Kategori

2019/02/01

Soal Resensi Kelas 11

SOAL RESENSI

Sumber: Dokumen Pribadi

1. Bila dicermati, buku ini lebih mirip buku sejarah yang dikemas dalam bentuk yang kocak, karikatural, menggelitik ditambah pengalaman menyaksikan sendiri peperangan, jadilah buku ini sebagai pengetahuan sejarah yang tidak akan ditemukan dalam buku sejarah.
Penggalan resensi di atas merupakan bagian ….
a. Pembuka resensi
b. Penutup resensi
c. Latar belakang buku
d. Keunggulan buku
e. Kelemahan buku

2. Seperti pada karya-karyanya yang lain, dalam novelnya Sekayu N.H. Dini juga menggunakan gaya bahasa orang pertama, yakni menjadi salah satu tokoh; aku.
Kutipan resensi tersebut, membicarakan salah satu unsur intrinsik novel, yaitu ….
a. alur
b. plot
c. setting
d. tokoh
e. sudut pandang

3. Pertemuan Dua Hati, karya N.H. Dini terbitan PT Gramedia Tahun 1986 dengan tebal buku 85 halaman, menyuguhkan gambar dan kata-kata yang memikat pembaca, di samping unsure yang lain. Sampul buku didominasi warna hijau dengan latar belakang pepohonan. Ilustrasi utama gambar sesosok wanita yang berhadapan dengan seorang bocah cilik. Jika dilihat sepintas, sepertinya sampul buku menggambarkan kasih sayang ibu terhadap anaknya.
Kutipan di atas termasuk ke dalam resensi buku fiksi karena ….
a. Memberikan penilaian buku secara subyektif
b. Menjelaskan biografi pengarang
c. Mengemukakan identitas buku secara lengkap
d. Membahas penggunaan bahasa dan pengarang
e. Mengungkapkan unsure intrinsiknya saja

4. Di samping tulisan-tulisan yang mencoba membeberkan konsepisme post-modernisme dan pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia, juga ada tulisan yang mencoba memprediksi masa depan peradaban manusia setelah nilai-nilai kebudayaan modern terdekonstruksi oleh semangat post-modernisme. Sayang, tulisan penting di Horison dan Kalam tidak terangkum dalam buku Postmodernisme dan Masa Depan Peradaban.
Yang dititikberatkan oleh resensator dalam kutipan buku tersebut adalah ….
a. Isi buku
b. Perwajahan buku
c. Kelemahan isi buku
d. Sumber tulisan yang diresensi
e. Cara pengarang mengutarakan gagasan

5. Seorang penulis resensi harus mengetahui tujuan penulisan buku yang akan diulas.
Tujuan penulisan buku dapat diketahui dari ….

a. bagian kata pengantar
b. bagian pendahuluan
c. bagian pembahasan
d. bagian penutup
e. bagian kepustakaan

6. Buku itu ditulis ala “gleyengan”, yaitu cara penyajian secara tidak langsung yang ringan, penuh canda tidak ngotot. Suatu cara yang peka budaya, yang melekat pada kebudayaan tertentu (Jawa). Gleyengan baru terasa kekhasan dan daya gunanya jika berlangsung antara priyayi dan wong cilik, hingga bisa dimaklumi jika peran wong cilik (para pembantu Pak Ageng) dalam buku ini berarti menghidupkan kisah/cerita yang dituturkan penulisan.
Mencermati kutipan resensi tersebut kita melihat adanya satu masalah yang dibahas, yaitu ….
a. Peran wong cilik bagi priyayi
b. Gaya Umar Kayam menulis buku
c. Konsep gleyengan menurut Umar Kayam
d. Manfaat buku Umar Kayam dalam perkembangan sastra
e. Perbedaan priyayi masa lalu dan masa sekarang

7. Novel tipis bercerita tentang Esperanza, seorang gadis keturunan Amerika Selatan yang hidup di perkampungan orang-orang latin di Chicago. Kehidupannya yang miskin membuatnya bermimpi memiliki rumah yang indah. Sebenarnya novel ini terdiri atas 44 kisah pendek yang tidak berhubungan satu sama lain. Potongan-potongan adegan yang dituturkan Esperanza memberikan suatu gambaran jelas tentang kehidupannya.
Unsure novel yang tidak diresensi dalam penggalan resensi di atas adalah ….
a. Penokohan
b. Latar
c. Jalan cerita
d. Gaya bahasa
e. Struktur alur

8. (1) Telah terbit buku baru tentang remaja. (2) Judul buku ini adalah Remaja dan 1001 Problema. (3) Buku ini dikemas dengan manis dan dicetak di atas kertas yang berkualitas. (4) Sampulnya berwarna kombinasi biru, biru muda, dan kuning ceria. (5) Jumlah halamannya 169.
Kalimat yang mengungkapkan keunggulan buku terdapat pada kalimat nomor ….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

