Kategori

2018/04/16

Resensi Buku Akhir dari Segalanya Sudah Dekat

Tanda Akhir Zaman


  

Judul                : Akhir dari Segalanya Sudah Dekat
Penulis             : Dr Richard Booker
Penerbit            : Light Publishing
Tahun terbit      : 2009
Halaman           : 288

Buku ini memuat pendapat penulis, Dr Richard Booker mengenai akhir zaman melalui analisanya terhadap tanda-tanda profetik yang telah terjadi di dunia dan yang tercatat di Alkitab. Tidak seperti buku akhir zaman lainya yang biasanya menghubungkan akhir zaman dengan antikris dan 666, buku ini menghubungkan dan memberikan penjelasan antara hal-hal yang tercatat di Alkitab mengenai akhir zaman dan kejadian-kejadian yang telah terjadi di bumi.
Selama lebih dari tiga puluh tahun Dr Richard Booker telah menjadi seorang bapak rohani, mengajar dan menulis tentang Israel dan bangsa-bangsa, dan apa yang Alkitab katakan tentang Amerika, Islam radikal, dan akar-akar Ibrani kekristenan. Ia telah menulis tiga puluh buku dan membuat lebih dari 300 program televisi tentang subyek itu. Ia dan istrinya juga memimpin kelompok-kelompok tur ke Israel selama lebih dari dua puluh tahun. Cover buku ini menarik dan rapih, namun font yang digunakan pada judul dan nama penulis  kurang jelas untuk dibaca. Terdapat sedikit kesalahan penulisan dalam beberapa paragraf di buku ini. Bahasa yang digunakan dalam buku ini cukup mudah untuk dimengerti.
            Buku ini menjawab hampir seluruh pertayaan-pertanyaan saya mengenai akhir zaman, ditambah lagi dengan fakta-fakta yang mendukung setiap tanda-tanda profetik yang tercatat dalam buku ini. Pendapat dan penjelasan penulis mengenai akhir zaman yang dihubungkan dengan hal-hal yang tercatat di Alkitab membuat saya semakin tertarik untuk membaca buku-buku karya Dr Richard Booker lainnya.
            Buku ini cocok untuk dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa, karena isi buku memuat materi yang cukup berat yang mungkin kurang bisa dimengerti oleh anak-anak. Melalui buku ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami adanya tanda-tanda akhir zaman yang sesuai dengan fakta-fakta yang tercatat di Alkitab.




Resensi Stephen Hawking

Stephen Hawking





JudulBuku                       : A Brief History Of Time Stephen Hawking.
Penulis                             : Stephen Hawking.
Alih bahasa Indonesia     : Zia Anshor
Penerbit                           : Writers House, LLC and Maxima Creative Agency dan di terbitkan kembali dalam bentuk terjemahan Bahasa Indonesia oleh PT Gramedia Pustaka Utama.
Jumlah Halaman              : 151 halaman.
Cetakan                           : 2013 (Stephen Hawking) dan 2014 (oleh Gramedia).
ISBN                               : 978-602-03-0006-1

Stephen Hawking seorang professor yang mendunia tentang ilmu fisikanya, telah banyak menjalani berbagai masa-masa di hidupnya. Keadaan seorang manusia tak luput dari jatuh bangun. Demikian juga Stephen Hawking. Melalui buku ini, Stephen menceritakan kisah-kisah hidupnya dari sejak ia masih kecil sampai ia menjadi profesor. Saat ketika ia susah, sampai ia jatuh sakit dan terbaring di kursi roda karena terjangkit ALS, dan bertemu dengan Jane seseorang yang bisa menerima dirinya apa adanya hingga memiliki keluarga kecil semua tertuang di dalam buku ini. Lika-liku hidupnya menceritakan seberapa kerasnya ia memperjuangkan gelar Ph.D. nya.
Menurut saya, buku karya Stephen Hawking ini terasa sangat berkesan dan terasa nyata karena ditulis sendiri oleh yang punya ceritanya. Jadi pengalaman dan alurnya pun terasa sangat sungguhan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang dipilih sangat santai, sehingga pembaca pun tidak terlalu bingung dan berat membacanya. Alur dan jalannya sangat menarik, banyak konflik yang menarik juga, alur ceritanya pun naik turun sehingga pembaca pun terkesan dengan konflik baru yang ditimbulkan setelah konflik sebelumnya telah reda.
Terlebih pada bagian bab ketika Stephen ingin menyerah kepada hidupnya karena ia di diagnosis terjangkit ALS dan ternyata ia malah menemukan istrinya yang memberikan ia kembali semangat hidup untuk terus mengejar gelar Ph.D. nya. Tetapi sayangnya buku ini ada beberapa bab yang membahas tentang teori-teori fisika yang ia teliti sehingga sulit dipahami dan kurang menarik bagi orang awam terlebih bagi orang yang tidak menyukai fisika.
Buku ini tertulis banyak kejadian yang dialami oleh Stephen Hawking yang bisa dijadikan inspirasi bagi para pembacanya. Mengajarkan kita untuk tetap berusaha dan tidak menyerah kepada kehidupan walaupun keadaan sulit sekali pun melanda. Dan member contoh tentang seberapa kerasnya dia berusaha  demi meraih gelar profesornya dengan melewati lika-liku kehidupan. Buku ini juga mengandung banyak ilmu pengetahuan, khususnya fisika.


