Kategori

2019/02/06

Resensi R; Raja, Ratu, & Rahasia (Wulanfadi)


Keluarga, Sahabat, Cinta, atau Ego?

www.google.com




Judul Buku          : R; Raja, Ratu, & Rahasia
Penulis                 : Wulanfadi
Penyunting          : Maskur Priatna
Penerbit               : Best Media, PT. Melvana Media Indonesia
Cetakan I             : April 2016
Tebal                    : 388 halaman
ISBN                    : 9786026940261
Ukuran                 : 300g; 20,5cm × 14 cm



                Wulanfadi adalah seorang perempuan kelahiran tahun 1999 yang bersekolah di SMAN 3 Bogor dengan nama lengkapnya, Wulan Fadila Fatia. Ia memiliki hobi di bidang menulis dan fotograf. Ia sering kali menyalurkan hobi menulisnya dengan menerbitkan cerita buatannya melalui situs Wattpad. Tahun 2016, pengikutnya di Wattpad melebihi 97,6 ribu pengguna dan dia telah menyelesaikan 30 cerita, seperti “A: Aku, Benci, & Cinta” (best seller) yang sudah difilmkan, “I Wuf U: Ketika terlalu takut mengatakan “I love you’ ” (best seller), “Story of Seth” (best seller), “Matt and Mou: Matahari, Pluto, dan Akhir Cinta Kita” (best seller), “Brothermaker”, “With Julian”, termasuk “R: Raja, Ratu, & Rahasia” (best seller).
                Novel “R” memiliki tebal buku 300g; 20,5cm × 14cm dan dibuat dengan kertas daur ulang atau biasa sering disebut book paper berukuran A5. Novel ini tidak disertai gambar apapun, hanya berisikan tulisan-tulisan. Walaupun cukup membosankan jika melihat novel berisi tulisan tanpa gambar, tetapi si penulis berhasil membuat para pembacanya menikmati alur cerita sehingga pembaca tidak jenuh. Setiap orang yang membaca novel ini seakan-akan diajak oleh si penulis untuk membayangkan cerita yang terjadi, layaknya berada saat peristiwa itu terjadi. Cover atau bagian luar buku ini cukup sederhana dengan paduan warna kuning, biru, dan putih dengan huruf “R” bermahkota yang besar.
Pada novel “R” tokoh-tokoh yang diceritakan cukup banyak, seperti Raja (humoris, keras, khawatir, dingin, bergengsi tinggi), Ratu (tegar, sabar, peduli, bergengsi tinggi, ramah dan pintar), Reon (baik, penyanyang, peduli), Agung (peduli, tempramental, keras kepala), Leon(peduli, gentle), Leona (cerewet), Resta (gigih, rajin), Edo (mudah menyerah), Ladit (humoris), Bima, Bibi Mitha (peduli), Budhe Ratih (penyayang, peduli), dan masih banyak lagi sehingga membuat saya sedikit keliru dengan nama-nama yang disebut. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga sebagai pencerita/pengamat.

Latar tempat yang digunakan, seperti di Sekolah Adhi Wijaya, di rumah Ratu, di rumah Raja, tempat kumpul Komplotan Rahasia, di kantin, di kafe, dan di Venice. Latar waktu yang digunakan pagi, siang, sore dan malam hari. Sedangkan suasananya bahagia, sedih, takut, tegang, heran, canggung, dan sepi. Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur campuran (maju-mundur).

Meskipun alurnya cukup rumit, kemampuan si pengarang dalah membuat pembacanya lebih mendalami cerita menjadikan para pembaca tidak kebingungan dan jenuh, melainkan mengikuti alur, layaknya kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan pada novel ini umumnya bahasa sehari-hari (tidak baku) karena sesuai dengan alurnya yang menceritakan kehidupan sehari-hari dengan teman dan guru.