9.  Pernyataan yang dikutip dari resensi buku nonfiksi adalah …
a.  Novel ini termasuk novel serius yang tidak cukup menghibur seperti halnya dalam novel pop.
b. Mochtar Lubis memperlihatkan sikap jiwa yang ditemukan pada diri orang-orang masa revolusi melalui tokoh Hasil dan Guru Isa.
c. Kemunculan buku ini telah memperkaya khasanah literatur bisnis khususnya bagi pengusaha konglomerat.
d. Tidak berlebihan pula jika dikatakan bahwa buku ini sangat baik dibaca oleh orang yang terusik oleh tamunya.
e. Kekuatan novel ini tidak hanya terletak pada realitas hidup tokoh Ongga yang sulit diduga.

10. Pengarang menceritakan segala perasaan dan pengalamannya semasa kecil. Pengarang berhasil memaparkan peristiwa secara berkesinambungan dan menuntut pembaca untuk menyelesaikan jalan ceritanya sampai akhir. Pengarang menceritakan pertemuan tentara Jepang dengan tokoh di kebun belakang rumah. Cerita beranjak dari propanganda Jepang yang mengajak rakyat Indonesia berjuang untuk perang Asia Timur Raya.
Unsur resensi yang menonjol dalam penggalan tersebut adalah ….

a. Penokohan
b. Sudut pandang
c. Alur
d. Tema
e. Latar



Soal Hikayat Kelas 10

SOAL HIKAYAT


 Sumber : Pixabay.com


1. Bacalah teks hikayat berikut dengan saksama!
Sebermula ada pun yang berjalan itu pertama Maharaja Dandah, kemudian menjadi saya pikir itu Maharaja Baruang, dan menjadi kepala jalan Maharaja Syahmar dan Raja Perkasa yang menjadi ekor sekali, dan beberapa pula raja-raja sekalian isi rimba itu berjalan dengan segala rakyat tentaranya mengirimkan Tuan Syekh Alim di rimba itu serta dengan tempik soraknya. Adalah lakunya seperti halilintar membelah bumi dari sebab segala raja-raja yang tiada terkira-kira banyaknya itu. Syahdan maka segala isi rimba yang di tanah itu pun berjeritanlah dan tiadalah berketahuan lagi membawa dirinya, ada yang ke dalam lubang tanah ada yang di celah-celah batu adanya.
Menilik isinya, kutipan di atas merupakan bagian … dari keseluruhan alur cerita.
a. eksposisi (pengenalan)
b. komplikasi (pertikaian awal)
c. konflik (pertentangan)
d. puncak konflik (klimaks)
e. penyelesaian (falling action)

2. Bacalah hikayat berikut! 
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah …
A. Basmilah jika melihat kejahatan
B. Jangan menyombongkan diri
C. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan
D. Hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan
E. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan

3. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan sastra Melayu klasik tersebut adalah ....
A. kekacauan penduduk akibat hasutan
B. ketidakpedulian raja kepada rakyatnya
C. kepedulian rakyat atas keselamatan rajanya
D. kekejaman raja terhadap rakyatnya
E. keadilan seorang raja kepada rakyatnya

4. Kalimat dalam kutipan tersebut yang menunjukkan ciri-ciri sastra Melayu klasik dilihat dari bahasanya, menggunakan kata....
A. diam, dan tuan
B. daripadanya dan merebut
C. raja dan tamasya
D. rimba dan akal
E. hamba dan buraksa

5.  Bacalah penggalan hikayat berikut dengan saksama!
Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam atas keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada sahabatnya, ia mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang sopan sehingga banyak jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah kepadanya. Tiada seorang pun yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat pula dalam kesulitan dan ketakutan.

Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa Hang  Jebat berwatak ….
A. pemberani
B. baik budi
C. sombong
D. setia
E. kasar

6.  Berikut ciri-ciri hikayat kecuali….
A. cerita bersifat istanasentris
B. disebarkan secara tertulis
C. cerita bersifat simbolis
D. bersifat magis
E. Bersifat anonim

7.  Bacalah penggalan hikayat berikut!
”Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuanku jua semata.”
”Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati karena kesedihan tiada buahnya selain daripada menguruskan badan saja yang sudah ditakdirkan tiada juga akan tertolak olehnya.”
(Hikayat Kalilah dan Dimnah)

Nilai moral yang tertuang dalam penggalan cerita di atas tampak pada perbuatan …. 
A. menghormati orang lain
B. mendahulukan kepentingan umum
C. menegur orang dengan bahasa yang sopan
D. menolong orang yang sedang menderita
E. membantu orang yang sedang bersedih hati