Resensi Kartini

KARTINI




Judul                    : Panggil Aku Kartini Saja
Penulis                : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit               : Lentera Dipantara
Jumlah halaman : ix + 295
TahunTerbit       : 1997
ISBN                   : 979-979-3820-05-7

          Kalian pasti tahukan pahlawan wanita yang satu ini. Kartini namanya. Beliau adalah pahlawan wanita yang memperjuangkan emansipasi wanita. Bagi kalian yang belum tahu artinya, emansipasi adalah memperjuangkan martabat kesederajatan kaum baik pria maupun wanita. Inilah yang diperjuangkan Kartini selama masa hidupnya yang dituangkan dalam buku Panggil Aku Kartini Saja. Buku ini menceritakan tentang Kartini semasa hidupnya dari awal dimana beliau dilahirkan dari sepasang ningrat yang hidupnya sangat berkaitan erat dengan kebudayaan Jawa. Di sini juga diceritakan mengenai keadaan tempat Kartini dibesarkan di mana banyak penderitaan yang dialami oleh rakyat akibat Cultuur stelsel pada zaman Belanda. Buku ini mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah hal nomor satu dalam hidup sebagai bekal masa depan.
          Secara garis besar, penulis sangat ahli dalam menggambarkan situasi di dalam buku. Seolah-olah pembaca sedang berada di situasi tersebut. Tetapi yang mengganggu kesempurnaan buku ini adalah hilang jilid buku III dan IV karena dibakar oleh Angkatan Darat padatahun 1965 karena Vandalisme. Tetapi mau bagaimana pun buku ini sangat perlu dibaca oleh para wanita agar kelak dapat mencontoh perilaku beliau yang pantang menyerah dalam memperjuangkan hak yang menjadi miliknya.

Resensi Biografi Filsuf Yunani

Filsuf Yunani Paling Berpengaruh




Judul Novel          : Biografi Filsuf Yunani Paling Berpengaruh
Penulis                 : Aloysius Germia Dinora
Penerbit               : SOCIALITY
Jumlah Halaman   : 212
Tahun Terbit        : 2017
ISBN                   : 9778-602-6595-91-1


Perjalanan panjang seorang filsuf telah memberikan dampak keilmuan dunia saat ini. Perubahan terhadap sudut pandang, sikap kritis, dan penemuan-penemuan teknologi yang mutakhir tidak terlepas dari mahzab para filsuf dalam mengemukakan gagasan dan pikirannya.

Socrates, Plato, dan Aristoteles sudah menyumbangkan ilmunya bagi dunia.Lalu sebenarnya apa yang bisa dipahami mereka? Bukanlah untuk sebagian orang, belajar filsafat adalah hal yang membosankan?

Aloysius Germia Dinora, pria kelahiran Barito Selatan, 8 Desember 1993 ini menyelesaikan studi Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Memiliki nama pena Dinora, penulis memiliki ketertarikan dalam berbagai ilmu sosial mulai dari komunikasi, sejarah, budaya, filsafat dan psikologi

Untuk mengenal lebih dekat mengenai Filsuf Yunani Kuno, karena memberi fondasi yang kuat dalam dunia filsafat, dan juga untuk belajar filsafat berdasarkan biografi ketiga pesohor filsafat dunia.