Mulai dari kaum remaja hingga dewasa, tentu novel yang bergenre romantis tidak akan pernah ada matinya. Bercerita tentang keseharian, tentu membuat para pembaca akan lebih mudah mengikuti jalan cerita serta dengan mudah mengerti apa yang sebenarnya akan disampaikan oleh si Penulis, Wulanfadi. Tidak hanya semata bergenre romantis yang menceritakan kehidupan sepasang kekasih saja, tetapi juga mengambil sisi persahabatan yang sangat jarang ditemui saat ini. Mulai dari cara mereka bercanda, membela satu sama lain, sampai rasa persahabatan yang kuat hingga menumbuhkan rasa kekeluargaan yang tidak bias dipisahkan.
                Bercerita tentang keluarga, persahabatan, hingga hubungan percintaan di masa SMA yang mengajarkan bagaimana cara untuk memperjuangkan suatu hubungan. Kesabaran, rasa mengalah, gengsi yang tinggi, amarah, kecemburuan, kesalahpahaman dan penantian akan sebuah hubungan yang kokoh dimulai sejak Ratu harus pulang bersama Raja karena kakaknya, Reon lembur.
Raja, sosok remaja laki-laki humoris, tegas, dan bergengsi tinggi. Film favoritnya bergenre horror dan hobinya bermain basket. Ia duduk di kelas XII IPA 3, anak tunggal dari kepala sekolah SMA Adhi WIjaya, cucu dari pendiri SMA elit di Jakarta, SMA Adhi Wijaya. Raja biasa bermain dengan Resta, Edo, dan Ladit. Sedangkan Ratu, remaja perempuan yang ditinggal kedua orangtuanya sejak 2 bulan lalu sebelum Ia masuk sekolah dan saat ini hanya hidup bersama seorang kakak laki-lakinya bernama Reon. Ia duduk di kelas XI IPA 2, menikmati kesehariannya bersama ketiga sahabatnya Agung dan si kembar, Leon dan Leoni yang sama-sama menyukai sekaligus menjadi anggota komplotan rahasia disekolahnya.
                Awalnya, hubungan mereka berjalan kurang baik karena adanya rasa saling gengsi yang tinggi dan ketidakmauan untuk mengenal lebih dalam, tetapi setelah mereka mulai mengenali satu sama lain, hubungan mereka seolah-olah berjalan dengan mulus tanpa adanya batu. Akan tetapi, satu hal yang membuat hubungan mereka menjadi terombang-ambing adalah komplotan rahasia SMA Adhi Wijaya, yaitu Raja sangat tidak menyukai, bahkan menolak keras komplotan rahasia di sekolahnya itu karena traumanya di masa lalu, yaitu dimana sepupunya, salah satu anggota komplotan rahasia menjadikan komplotan rahasia sebagai perantara untuk mengedarkan narkoba sehingga beritaini tersebar dan menghancurkan nama baik sekolah milik kakeknya, tetapi, di sisi lain, Ratu sangat menyukai itu, bahkan Ia ingin sekali menjadi anggota dari komplotan rahasia tersebut. Konflik dimulai, Ratu berhasil menjadi anggota komplotan rahasia bersama ketiga sahabatnya dan ketiga sahabat Raja. Akan tetapi, satu hal yang selalu ditakutkan oleh Raja yang selalu berharap agar Ratu bukanlah salah satu dari sekian banyak anggota komplotan rahasia dan yang ditakutkan Ratu adalah Raja mengetahui identitasnya sebagai salah satu anggota komplotan rahasia. “Dengan dia yang masuk anggota Komplotan Rahasia, dan Raja yang membenci Komplotan Rahasia, apa mereka bisa bersama” [Hal. 88].
                Novel ini mengajarkan kita untuk jujur kepada siapapun, baik teman, orangtua, dan pasangan, serta mengajarkan untuk mensyukuri segala sesuatu yang ada, meyayangi semua orang disekitar kita selagi mereka masih ada juga berusaha mengalahkan rasa egois. Novel ini juga mengajarkan kita untuk memikirkan keputusan secara matang agar tidak membuang kesempatan yang ada dan menyesal nantinya. Novel ini mengandung nilai sosial, yaitu waktu yang diluangkan bersama sahabat dan komplotan rahasia menjadi suatu wadah untuk melepaskan kejenuhan dan sebagai hiburan dari kegiatan belajarnya sekaligus menciptakan interaksi antar individu.
                Novel ini cocok untuk dibaca oleh Remaja usia 15 tahun keatas karena mengandung sisi percintaan yang harus dipilah dengan baik agar mendapatkan makna yang sesungguhnya ingin disampaikan si pengarang. Novel ini dapat membantu cara berpikir secara luas mengenai hubungan, baik dengan teman, pasangan, dan orangtua, bagaimana cara menyikapi perlakuan orang lain kepada kita, serta menggambarkan persahabatan yang sebenarnya sangat didambakan di masa-masa sekarang.
                Sejujurnya, Saya sedikit kecewa dengan ending novel “R” karena menurut Saya terlalu menggantung. Tetapi, secara keseluruhan, Saya menyukai novel ini, karena menurut Saya novel ini menghibur seperti contohnya saat mereka mengobrol lewat grup di media sosial “ Group Chat: ThreeIdiots-..Raja: Raja out, mau nyari makan dulu; … Edo: Lah, tunggu. Si Raja bukannya baru makan?; Resta: Kayak nggak tau perut dia aja, Do. Kulkas dua pintu aja masuk.; Raja: WOI.” dan tidak seperti novel lainnya yang membuat pembacanya jenuh dengan tulisan yang penuh dan tidak menghibur.