8.  Bacalah penggalan hikayat berikut!
      Tuan puteri memandang ke dayang kipas itu. Kesepuluhnya menyembah, lalu mengundurkan diri mengisut ke belakang perlahan-lahan. Bangkitlah Mak Inang, lalu duduk di tepi tilak tujuh bertindih, lalu mengumpulkan bunga melur yang terselit-selit di suara tuan puteri itu.
Nilai yang terdapat pada penggalan tersebut adalah ….
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. agama
E. pendidikan

9. Berikut ini merupakan kata-kata klise yang tidak digunakan dalam cerita sastra Melayu Klasik ….
A. maka inilah suatu bidal Melayu
B. patik, tuan, hamba
C. kata siempunya cerita
D. pertama-tama
E. hatta tatkala

Sebermula, maka adalah pada masa itu dalam pulau Singapura itu tiadalah ada binatang buas atau jinak yang kelihatan melainkan tikus. Maka, beribu-ribu tikus tanah itu sepanjang jalan serta dengan besar-besarnya hampir bagai kucing adanya. Maka jikalau kita berjalan pada malam, dilanggarkannya, beberapa banyak orang jatuh, demikianlah besarnya. Maka pada suatu malam di rumah tempat kutinggal itu ada dipelihara beberapa kucing. Maka pada setengah malam kedengaran kucing mengiau-ngiau. Keluarlah kawanku dengan membawa damar, hendak pergi melihat apakah sebabnya kucing itu. Maka serta dilihatnya ada enam tujuh ekor tikus berkerumun menggigit kucing itu. Ada yang menggigit pipinya sehingga tiadalah boleh bergerak lagi kucing itu melainkan mengiau-ngiau saja.
Hikayat Abdulah

10. Isi yang diungkapkan dalam penggalan hikayat tersebut adalah …
A. Di pulau Singapura kucing dan tikus saling bermusuhan.
B. Di pulau Singapura kucing selalu mengalahkan tikus.
C. Kucing selalu dipermainkan tikus-tikus.
D. Di pulau Singapura terdapat banyak tikus.


E. Di mana pun tikus selalu memangsa kucing.

Resensi Novel The Architecture of Love

Cinta yang Tak Terduga

www.google.com

·         Judul buku             :           The Architecture of Love
·         Pengarang             :           Ika Natassa
·         Penerbit                 :           PT Gramedia, Jakarta
·         Editor                     :           Rosi L. Simamora
·         Desain sampul       :           Ika Natassa
·         Ilustrasi isi              :           Ika Natassa
·         Jumlah halaman    :           304 halaman
·         Berat buku             :           250 gr
·         Ukuran buku          :           13,5 cm x 20 cm
·         Tahun penerbitan   :           2016