Resensi Buku Dr. Oen

Dr. Oen, Pejuang dan Pengayom Rakyat Kecil



Judul Buku      :  Dr. Oen, Pejuang dan Pengayom Rakyat Kecil
Penulis             :  Ravando
Editor              :  Mahatma Chryshna
Penerbit           :  Kompas
Cetakan           :  I, 2017
Tebal Buku      :  xxix + 272 halaman

            Novel ini bercerita tentang riwayat hidup seorang tokoh medis yang hidup dengan menolong sesama tanpa pamrih, beliau juga membaktikan seluruh hidupnya untuk kemanusiaan, tanpa kenal lelah melayani sesama dalam berbagai kalangan yang membutuhkan pertolongannya. Dan di dalambukuini juga terdapatsumberpendukungsertafotountukmengajak para pembaca ikut ke dalam perjalanan hidup dan perjuangan Dr.Oen.
            Penulis buku ini, Ravando adalah seseorang yang memiliki minat meliputi studi tentang etnis Tionghua di Indonesia. Ia mengabdi sebagai asisten pengajar dana sisten peneliti di Universitas Gadjah Mada, ia juga aktif sebagai mentor sejarah bagi siswa SMP/SMA se-Yogyakarta. Beberapa artikel dan resensi yang ditulisnya pernah dipublikasikan di berbagai penerbit terkemuka di Indonesia, seperti Kompas dan Historia.
            Buku ini memotivasi pembaca dan para dokter muda untuk melakukan hal yang berguna seperti apa yang dilakukan oleh Dr.Oen dan pada bab 1 buku ini sangat berkesan bagi saya karena kita dapat melihat perjuangan Dr.Oen untuk menjadi dokter tanpa pamrih walaupun beliau harus menentang keluarganya sendiri.

            Buku ini cocok dibaca para remaja dan khususnya para dokter muda karena dapat memotivasi dan membenarkan niat para dokter muda sebagai dokter yaitu bahwa “Tugas seorang dokter hanyalah menyembuhkan orang sakit, tiada yang lain.” –Dr.Oen

Baca juga:

resensi-soekarno-is-great-lover

2018/04/12

Legenda Sungai Cisadane

Legenda Sungai Cisadane


sumber: pixabay.com
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang gadis desa yang diberikan kecantikan yang sangat menawan. Amat cantik jelita rupa wajahnya. Tapi wajahnya yang cantik mempunyai perilaku sang putrid sangat buruk dan tidak terpuji. Merasa dirinya merupakan anak kepala desa, gadis desa ini sangat manja. Segala keinginannya harus dituruti. Jika tidak dituruti ia akan mengamuk dan marah-marah. Gadis desa ini juga dikenal sebagai orang yang sangat pemalas. Ia menghabiskan waktunya untuk berdandan dan kemudian mengagumi kecantikannya sendiri. Salah satu sifat buruk lain dari sang gadis adalah kesombongannya. Sang gadis merasa dia adalah perempuan yang paling sempurna dari perempuan yang ada di desa itu.
Gadis desa itu pernah meminta sebuah kebun yang besar milik sahabatnya itu setelah dia meminta dengan paksa. Kebun itu sangat subur, yang terletak di kaki gunung. Selain luas dan indah kebunnya itu juga dilengkapi dengan sumur yang sangat dalam dan airnya tak habis-habis. Berbagai tanaman pokok ditanam di kebun yang indah dan luas itu. Serasa untuk melengkapi keindahannya, terdapat sebuah sungai  di dekat itu.
Sungai di dekat kebun berair sangat jernih dapat digunakan untuk berkaca. Jika sang gadis berada di taman, sang gadis akan mandi di sungai itu. Sang gadis tidak memperbolehkan siapa pun untuk mandi di sungai itu tanpa izin langsung darinya. Gadis desa itu meminta ayahnya untuk menjatuhkan hukuman yang berat kepada siapapun yang mandi di sungai itu tanpa izinnnya.
Pada suatu hari sang gadis berada di tamannya seperti biasanya, sang gadis itu mandi di sungai itu sendirian. Temannya bahkan tidak diperbolehkan untuk mendekati sungai tersebut. Sang gadis seperti ingin menguasai sepenuhnya sungai itu sendirian. Dia tidak mau berbagi dengan siapa pun juga.
Ketika sang gadis tengah mandi, seorang perempuan tua berpakaian compang-camping dating ke sungai itu. Entah darimana asal si perempuan tua karena mendadak dia muncul dekat sungai. Perempuan tua itu terlihat seperti dia ingin mandi atau mencuci muka di sungai itu.
Sang gadis sangat kesal melihat si perempuan tua berpakaian compang-camping itu. Dia segera dating ke hadapan si perempuan tua. Katanya dengan wajah kemarahannya dan sambil menunjuk si perempuan tua. Sang gadis bertanya kepada si perempuan tua itu mengapa ia ada di sini tapi perempuan tua hanya terdiam dan menatap heran pada sang gadis. Sang gadis pun kembali bertanya kepada si perempuan tua mengapa ia ke sungai ini. Si perempuan tua masih tetap terdiam. Dia seperti kebingungan dan keheranan mendengar bentakan sang gadis.
Si gadis itu langsung memaki-maki perempuan tua itu dia mengatakan “Dasar kau tuli dan buta. Sungai ini hanya khusus untukku, bukan untuk perempuan tua dekil seperti engkau. ”Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti sedang menahan marah.
Melihat si perempuan tua tetap terdiam dan juga tidak pergi, sang gadis sekali lagi memaki perempuan tua itu dengan kasar.” Perempuan dekil, cepatlah pergi menjauh dari sungai ini! Pergi! Air sungai yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan bau!”
“Betapa sombongnya engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua.
“Apa katamu!?” Sang gadis langsung menyela. “Apakah kau tidak tahu saat ini sedang berbicara dengansiapa?”
“Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang gadis yang paling cantik di desamu” Jawab si perempuan tua. ”Tapi apa karena engkau seorang gadis yang cantik berhak bertindak semaumu terhadap orang lain?”
“Apa urusanmu?” sang gadis bertambah marah.”Aku gadis desa yang paling cantik, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk rupa.”
“Engkau memang gadis yang cantik, namun tidak seharusnya berbuat semaunya dan merasa sombong. Engkau tetaplah seorang manusia adanya. Ucapan kasarmu itu tidak layak diucapkan oleh manusia. Ucapanmu sangat berbisa dan hanya ular yang berbisa yang bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu”
Setelah si perempuan tua selesai berbicara seperti itu, tiba-tiba terjadi sesuatu yang aneh. Langit mendadak berubah menjadi gelap dan petir menyambar, sangat menakutkan untuk dilihat. Tiba-tiba cahaya menyilaukan mata menerangi langit yang gelap dengan petir yang menggelegar menghantam tubuh sang gadis. Lalu tubuh gadis itu terpental dan berubah menjadi seekor ular berbisa. Gadis cantik itu kena kutukan menjadi ular berbisa karena kesombongannya.
Ular jelmaan gadis itu terlihat sangat sedih. Ia menangis dan menyesali perbuatannya. Lidahnya terlihat bergerak-gerak dan suaranya mendesis seolah meminta maaf atas sombongnya dia kepada si perempuan tua itu. Namun, airmata penyesalan tinggallah air mata dan penyesalannya karena wujud sang gadis berubah menjadi ular.
Dari langit tiba-tiba terdengar suara yang tertuju pada ular itu. ”Karena kesombonganmu, kau tidak pantas menjadi manusia. Engkau pantas menjadi ular berbisa untuk selama-lamanya!” Kutukan telah jatuh dan tetap untuk sang gadis.
Penyesalan itu tidak bisa mengubah wujudnya ia kembali menjadi gadis yang cantik dulunya. Sambil menangis, ular itu memasuki sungai. Karena dia sangat malu dengan wujudnya yang menjadi ular, dia bersembunyi di dasar sungai dan menjadi tempat dia sekarang.
Sang gadis yang terkena kutukan hingga berubah wujud menjadi ular hitam berbisa diketahui oleh pada penduduk sekitar sungai. Mereka pun menamakan sungai itu dengan nama yang artinya sungai tempat sang gadis sombong. Sungai ini sekarang lebih dikenal sebagai Sungai Cisadane
sumber: pixabay.com