*** Selamat Membaca ***
www.pixabay.com


Baca juga:

Resensi Novel Pengurus MOS Harus Mati (Lexie Xu)

           APA YANG AKAN TERJADI JIKA KISAH YANG HANYALAH SEBUAH CANDAAN MENJADI NYATA?                                
www.google.com


                                Judul buku    : Pengurus MOS Harus Mati
Penulis          : Lexie Xu
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama
Cover             : Regina Feby
Cetakan         : Keenam, Februari 2015
Tebal buku    : 304 halaman, 20 cm
ISBN               : 978-602-03-1294-1



            Novel “Pengurus MOS Harus Mati” merupakan novel nonfiksi yang bergenre misteri dan thriller yang di tulis oleh Lexie Xu. Novel ini adalah karya kedua dari serial JOHAN SERIES.  Lexie Xu adalah penulis kisah yang bergenre misteri dan thriller yang sebenarnya sangat penakut. Lexie sangat terobsesi dengan angka 47 karena mengidolakan J.J Abrams. Lexie juga suka dengan novel serial Sherlock Holmes. Lexie telah menuliskan banyak buku. Dia sudah menerbitkan dua serial cerita yaitu JOHAN SERIES yang terdiri dari empat buku, serta OMEN SERIES yang sudah terbit tujuh buku. Selain dua serial itu, Lexie juga ikut menulis dalam kumpulan cerita bersama kolaborasi penulis lainnya.
            Buku yang diterbitkan pada tahun 2015 ini menggunakan kertas yang berwarna sedikit kuning yang membuat buku ini terlihat kuno dan lebih menarik. Cover buku ini memiliki 2 versi, yang lama dan yang baru. Cover buku yang terbaru memiliki animasi yang lebih realistic dari versi yang sebelumnya. Cover buku ini di desain oleh Regina Feby dengan corak khas merah dan bercak merah seperti darah. Bercak ini cocok sekali karena sangat menonjolkan ciri khas buku bergenre thriller. Namun sayangnya, bahan kertas yang digunakan sebagai covernya terlalu tipis, sehingga mudah tersobek jika tidak disampul atau di rawat dengan baik.        
            Seri ini menceritakan lanjutan tentang kehidupan Hanny Pelangi, setelah kejadian yang terjadi pada dirinya di seri ‘Obsesi’, kehidupannya bagai dikejar kemalangan. Hanny menjadi salah satu pengurus MOS karena pacarnya, Benji merupakan ketua OSIS. Namun ekspektasi yang dia damba-dambakan harus hancur ketika bertemu dengan Frankie, cowok yang terus meneror dan mengusili Hanny. Masalah lain pun semakin jadi ketika Benji, mengusulkan untuk mengarang enam kisah horror bohongan seputar sekolah hanya untuk menakut-nakuti anak-anak baru. Tak disangka, karangan tersebut malah menjadi nyata. Satu demi satu, pengurus MOS mengalami kecelakaan seperti kisah yang mereka karang. Kemudia Hanny bersama Frankie menyelidiki apa dan siapa yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi.
            Novel ini diceritakan melalui sudut pandang Hanny. Berbeda dengan novel sebelummnya yang menggunakan dua sudut pandang yaitu Hanny dan Jenny. Dengan digunakan hanya sudut pandang satu tokoh saja, cerita terkesan lebih terfokuskan pada sudut pandang Hanny saja. Sehingga fakta, opini atau pandangan menurut tokoh lain tidak ada dan ini membuat cerita kurang memiliki krisis dalam yang menyentuh pembaca. Namun, alur cerita yang dipenuhi konflik sehabis konflik dan cara tokoh utama mengendalikan situasi dalam cerita ini membuat saya terkesan. Walaupun ada beberapa hal yang mungkin terdengar terlalu fiksi di dunia nyata seperti tindakan MOS yang terlalu berlebihan hingga guru tidak ikut campur untuk menghentikannya dapat dimaklumi dikarenakan ini hanyalah karya fiksi.
            Bagian yang menurut saya patut di apresiasi adalah bagaimana penulis dapat menarik plot twist yang benar-benar tak terduga pada cerita ini. Berbeda dengan seri pertamanya ‘Obsesi’, alur dari cerita tersebut masih dapat ditebak siapa pelaku dari kejadian tersebut. Namun pada novel ini, pelaku tidak dapat saya tebak dan saya cukup kaget bahwa tokoh yang tak saya duga adalah pelaku di balik semua kejadian ini. Selain dari plot twist yang ada di novel ini, satu hal yang saya sukai adalah bagaimana Lexie Xu menekankan character development atau pengembangan pada penokohan tokoh utama dalam cerita dengan sangat baik. Tokoh utama dalam buku ini, Hanny pada mulanya memiliki karakter bagai orang yang manja, berfikir bahwa diri dia yang terbaik, memikirkan dirinya sendiri, dramatis dan masih banyak lagi yang membuat saya cukup jengkel dengan karakter seorang ‘Hanny’. Namun seiring berjalannya waktu dalam cerita ini, Hanny mulai berubah menjadi seseorang yang lebih peduli dengan orang lain dan tidak semanja sebelumnya.