Ika Natassa adalah seorang banker dengan hobi menulis dan fotografi. The Architecture of Love adalah novel kedelapannya setelah A Very Yuppy Wedding ( Gramedia Pustaka Utama, 2007 ), Divortiare ( Gramedia Pustaka Utama, 2008 ), Antologi Rasa           ( Gramedia Pustaka Utama, 2011 ), Twivortiare ( Gramedia Pustaka Utama, 2012 ), Twivortiare 2 ( Gramedia Pustaka Utama, 2014 ), Critical Eleven ( Gramedia Pustaka Utama, 2015 ), dan Underground ( Gramedia Pustaka Utama, 2016 ). AVYW menjadi Edior’s Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008, Ika Natassa dinominasikan sebagai Talented Young Writer dalam penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2008. Tahun 2015 dia menjadi salah satu anggota delegasi penulis Indonesia yang menghadiri Frankfurt Book Fair. Antologi Rasa dan Twivortiare sedang diadaptasi menjadi film layar lebar, sementara Critical Eleven  sudah diadaptasi menjadi film layar lebar pada tahun 2017. Antologi Rasa juga sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Tahun 2004 Ika Natassa menjadi salah satu finalis Fun Fearless Female Majalah Cosmopolitan Indonesia, dan tahun 2010 memperoleh penghargaan Women Icon dari The Marketeers. Tahun 2013 dia mendirikan LitBox, layanan berlangganan surprise box berisi buku-buku fiksi terpilih yang pertama di Indonesia.
Novel The Architecture of Love dilapisi dengan soft cover dengan gaya klasik yang berwarna dasar cokelat keabu-abuan dengan latar belakang kota New York. Namun, cover buku ini kurang menarik perhatian karena warnanya yang gelap sehingga kurang mencolok dan menarik perhatian. Meski demikian, gambar pada cover buku ini simple tetapi unik.  Cerita The Architecture of Love  ini berakhir dengan happy ending dengan akhir yang tidak tertebak, membekas di hati, dan juga membuat pembacanya ikut terbawa suasana. Banyak kabar bahwa cerita The Architecture of Love ini akan difilmkan, namun masih belum dipastikan kapan. Ukuran buku ini pas karena tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil sehingga mudah dibawa-bawa. Ukuran tulisannya pun juga pas, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Di buku ini terdapat beberapa sketsa bangunan kota New York yang sederhana tapi mengagumkan. Meski hanya berupa sketsa yang diprint, tapi hal itu bisa membuat pembaca membayangkan seperti apakah tempat aslinya dan bahkan mengaguminya walaupun baru melihat sketsa tersebut untuk pertama kalinya.
Cerita di buku ini ditulis dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti karena menggunakan bahasa sehari-hari (bukti kutipan : “ Gue traktir terima aja,kali, Ibu Erin, rezeki nggak boleh ditolak”) . Ada beberapa kata yang menggunakan bahasa Inggris sehingga bisa melatih pengetahuan bahasa Inggris para pembacanya ( bukti kutipan : “Writing is one of loneliest profession in the world. Ketika sedang menulis, hanya ada sang penulis dengan kertas atau mesin tik atau laptop di depannya, hubungan yang tidak pernah menerima orang ketiga” ) Tokoh yang ada dalam cerita jumlahnya juga pas dan tidak terlalu banyak sehingga tidak membuat pembaca pusing ( Raia,River,Erin, Aga, mama River, mamaw, Mimi ). Nama-nama tokohnya pun menggunakan nama yang unik ( Raia dan River ). Cerita ini beralur campuran karena ada beberapa kilas balik masa lalu tokoh ( “Tiga tahun yang lalu, kami sedang di mobil, dalam perjalanan ke Bandung, aku batuk-batuk karena kerongkonganku kering, lalu dia membuka sabuk pengamannya untuk mengambilkan botol minum di kursi belakang.”). Latar cerita ini juga menarik yaitu New York (“Raia menjadikan setiap sudut New York ‘kantornya’.”) Penulis banyak menceritakan gedung-gedung terkenal yang membuat pembacanya menjadi ikut tahu dan mengenalnya (“Pertama kali kita tiba di New York, yang pertama kita lihat adalah Grand Central Terminal kalau kita naik kereta, atau Queensboro Bridge yang menyambut kita masuk Manhattan”) . Ceritanya pun juga sangat menguras emosi. Pembaca ikut terbawa perasaan, ikut merasa sedih, senang, dan juga kesal karena penulis menggunakan pilihan kata yang tepat dan tidak bertele-tele (“Gampang, yang penting kamu hangat dulu”). Tema dari cerita ini adalah percintaan / romance antara dua orang yang sudah dewasa, yang sama-sama sudah pernah menikah, namun kini hidup sendiri.  Meskipun tentang percintaan orang dewasa, tetapi cerita ini masih berada dalam batas yang wajar yang cocok dibaca oleh remaja.
Setelah membaca buku ini, banyak nilai-nilai hidup yang bisa diambil yaitu kita harus bisa berdamai dengan masa lalu, melupakan apa yang pernah dialami agar bisa melanjutkan hidup dengan bahagia ; kita harus berani membuka diri dengan orang baru ; jangan malu untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan sehingga nantinya kita tidak menyesal ; jangan meninggalkan orang lain tanpa kabar dan alasan karena hal itu akan menyakiti perasaan orang lain; kita harus jujur terhadap diri kita sendiri, kita tidak bisa membohongi perasaan kita atas apa yang kita rasakan.
Buku ini cocok untuk remaja karena bercerita tentang kisah cinta yang sering dialami oleh remaja. Cocok juga dibaca untuk orang dewasa karena tokoh dalam cerita ini merupakan dua orang dewasa yang pernah menikah namun kini hidup sendiri, karena pasangannya meninggal; dan bercerai. Selain itu juga dibahas tentang dilema dalam menjalani pekerjaan yang biasa dialami oleh orang dewasa.

Saya memilih buku ini karena saya dengar dari teman-teman saya yang sudah membaca buku ini bahwa buku ini bagus, menarik, dan menguras emosi yang memang ternyata benar. Saya juga sering melihat buku ini ada di rak best seller. Saat membaca sinopsisnya pun saya mulai tertarik hingga akhirnya saya memilih buku ini. Dan ternyata benar. Buku ini memang menguras emosi dan sangat membekas di hati.