Legenda Kota Cilegon

Legenda Kota Cilegon

sumber: pixabay.com

Alkisah di sebuah kampung kecil, hiduplah dua orang kakak beradik yang amat akrab namun suka membuat onar, sehingga mereka kurang disukai oleh warga kampungnya. Sang kakak bernama Cai dan sang adik yang bernama Laguna. Mereka hidup sederhana dan saling menyayangi satu sama lain. Tetapi, mereka belum mempunyai keluarga masing-masing karena mereka berdua belum memiliki pasangan hidup yang tepat bagi mereka.
Konon, di kerajaaan dekat kampung mereka hiduplah seorang raja yang memiliki seorang putri yang amat menawan dan baik hati. Ajeng namanya, ia adalah putri yang disukai oleh semua pemuda desa karena kecantikannya dan kelembutan hatinya. Pernah dikatakan bahwa putrid Ajeng sering memberi sedekah bagi rakyatnya yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan. Kabar tersebut pun sampai kepada dua saudara tersebut dan membuat kedua kakak-beradik itu tertarik kepada sosok putri Ajeng.
Keesokan harinya, Caidan Laguna yang malamnya sudah berencana untuk pergi ke istana raja akhirnya berangkat. Mereka berniat untuk dating dan melamar putri Ajeng. Meskipun mereka akrab, tetapi kakak-beradik ini tidak segan-segan jika sedang bersaing. Perjalanan ke kerajaan tempat sang putri yang sangat ayu dan murah hati tersebut bertempat tinggal bukanlah perjalanan biasa yang mudah dan sebentar . Begitu banyak rintangan dan hutan – hutan lebat dengan pohon – pohon besar dan langka mereka lalui termasuk beberapa orang yang mencoba merampok dan membunuh mereka .
Kemudian, setelah satu hari yang begitu melelahkan dan penuh perjuangan , mereka memutuskan untuk bermalam dibawah sebuah pohon rindang ditakuti oleh masyarakat setempat . Karena mereka bukan berasal dari daerah tersebut , maka berita ini tidaklah mereka ketahui dan mereka menggunakan pohon ini sebagai tempat persembunyian dan istirahat . Setelah tertidur lelap , ternyata sekelompok warga dari kampung dekat hutan tempat pohon gaib tersebut hidup , mendatangi mereka lalu diam – diam merampas semua barang mereka lalu membawa mereka ke kampung untuk diikat dan dicari tentang identitas nya karena warga heran dengan kedua orang yang begitu berani beristirahat dibawah pohon gaib yang berkekuatan mistis serta menganggu ketenangan warga yang takut akan diberi kutukan oleh pohon tersebut .
Sesampainya di kampung kecil di dekat hutan tersebut , sang kepala suku yang begitu dihormati bernama Mbah Garo. Mbah Garo yang begitu bijaksana pun membangun kan mereka lalu memberi tahu mereka tentang pohon itu. Dengan suara yang begitu kecil dan serak, “ Nak , kalian harus tau bahwa pohon ini begitu kuat dan gaib. Tidak sembarang orang dengan sembarang niat boleh memanfaatkan kekuatannya . Hanya yang terpilih diperbolehkan menggunakannya. ” Pagi hari pun tiba , seluruh barang mereka dikembalikan lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan dua kuda yang begitu kuat dan setia .
Sesampainya di istana raja mereka pun langsung mencari putrid Ajeng dan akhirnya mereka menemukan putrid Ajeng. Mereka pun langsung mencoba melamar putrid Ajeng. Kecantikannya membuat mereka tidak peduli lagi satu sama lain. Namun tanpa disangka, putrid Ajeng pun menolak lamaran mereka. Laguna pun berkata “Wahai putri, tidak bisakah kau beri kami satu kesempatan saja?” putrid Ajeng pun berkata dengan tegas “Baiklah kalau itu maumu! Aku akan berikan satu syarat, bagi siapa di antara kalian yang dapat membawa pohon baja ke istana raja, akan kuterima lamaran itu!” Cai pun berkata “Baiklah putri daku tidak akan mengecewakanmu.” Mereka pun langsung berangkat dari istana raja mencari pohon baja tersebut.
Saat di perjalanan mereka pun bingung bagaimana mencari pohon baja tersebut. Namun tiba – tiba mereka teringat tentang pohon gaib yang dibicarakan Mbah Garo. Mereka pun akhirnya menuju ke tempat pohon gaib itu. Sesampainya di sana, mereka melihat pohon gaib tersebut, Caidan Laguna pun saling bersaing untuk mengambil pohon gaib itu. Lalu, mereka memberanikan diri untuk menebang pohon tersebut, mereka lupa akibat yang akan di timbulkan jika mereka menebang pohon tersebut. Karena mereka menebang pohon gaib,pohon bajamaka mereka salah satu dari mereka terkena imbasnya.
Ternyata, Lagunalah yang sial terkena imbasnya. Cai tidak terima atas kematian laguna, karena baginya, ini adalah kesalahan mereka berdua. Setelah kematian Laguna Cai menjadi sosok yang murung dan setiap saat selalu menangis. Dari air mata yang ia keluarkan setiap hari akhirnya terbentuk rawa. Karena inilah dulu sebagian dari daerah Cilegon terdiri atas rawa dan sedikit perkampungan/pemukiman.
Nama kampun gkecil yang dikelilingi rawa itu diambil dari nama mereka yaitu Cai dan Laguna yang digabungkan menjadi CILEGON. Cai yang berarti air dan Laguna yang berarti lengkungan.

sumber: pixabay.com