            Sayangnya tidak terdapat gambar di dalam novel, sehingga beberapa kejadian yang sedikit sulit untuk dideskripsikan bisa sedikit sulit untuk dibayangkan oleh pembaca. Walaupun demikian, gaya bahasa tidak baku dan santai atau gaul yang digunakan penulis membuat pembaca lebih menikmati membaca karena pemilihan kata tidak terlalu sulit untuk di mengerti. Karena ini merupakan novel teenlit dan mengandung unsur sadism karena ada beberapa deskripsi yang sedikit brutal sehingga lebih di sarankan untuk dibaca oleh remaja hingga dewasa dan sangat tidak disarankan dibaca oleh anak-anak.  Selebihnya, novel berserta serinya sangat direkomendasikan bagi penggemar genre horror, misteri ataupun thriller. 

*** Selamat Membaca ***
www.pixabay.com


Baca juga:




Resensi Novel Harry Potter and The Sorcerer Stone

                                     Anak Ajaib yang Bertahan Hidup


www.google.com

Judul buku      : Harry Potter dan Batu Bertuah (Harry Potter and The Sorcerer Stone)
Pengarang       : J.K. Rowling
Penerjemah    : Listiani Srisani
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   : 2000
Tebal               : 384 halaman


Tak dapat dipungkiri lagi wanita berusia 49 tahun bernama Joanne Kathleen Rowling atau yang biasa kita kenal dengan nama J.K. Rowling ini sangat berbakat dalam menulis. Sebagai seorang ibu tunggal, ia menjadi sorotan karena tiga seri novel remaja Harry Potter berhasil menempati tiga tempat taratas dalam daftar New York Times best-seller. Pada saat seri ke-4 buku ini diterbitkan, seri ini menjadi buku paling laris penjualannya dalam sejarah.
Buku ini bercerita tentang sebuah kehidupan sihir seperti bisa dilihat dari covernya, seorang bocah laki-laki mengendarai sapu terbang . Walaupun buku ini bertema fantasi, bahasa yang digunakan tergolong mudah dipahami, walaupun ada beberapa kata-kata sihir yang cukup aneh. Begitu juga dengan hal-hal yang dapat dilakukan dilakukan pun terbilang sangat tidak masuk akal. Tetapi buku ini dapat membuat para pembaca tertarik untuk terus membaca hingga akhir.
Harry Potter adalah nama dari sang tokoh utama seperti yang tertera pada judul. Merupakan seorang anak yatim piatu yang kurus, berambut hitam, yang hidup dalam penderitaan semasa kecilnya bersama paman dan bibinya. Ia tidak tahu sebenarnya siapakah dirinya yang dikenal oleh semua penyihir di dunia, julukannya adalah anak yang berhasil bertahan hidup. Awalnya paman dan bibinya tidak pernah sekalipun memberi tahu siapakah dia, walaupun Harry sudah berkali-kali melakukan hal yang diluar batas kewajaran. Selama belasan tahun ia tinggal dalam lemari sempit di bawah tangga. Tetapi semua itu berubah ketika datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Maka datanglah seorang yang besar dipenuhi jenggot di wajahnya, dan memberitahukan kenyataan yang sebenarnya pada Harry. Harry pun masuk ke salah satu sekolah sihir paling terkenal.