                                         *** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com

Resensi Novel Serendipity

                     Hidup tak selalu di atas karena manusia tidak luput dari masalah.


www.google.com



Identitas Buku
·        Judul Novel : Serendipity
·        Penulis : Erisca Febriani
·        Penerbit : Inari
·        Tahun Terbit : November 2016
·        Cetakan : Kedua
·        Tebal : 424 halaman atau 2,5 cm
·        ISBN : 978-602-74322-9-1

Erisca Ferbriani, lahir di Bandar Lampung, 25 Maret 1998. Berbintang Aries dan pencinta makanan pedas. Anak pertama dari lima bersaudara. Menulis merupakan hobi yang sudah digelutinya sejak SMP, sampai saat ini di sela kesibukannya sebagai mahasiswa semester tiga Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Novel debutnya berjudul Dear Natahan (Best Media,2016) yang berhasil dibaca 17 juta kali di Wattpad, berhasil menjadi novel best seller setelah terbit, dan sudah difilmkan. Serendipity merupakan novel keduanya, dan ia berjanji untuk terus menulis.
Novel Serendipity ini cetakannya sangat bagus, tidak ada yang cacat, covernya bagus,tebal, dan terdapat hiasan yang timbul. Walaupun harganya tebilang cukup mahal yaitu Rp 89.000 dan novel ini mudah didapatkan di banyak toko buku.

Tokoh pada novel ini juga tidak banyak sehingga tidak membingungkan, hanya ada Rani, Arkan, Gibran, Ibu Rani, Ayah dan Ibu Arkan, Loli, Jean , Om-om, dan teman sekelas Rani. Ditambah dengan penempatan setting waktu, suasana dan tempat yang sangat detail dan tepat. Misalnya pada saat mereka berada di taman di gambarkan bagaimana keadaan taman tersebut. Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan itulah yang menjadi semakin penasaran akan cerita selanjutnya. Misalnya pada awal novel ada saat dia flashback bagaimana keadaan keluarganya dulu. Sudut pandang yang digunakan adalah orangketiga serba tahu, karena menceritakan dari sudut “dia” seperti pada kutipan” Rani hanya bisa menangis dan meratapi atas kepuusa Arkan. Dia sama sekali tidak berusaha untuk mengelak,..”.

Dalam novel ini juga terdapat banyak kutipan yang bagus makanya yang dapat memotivasi pembacanya, seperti “ Karena nilai tidak penting, yang penting adalah bagaimana kamu menghargai orang lain dan menyebarkan kebahagian kepada sekitarmu.” . Kelebihan lainya novel ini tidak membuat bosan, ceritanya dapat membuat pembaca hanyut akan kesedihan,kebahagiaan, apapun suasana pada saat di novel. Alur ceritanya juga tidak mudah di tebak, penulisnya pintar dalam membuta teka- teki alur ceritanya. Kelemahannya adalah banyak menggunakan kata- kata modern remaja saat ini seperti, “gue”, “lo”, dll. Jadi novel ini lebih diperuntukan bagi remaja.

Novel ini sangat bermanfaat bagi pembacanya untuk medapatkan motivasi untuk menjalani hidup agar lebih baik dan juga mengandung amanat. Salah satu kutipan yang paling saya suka adalah “ Hiduplah seperti bunga dandelion. Dandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, tidak seabadi edelweiss. Dandelion tidak memiliki mahkota yang membuatnya tampak menarik. Dandelion juga tak sewangi melati. Tapi dandelion adalah bunga paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh diantara rerumputan liar, di celah batu. Dandelion terihat rapur, tapi begitu kuat, begitu indah, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi, begitu tinggi… menjelajah angkasa sampai akhirnya tiba di suatu tempat untuk dapat tumbuh membentuk kehidupan baru.”  

 Alasan saya membaca novel ini karena karya Erisca sebelumnya yaitu Dear Nathan saya sangat suka, dan saya sudah memiliki ekspetasi bahwa novel ini akan sama bagusnya. Amanat dari novel ini adalah apapun yang terjadi dalam hidup kita, tetap harus kita jalani dengan lapang dada, karena pada setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Hidup juga tidak selalu enak selalu diatas, ada kalanya kita harus merasa di bawah dan kesusahan dan saat itukah kta bisa belajar, itulah amanat yang saya dapat dari novel ini. Novel ini juga mengajarkan untuk memaknai arti sebuah  persahabatan dna cinta dengan benar agar tidak salah arah.

                                              *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com
Baca juga:

resensi-soekarno-is-great-lover

resensi-r-raja-ratu-rahasia-wulanfadi


Resensi Novel 5 cm

Impian, Cinta, dan Kehidupan

www.google.com 

Judul Buku      : 5 cm.
Penulis             : Donny Dhirgantoro
Penerbit           : PT Grasindo
Tahun Terbit    : 2005
Tebal Buku      : 381 halaman
ISBN               : 979-759-151-4
Harga Buku     : Rp60.000,00




            Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta, 27 Oktober 1978. Anak sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktunya dari kecil hingga besar di kota Jakarta. Donny merupakan lulusan SMA 6 Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di STIE Perbanas Jakarta. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak ia mulai dapat menulis dan membaca. Kegemaran menulis ini pernah mengantarkan Donny menjadi juara pertama lomba menulis dan membaca puisi yang diselenggarakan oleh salah satu instansi pemerintah. Donny sekarang berprofesi sebagai seorang novelis. Beberapa karyanya di antaranya adalah novel 5 cm dan novel 2. Novel 5 cm juga pernah difilmkan ke layar lebar. 
            Cerita tentang persahabatan lima orang anak muda ini ditulis dalam buku yang berukuran 14 x 21 cm dengan sampul berwarna hitam. Desain sampul buku ini sangat sederhana karena hanya terdapat tulisan 5 cm dan latarnya bertuliskan banyak kata-kata membangun. Tetapi, kata-kata tersebut tidak terlalu kelihatan karena berwarna hitam mengkilap, hampir menyatu dengan warna sampulnya. Pada sampul buku juga terdapat tulisan “MEGA Best Seller” yang menunjukkan bahwa buku ini sangat laris di pasaran.
            Novel ini bertemakan persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan, keajaiban, mimpi, serta keyakinan. Tema yang diambil sangatlah menarik karena mencakup berbagai aspek kehidupan yang seringkali juga kita rasakan dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
            “Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Arial adalah pria terganteng diantara mereka, serta bertubuh atletis. Zafran merupakan pria yang berbadan kurus, anak band, kocak, senang bersyair dan membuat puisi-puisi. Ian adalah tokoh yang gila bola, suka makan terutama indomie, dan penggemar artis Happy Salma. Genta merupakan leader diantara sahabat sahabatnya. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus.” Dari kutipan novel tersebut, sangat jelas terlihat bahwa sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga tunggal. Penokohan juga digambarkan oleh penulis dengan sangat jelas melalui ciri-ciri fisik maupun penggambaran sifat.
            Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu bahasa yang mengikuti perkembangan zaman, tidak kaku ataupun membosankan, melainkan menggunakan bahasa komunikatif sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami oleh pembaca khususnya bagi kalangan remaja : “Yoi… nggak nyangka ya, Ta. Padahal awalnya kita pesimis banget.”
            Banyak kejadian dalam novel yang menceritakan tentang masa lalu dan juga kejadian masa depan kelima sahabat tersebut karena alur yang digunakan yaitu alur maju mundur. Pembaca dibuat semakin berimajinasi dengan adanya kejadian masa lalu dan masa depan yang dipaparkan itu.
            Amanat yang dapat dipetik dari cerita ini adalah menerima sahabat kita dengan apa adanya, menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, berusaha saling melengkapi satu sama lain. Kita juga diajarkan untuk menghargai persahabatan, arti sebuah kehidupan, dan bagaimana kita mencintai alam dari Tanah Air kita seperti kelima sahabat tersebut yang sangat bangga dan mencintai Tanah Airnya sendiri, Indonesia. “Saya Zafran, saya mencintai negeri indah dengan gugusan ribuan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini.”
            Buku ini adalah pilihan yang tepat untuk dibaca pada saat senggang atau saat bosan karena buku ini membuat pembacanya penasaran dan ingin melanjutkan membaca hingga halaman terakhir. Dalam buku ini, banyak kata-kata yang membuat kita terinspirasi. Dalam ceritanya juga diselipkan lagu-lagu yang sesuai dengan suasana yang sedang terjadi, sehingga membuat kita semakin terhanyut dalam cerita. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dengan segala pengorbanan dan membuatnya menjadi nyata.


                                                   *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com



           
           





Resensi Novel The Truth About Forever

Kebersamaan Menerbitkan Kasih

www.google.com

Judul buku      : The Truth About Forever
Penulis            : Orizuka
Editor              : Gita Romahdona
Terbit              : 2008 (Cetakan Pertama)
Penerbit           : Gagasmedia
Bahasa            : Indonesia
Tebal               : vi + 306 halaman


