumput dan harimau yang memangsa kijang.

7.      Manusia lahir dari suatu masyarakat yang mempunyai sejarah dan tradisi. Ia merupakan individu yang mau tidak mau harus mewarisi seperangkat nilai-nilai tradisional. Namun, dalam proses kedewasaan ia akan menghadapi suatu kenyataan yang selalu berubah-ubah. Suatu realitas kehidupan yang menyuguhkan tantangan baru yang berbeda, baik skala maupun dimensinya. Di sinilah individu tersebut melihat adanya nilai-nilai tradisi yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan baru tersebut.


8.      Kebahagiaan tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya uang yang dimiliki oleh seseorang. Uang emang penting, tetapi kebahagiaan seseorang tidak bergantung kepada uang yang dimilikinya. Jika kebahagiaan memang bergantung kepada uang semata-mata, pastilah hanya orang-orang kaya saja dapat menikmati kebahagiaan. Kenyataannya tidak demikian. Banyak orang yang kaya harta, tetapi tidak berbahagia. Sebaliknya banyak orang miskin harta, tetapi berbahagia hidupnya.


Baca juga:

paragraf-kohesi-dan-koheren





Tidak ada komentar:

Posting Komentar