Setelah belasan tahun. akhirnya ia kembali bertemu dengan sosok orang yang telah membuat goresan pada wajah Harry, Voldemort. Akhir novel ini berakhir bahagia, namun kisah Harry Potter dan kawan-kawanya masih berlanjut pada tahun-tahun berikutnya di Hogwarts.
Novel ini berhasil membuat para pembaca terbawa dalam suasana yang sangat berbeda seperti berada dalam novel tersebut seperti suasana mengharukan dan menegangkan seperti pada saat Harry dan kedua temannya mencoba untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi di Hogwarts pada saaat itu. Alur pada cerita ini merupakan alur campuran atau maju-mundur karena terdapat beberapa kali yang membahas tentang masa lalu Harry. Tetapi hal ini tidak membuat bingung para pembaca karena dengan bahasanya yang sederhana, namun lugas, padat, dan tidak berbasa-basi. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga.
Tokoh-tokoh lain pada cerita ini juga sangat mendalami perannya masing-masing seperti salah satu tokoh antagonis yaitu Draco Malfoy. Dia sombong tentang kemapuannya dalam Quidditch.  Karena terlahir dari keluarga berdarah murni, memandang rendah siapapun yang bukan penyihir berdarah murni seperti Hermione Granger, salah satu sahabat Harry.
Novel ini mampu menyihir para pembaca agar tidak bosan. J.K. Rowling dapat membuat pembaca berkhayal tentang dunia sihir. Konflik-konflik yang disajikan mampu membuat pembacanya penasaran tentang akhir cerita. Klimaksnya sangat berkesan sehingga pembaca tidak dapat menebak akhir ceritanya. Hanya saja terdapat sedikit istilah-istilah yang mungkin sulit dipahami pembaca, missal troll, burung phoenix, dan istilah lain yang belum tentu semua orang memahaminya.
Persahabatan yang terjalin antara Harry Potter, Ronald Weasley, dan Hermione Granger membuat para pembaca dapat menjadikan mereka sebagai tokoh yang dapat diteladani dari sifat mereka, dan mengajarkan tindakan keberanian yang sangat heroik. Harry dan kedua temannya selalu berusaha untuk melakukan hal yang tidak mungkin bagi murid kelas satu dengan kegigihan yang taka da habisnya. Nilai-nilai tersebut membuat novel ini layak dibaca oleh siapapun. Juga tidak ada unsur-unsur kekerasan dan hal lainnya, sehingga cocok dibaca oleh kalangan anak-anak dan remaja untuk mengajarkan mereka nilai-nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan.

*** Selamat Membaca ***

Resensi Novel Inferno (Dan Brown)

        Mahakarya Dante Alighieri Menentukan Nasib Umat Manusia


www.google.com

Judul                            : Inferno
Penerbit                       : Penerbit Bentang
Penulis                         : Dan Brown
Jumlah halaman           : 644 halaman
Tahun terbit                 : 2013
ISBN                            : 978-602-7888-55-5