          Okke Rizka Septania atau yang dikenal sebagai Orizuka, adalah seorang penulis novel asal Indonesia kelahiran tahun 1986. Lahir di Palembang, ia tumbuh di keluarga yang gemar membaca.  Orizuka telah menghasilkan 26 karya, satu di antara karyanya yaitu “Summer Breeze” telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Saya akan meresensi karya kedelapannya yang diterbitkan pada tahun 2008, “The Truth About Forever.”
          Novel ini berukuran sedang, yaitu 13 x 19 cm. Cover buku ini dikemas dengan simpel, didominasi oleh warna abu abu terang. Tebal novel ini 306 halaman. Font yang digunakan adalah Calibri, dengan ukuran yang cukup besar sehingga tidak melelahkan untuk dibaca. Novel ini terdiri dari 15 bab secara total, yang masing – masing babnya rata – rata terdiri dari 20 halaman. Kertas yang digunakan adalah kertas HVS biasa.
          Saya sangat menyukai alur dan tema yang digunakan pada novel ini. Mengangkat tema tentang kehidupan, novel ini bercerita tentang Yogas, seorang pemuda yang mengidap HIV, pergi ke Yogyakarta untuk balas dendam kepada seseorang yang membuat dirinya mengidap penyakit mematikan tersebut. Di Yogyakartalah Yogas bertemu dengan Kana, perempuan ceria yang telah memberikan Yogas semangat untuk hidup kembali.
          Alur yang terdapat pada novel ini adalah alur campuran. Karena terdapat bagian dimana pembaca dibawa ke masa lalu. Genre novel ini adalah romance, tapi menurut saya novel ini tidak hanya memuat kisah cinta - cintaan saja, karena didalamnya, kita sekaligus dapat melihat kisah hidup dari pandangan seorang yang mengidap HIV.
          Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dibuktikan dari kutipan pada halaman 227, Yogas menghantamkan kepalannya ke lantai, rahangnya mengeras. Bagaimanapun, dia harus menemukan Joe untuk balas dendam. Karena kejadian itu, Yogas sudah tidak punya tujuan hidup lagi.
          Novel ini memiliki 2 tokoh utama, yaitu Yogas, dan Kana. Yogas adalah seseorang yang sangat mementingkan hidup orang – orang disekitarnya. Maka dari itulah, ia sangat sulit didekati. Ia keras, pemarah, dan jutek kepada orang – orang disekitarnya bukan tanpa alasan, ia tidak ingin menyakiti orang – orang yang terlanjur menyayanginya, karena ia tahu ia tidak akan berumur panjang. Yogas adalah seorang yang tegar dalam menghadapi keadaannya meskipun ia tidak bisa menahan hasrat balas dendam.
          Kana sendiri adalah perempuan tegar, ceria, humoris, keras kepala, dan tak pernah menyerah. Meskipun sudah ditolak dengan menyakitkan oleh Yogas, ia tetap tidak menyerah untuk mendekati Yogas dan menyakinkan Yogas bahwa ia menerima Yogas dengan segala keadaan yang dialami Yogas.
          Novel ini mengajarkan kita untuk menghargai hidup kita, dan menyadarkan kita untuk tidak membuang – buang waktu kita. Novel ini juga mengajarkan kita untuk tidak mengucilkan para penderita HIV/AIDS, karena bagaimanapun mereka juga manusia yang sama seperti kita.
          Saya merekomendasikan novel ini untuk anak remaja, karena ada banyak makna tentang kehidupan yang bisa dipetik dari novel ini.

          Alasan saya memilih buku ini karena saya menyukai novel – novel karangan Orizuka yang lainnya. Saya suka bagaimana Orizuka menuliskan cerita yang jika kita lihat sekilas dari sinopsis bukunya akan terkesan klise, tapi sebaliknya, isinya ditulis dengan sangat menarik dan tidak membosankan. Awalnya saya juga mengira novel ini akan membosankan, namun sebaliknya, novel ini sangat bagus.

                                                      *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Resensi Novel Matt & Mou

Bak Matahari dan Pluto, Bisakah Mereka Menyatu?

www.google.com

Identitas novel :

1.     Judul                           : Matt & Mou
2.     Pengarang               : Wulan Fadila Fatia
3.     Penerbit                   : GagasMedia
4.     Tahun terbit           : 2016
5.     Editor                        : Rayina dan eNHa
6.     No. ISBN                   : 978-979-780-872-3
7.     Jumlah halaman   : iv + 344 hlm
8.     Ukuran buku          : 14 x 20 cm
9.     Kota terbit              : Jakarta

                         
                Novel ini ditulis oleh Wulan Fadila Fatia, satu dari sekian banyak penulis yang karya-karyanya cukup saya gemari. Wulan Fadi adalah perempuan kelahiran tahun 1999 dan memang gemar menulis sejak dahulu. Sebelum karya-karyanya diterbitkan, Ia menyalurkan hobi menulisnya melalui aplikasi Wattpad (aplikasi untuk menulis dan mempublikasikan tulisan kita) dengan account @wulanfadi. Wulan Fadi telah menghasilkan banyak karya, baik yang sudah diterbikan maupun yang tidak, antara lain : With Julian, Story of Seth, A (Aku, Benci, dan Cinta), I Wuf You, dan masih banyak lagi. Genre yang dipilih pun umumnya sejenis, yaitu erat dengan persahabatan dan kisah kasih anak remaja, tak terkecuali novel Matt & Mou ini sendiri, yang telah dibaca lebih dari 3 juta kali melalui aplikasi Wattpad.