Overpopulasi memang menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi manusia pada masa ini. Jumlah manusia yang terus bertambah menjadi ancaman serius bagi ketahanan hidup manusia di masa yang akan datang. Sampai saat ini masalah overpopulasi belum dapat terselesaikan dengan baik. Pertanyaanya adalah apakah hal itu dikarenakan tidak adanya solusi yang efektif atau karena solusi terbaik adalah solusi yang dianggap terlalu ekstrim?
Topik inilah yang menjadi intisari dari novel keempat dari penulis terkemuka Dan Brown. Inferno merupakan karya terbaru Brown yang didahului oleh sejumlah novel-novel yang meraih sukses secara komersial maupun kritikal. Novel-novel tersebut adalah Digital Fortress (1997), Angels and Demons (2000), Deception Point (2001), The Da Vinci Code (2003), dan The Lost Symbol (2009) dengan The Da Vinci Code sebagai novelnya yang paling dikenal dan juga telah diangkat ke layar kaca.
Rasa yang didapat dari novel ini tidak jauh dari novel-novel Dan Brown sebelumnya. Sekali lagi Brown menyuguhkan sebuah kisah tentang Robert Langdon yang kembali terlibat dalam suatu petualangan yang mendorongnya untuk memecahkan berbagai kode-kode rahasia yang terikat dengan sejarah dan seni. Salah satu ciri khas dari novel-novel Dan Brown adalah kemampuannya untuk mengajak pembaca terjun ke dalam petualangan yang menegangkan sembari menelusuri sejarah seni di benua Eropa. Latar tempat yang dipilih oleh Brown dalam novel ini sungguh menonjolkan unsur sejarah dari ceritanya, seperti Florence, Italia dan Istanbul, Turki beserta bangunan-bangunan bersejarahnya. Inferno karya Dante Alighieri menjadi objek bersejarah utama yang digunakan Dan Brown sebagai penggerak cerita in. Brown melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mengenalkan pembaca tentang sejarah dan latar belakang dari karya Dante Alighieri beserta karya-karya yang terinspirasi darinya.
Gaya bahasa yang digunakan Brown cocok dengan karakter maupun latar dalam cerita ini, tidak ada kata-kata yang terasa janggal ketika membaca novel ini. Dialog yang ditulis oleh Brown juga patut mendapatkan apresiasi karena betapa realistik dan informatifnya dialog- dialog tersebut. Baik diantara Langdon dan Sienna, maupun diantara tokoh-tokoh pembantu seperti ketua WHO dan Zorbrist. Kritik yang dapat diberikan pada novel ini adalah kemiripan plot ceritanya dengan karya-karya Dan Brown sebelumnya. Meskipun begitu, Brown mengemas cerita ini dengan alur yang yang menarik dan bergerak cepat sehingga walaupun ada sedikit kemiripan, kemiripan tersebut tidak terlalu jelas. Ditambah lagi dengan kejutan-kejutan yang terungkap selagi berjalannya cerita. Bahkan pembaca yang sudah sering membaca karya Brown pun dapat terkejut dengan konklusi dari cerita ini.
Sosok antagonis dari novel ini adalah Zorbrist, seorang ahli rekayasa genetika yang terobsesi dengan karya Dante Alighieri dan juga misinya untuk menyelesaikan masalah pertumbuhan penduduk yang mengancam masa depan manusia. Ketika Zorbrist mengungkapkan ide ini, organisasi kesehatan dunia WHO menganggap idenya terlalu ekstrim dan berbahaya. Solusinya yang berupa suatu ciptaan genetis, ia letakkan di suatu tempat yang hanya bisa diketahui jika teka-teki yang ia selipkan dalam karya-karya seni yang berhubungan dengan Dante Alighieri diselesaikan. Robert Langdon bangun di rumah sakit di Florence, Italia dan kehilangan sebagian memori jangka pendeknya. Pada saat itulah ia bertemu seorang dokter muda yang misterius bernama Sienna Brooks. Setelah Robert menyadari bahwa ia memiliki sepotong dari teka-teki Zobrist, ia bergegas untuk memecahkan teka-teki tersebut dan mencegah rencana yang berpotensi untuk mengancam kelangsungan seluruh umat manusia.
Novel ini merupakan novel yang sangat informatif, terutama bagi pembaca yang memang tertarik dengan bidang sejarah, seni, dan sastra. Sayangnya, bagi pembaca yang kurang tertarik dalam bidang-bidang tersebut, novel ini dapat terkesan membosankan dan terlalu penuh dengan dialog serta informasi tidak penting diantara aksi-aksi seru yang sedang berlangsung. Dengan menulis novel ini, Brown mengingatkan pembacanya untuk lebih peduli terhadap masa depan dunia ini. Novel ini membangun suatu kesadaran akan masalah overpopulasi yang hingga kini belum dapat diselesaikan dengan baik oleh ilmuwan-ilmuwan kita. Hal ini membuat pembaca berpikir lagi tentang ide Zobrist yang memang ekstrim, tetapi jelas menawarkan suatu solusi yang efektif.
Inferno merupakan sebuah novel yang sangat menghibur, unik, dan juga menarik. Ada banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang bisa didapat dari novel ini, terutama dalam bidang sejarah dan seni. Meskipun jalan ceritanya terkesan familiar pada awalnya, kejutan-kejutan dan konflik moral yang dapat diambil dari Inferno membuat novel ini sangat layak untuk dibaca.



*** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Baca juga: 

Resensi Novel Kutukan Hantu Opera (Lexie Xu)


Malam Pementasan Berujung Kecelakaan


www.google.com

Judul                    : Kutukan Hantu Opera
Penulis                 : Lexie Xu
Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
Pencetak              : Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Tahun Terbit        : Juni 2014
Design Cover      : Regina Feby
ISBN                    : 978 – 602 – 03 – 0558 – 5
Jumlah halaman   : 376 halaman

Lebar buku           : 20 cm 



            Lexie Xu adalah penulis kisah-kisah bergenre misteri dan thiller. Seorang Sherlockian, penggemar sutradara J.J. Abrams, dan fanatic dengan angka 47. Dewa inspirasinya adalah F4/ JVKV. Sangat suka dengan Big Bang dan Running Man. Saat ini Lexie tinggal di Bandung bersama anak laki-lakinya, Alexis Maxwell yang ia anggap sebagai sahabatnya sendiri. Karya-karya Lexie Xu yang sudah beredar adalah Johan Series yang terdiri dari 4 buku, serta Omen Series yang terdiri atas 7 buku, dan yang terakhir adalah Dark Series yang baru terbit 2 buku. Selain tiga serial ini, Lexie juga ikut menulis dalam kumpulan cerita Before the Last Day bersama rekan-rekan penulis.
            Buku ini bergenre misteri dan thiller. Dari segi fisik, buku ini memiliki cover yang cukup menarik. Menggambarkan suasana yang menyeramkan karena pemilihan warna untuk covernya didominasi oleh warna hitam dan merah. Bagi pembaca yang menyukai buku bergenre misteri dan thiller akan sangat menyukai cover ini karena sangat menarik perhatian. Kertas yang digunakan juga cocok karena nyaman dilihat namun, buku ini mudah robek. Jilid-an buku ini tidak terlalu bagus sehingga jika membuka buku lebih lebar walau sedikit saja, buku ini dapat rusak atau terlepas halamannya.
            Novel ini menceritakan tentang kasus penganiayaan anak-anak pelaku kejahatan SMA Harapan Nusantara pada malam pementasan Phantom of The Opera. Ceritanya sangat menarik karena mengandung unsur yang tak terduga dan konflik yang menarik perhatian pembaca. Pasalnya, setiap drama Phantom of The Opera dipentaskan aka nada banyak orang yang mati. Pada saat malam pementasan orang-orang yang pernah melakukan kejahatan di SMA itu ditemukan dalam keadaan kritis. Konflik yang unik ini membuat para pembaca merasa penasaran sehingga tidak bosan ketika membaca buku ini.
            Karakter tiap tokoh pada novel ini juga sangat menarik. Tiap tokoh memiliki karakter yang berbeda-beda dan unik. Karakter tiap tokoh tergambar sangat jelas, kuat, dan ditunjukan secara tidak langsung sehingga menambah nilai untuk novel ini. Contohnya Erika Guruh yang memiliki kemampuan fotografis atau dapat mengingat apapun yang dia lihat atau dengar namun, sikapnya yang seperti laki-laki membuatnya tidak disukai banyak orang. Sering bertengkar, sering bolos pelajaran, melawan guru, membuat masalah, dan masih banyak lagi. Tokoh ini adalah salah satu dari beberapa tokoh lain yang juga memiliki karakter unik yang lainnya. Karakter pada tiap tokoh ini menambah nilai buku ini dan membuatnya lebih menarik untuk dibaca.
            Alur cerita pada novel ini juga ditata dengan sangat baik walaupun menyampur dua jenis alur cerita, yaitu alur maju dan alur mundur tapi itu tidak membuat pembaca bingung dan kesulitan menyimak jalan ceritanya. Hanya saja, buku ini adalah buku series jadi ada beberapa bagian dalam alur mundur yang tidak dapat dimengerti pembaca jika tidak membaca buku pada series-series sebelumnya. Karena dikatakan bahwa yang terkena serangan saat pementasan adalah orang-orang yang pernah melakukan kejahatan di SMA Harapan Nusantara, kejahatan mereka semua tidak dapat diketahui dengan jelas karena kejahatan-kejahatan mereka diceritakan pada buku pada series sebelumnya. Jadi jika pembaca ingin mengetahui kejahatan para korban, pembaca harus membaca buku pada series sebelumnya.
            Buku ini tidak hanya menceritakan kisaran misteri pembunuhan tetapi juga diselingi kisah-kisah romansa yang terjadi antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Kisah romansa yang diceritakan dapat membuat hati para pembaca melembut karena keromantisan antar tokoh contohnya keromantisan antara tokoh Damian dengan Putri Badai. Diceritakan bahwa Damian sering sekali memuja dan menjahili Putri Badai dengan cara-cara yang lucu dan romantic.
            Buku ini juga memercikkan sedikit lelucon didalamnya sehingga pembaca bisa terhibur dan tidak terlalu focus dan tegang pada konflik utama. Leluconnya dibuat dengan sangat menarik dan menghibur contohnya, saat Damian menciptakan lagu untuk Putri Badai dengan judul Cewe Jutek dari judulnya saja sudah aneh dan membuat pembaca tertawa, isi lagunya juga membuat pembaca terbahak-bahak. Reaksi Putri Badai juga membuat pembaca tertawa. Jadi pembaca tidak terlalu tegang dalam membaca novel ini tapi juga diselingi oleh tawa.
            Buku ini dapat membingungkan juga bagi para pembaca karena buku ini tidak menceritakan cerita dalam satu sudut padang melainkan banyak sudut pandang. Walaupun semua sudut padangnya adalah sudut padang orang pertama namun tiap bab menceritakan sudut pandang orang yang berbeda. Misalkan pada bab 1 menceritakan sudut pandang Valerie lalu pada bab 2 menceritakan sudut pandang Rima, dan seterusnya. Jika para pembaca tidak membaca judul bab terlebih dahulu atau baru pertama kali membaca buku Lexie Xu dan cara penulisannya maka pembaca akan bingung menafsirkan siapa kata “aku” dalam cerita tersebut.
            Untuk bahasa, novel ini lebih banyak menggunakan kata tidak baku atau yang biasa dikenal dengan bahasa gaul karena buku ini memang buku untuk para remaja. Dengan bahasa yang gaul atau tidak baku diharapkan para pembaca lebih mudah mengerti alur ceritanya namun, ini juga memberikan kekurangan pada cerita karena ada beberapa kata yang tidak efisien dan tidak dapat ditemukan pada umunya sehingga para pembaca bingung mengartikan kata tersebut.
            Bahasa dalam novel ini juga mengandung kata-kata kasar atau kata-kata yang tidak sopan dan tidak sepatutnya diucapkan oleh anak-anak remaja. Penggunaan kata kasar tidak hanya ditemukan satu-dua kali tetapi berkali-kali. Walaupun kata-kata itu tidak terlalu kasar tetapi tetap saja kata-kata itu tidak mendidik. Kata-kata kasar ini tidak hanya berasal dari bahasa Indonesia tetapi juga dari bahasa inggris. Ini menambah nilai negative pada buku ini.
            Latar tempat yang digunakan oleh cerita ini sangat unik. Seperti lingkungan sekolah yang memberikan hawa-hawa ngerti disertai beberapa tempat yang pernah menjadi tempat percobaan pembunuhan namun, keunikan latar tempat inilah yang memberikan efek kesulitan bagi para pembacanya untuk membayangkan tempat atau latar kejadian. Latar waktu pada novel ini juga tidak tergambar dengan baik. Sehingga pembaca menjadi bingung kapan kejadian tersebut terjadi.
            Latar suasana dalam cerita ini lebih banyak menunjukkan ketegangan terutama ketika para detektif muda melawan penjahat dibalik semua kejahatan selama malam pementasan Phantom of The Opera namun, tidak semua suasana menggambarkan ketegangan. Ada suasana mengharukan dimana Valerie bertemu kembali dengan ibunya yang ternyata masih hidup, suasana menyenangkan dimana Aya bercanda ria dengan teman barunya, dan masih banyak lagi. Sehingga tidak setiap kejadian yang terpampang dalam cerita tersebut memberikan efek ketegangan pada para pembaca.
            Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak remaja atau 16 tahun keatas karena mengandung kata-kata yang tidak cocok untuk anak dibawah umur tersebut. Buku ini juga mengandung kejadian-kejadian sadis seperti cara penjahat mencoba membunuh lawan, adanya korban yang bersibak darah, dan unsur-unsur lainnya. Novel ini juga mengandung unsur romansa yang tidak cocok untuk anak dibawah umur 16 tahun seperti berciuman, dan lain-lain.

            Amanat yang bisa didapat dari novel ini sangat sulit dicari namun amanat yang bias saya dapat dari novel ini adalah kita tidak perlu takut untuk mengambil resiko, berjuang sekeras tenaga, tidak malu untuk melakukan hal-hal yang menurut oranglain aneh atau berbeda. Dan kita harus rela berkorban demi orang yang kita sayangi dan untuk orang yang berada disamping kita setiap kita membutuhkannya.


*** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com
resensi-novel-pengurus-mos-harus-mati