            Cover novel ini memperlihatkan gambar dua buah marshmallow yang menurut saya kurang sesuai dengan tema dan cerita dari novel ini. Cover Matt &  Mou di aplikasi Wattpad menurut saya lebih berkaitan dengan isi cerita, dimana memang ada satu kafe yang sering menjadi tempat favorit sang tokoh utama. Tetapi, dari segi warna, cover novel ini cukup menarik perhatian karena warnanya yang cerah dan terkesan manis.

            Setelah membaca novel ini, saya menyadari bahwa ada kemiripan cerita antara novel Matt & Mou dengan novel Refrain karya Winna Efendi. Gambaran karakter tokoh Nata dan Niki di novel Refrain serupa dengan tokoh Matt dan Mou di novel Matt & Mou. Kedua novel tersebut juga sama-sama mengisahkan bahwa kedua tokoh utama adalah sahabat sejak kecil, yang baru menyadari perasaan mereka masing-masing ketika mereka beranjak dewasa. Akhir cerita dari kedua novel ini juga mirip, dimana sang tokoh pria harus pergi ke luar negeri untuk studi, lalu kembali ke tanah air dan menemui sang tokoh utama wanita. Bedanya, Matt & Mou dituntaskan hingga mereka menikah, sedangkan Refrain hanya sampai ketika mereka bertemu lagi. Matt & Mou diisi dengan berbagai permasalahan yang cukup rumit dan berbelit, sedangkan permasalahan pada Refrain cenderung lebih simpel.

            Ketika saya membaca cerita Matt & Mou melalui aplikasi Wattpad, jujur, saya merasa agak kecewa dengan akhirannya yang terasa konyol dan tidak masuk akal. Sebab, diceritakan bahwa Matt berpura-pura meninggal dan kemudian secara tiba-tiba muncul kembali dihadapan Mou. Itulah mengapa, ketika cerita ini dicetak, saya agak kurang tertarik untuk membaca versi novelnya. Tetapi teman-teman saya meyakinkan saya bahwa novel ini bagus, dan akhirannya pun tidak seperti yang saya baca di Wattpad. Oleh karena itu, saya mencoba membacanya, dan ternyata, perkataan mereka tidak salah.

            Novel ini diawali dengan prolog yang berhasil membuat saya penasaran untuk terus membaca kelanjutannya. Latar dan deskripsi tentang tokohpun digambarkan oleh penulis dengan jelas, dan saya suka bagaimana Wulan Fadila menyatukan karakter Matthew yang dingin, kaku, dan pendiam dengan karakter Mou yang hangat, ceria, dan ramah ke semua orang. Cerita di novel ini diceritakan dengan alur maju, dengan sedikit flashback pada beberapa bagian. Kita, para pembaca, diajak untuk menelusuri kehidupan para tokoh melalui sudut pandang orang ketiga serba tahu, dengan bukti kutipan : “Matt dan Mou. Sepasang sahabat yang selalu bersama sejak kelas 5 sekolah dasar. Sebenarnya, sejak kecil mereka selalu bersama, karena Matt dan Mou lahir di rumah sakit yang sama,”.

            Ada banyak tokoh pada novel ini, dan masing-masing tokoh memiliki masalah yang ternyata saling berkaitan satu sama lain. Permasalahan yang melibatkan banyak tokoh inilah yang membuat novel ini terasa agak berbelit-belit, tapi tetap bisa dipahami oleh para pembaca. Tema yang diangkat mungkin sudah biasa, yaitu tentang persahabatan yang tumbuh menjadi cinta. Namun, entah mengapa, Wulan Fadila dapat dengan apik membungkusnya menjadi sebuah karya yang tidak membosankan dengan bahasa sehari-hari yang ringan, tidak baku, namun tetap sopan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, akhiran dari novel ini memang berbeda dengan versi Wattpad nya, namun tetap saja, terasa agak aneh dan dipaksakan, meski tetap berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri membacanya.

            Dari novel ini, kita bisa belajar bagaimana mempertahankan persahabatan terlepas dari segala masalah yang mengancam. Kita juga bisa belajar untuk tidak membenci seseorang hanya berdasarkan satu alasan yang belum pasti kebenarannya. Selain itu, novel ini juga mengajarkan kita arti dari ketulusan, saling percaya, jujur terhadap diri sendiri, juga untuk selalu menghargai apapun yang ada di hidup ini, bahkan kenangan sekecil apapun.


            Novel Matt & Mou sangat cocok dibaca oleh para remaja, yang pasti dapat lebih menghayati alur dari cerita ini, karena tema yang diangkat merupakan hal yang erat kaitannya dengan kehidupan anak-anak remaja. Bahasanya sendiripun simpel, tidak berat, dan bahkan menggunakan beberapa kata yang biasa digunakan kaum muda seperti “Lo”, “Gue,” dan lain sebagainya. Ceritanya pun santai dan ringan, cocok dibaca untuk mengisi waktu-waktu senggang.


*** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com