Kategori

2019/03/18

Sudut Pandang Pengarang


A.   Sudut Pandang Pengarang
Sesuai sebutannya, sudut pandang dalam cerita pendek adalah  posisi pengarang dalam cerita. Dalam cerpen sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga (dia-an, nama tokoh) atau orang pertama (aku-an). Dengan sudut pandang orang pertama, pengarang akan menyebut dirinya sebagai “aku”. Sementara itu, dengan sudut pandang orang ketiga, pengarang akan berada di luar tokoh-tokoh dengan menggunakan kata ganti “dia”.

Perhatikan perbandingan berikut ini!

·        Sudut pandang orang pertama pelaku utama:

Aku menghela napas panjang, bersandar di bawah pohon, menatap dedaunan di senja yang sepiitu. Tiba-tiba, aku teringat kenangan saat menjadi siswa SMP dulu. Rasanya begitu menyenangkan. Aku tersenyum kecil dan memejamkan mata. Meresapi kenangan itu lebih dalam, diiringi sepoi angin yang menenangkan.

·        Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan:
Di dunia ini ada beberapa orang yang sangat aku kasihi, salah satunya adalah teman baikku yaitu Nita. Nita sosok yang biasa saja. Dia tidak terlalu menonjol di antara yang lain baik fisik maupun kecerdasan tapi entah mengapa aku begitu cocok apabila bermain dan berbicara semua isi hatiku. Dia selalu sabar mendengarkanku dan tak jarang ia selalu memberikan solusi apabila aku merasa pusing menghadapi masalahku.

·        Sudut pandang orang ketiga:

“Kalau hasil kita banyak terus, enak, ya?” tegur Salim kepada Kardi.
“Ya, hidup kita bisa sedikit senang. Tapi sekarang panen ikan baru seminggu saja sudah habis, dan hasil kita tidak selalu banyak. Dulu, sebelum ada pukat harimau panen ikan dapat kita nikmati sampai kira-kira tiga bulan. Waktu itu hasil tangkapan kita dapat untuk membeli apa-apa, sedangkan sekarang dapat kau lihat sendiri. Kita semakin melarat saja. Untuk membeli perlengkapan perahu saja sangat sulit,” keluh Kardi.
Mereka terus mengobrol sampai senja berganti petang.

·        Sudut pandang orang ketiga serba tahu:

Satrio tidak percaya ia dapat dikalahkan oleh anak SMP! Mana mungkin dirinya yang hebat itu bisa tunduk oleh anak kecil semacam itu? Siapa anak itu sebenarnya? Satrio benar-benar tidak habis pikir. Kacau hatinya gara-gara peristiwa ini. Semua terasa salah di matanya. Ia berkeinginan meluapkan marahnya kepada siapa saja.


B.   Latihan menentukan sudut pandang cerita.

Tentukan sudut pandang dari cuplikan-cuplikan cerpen berikut!

1.      Udara seperti membeku di Edelweiss Room, sebuah kamar rawat inap, di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Dan, di tempat tidur yang serba putih, Novia terbaring beku dalam waktu yang juga membeku. Ia tidak berani menghitung lagi berapa kali jarum jam di ruangan itu melewati angka dua belas, makin mendekati ajal yang bakal menjemputnya.

2.      Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan hati? Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku sumbang. Tiap kesusahan, aku tolong. Tidak seorang pun dari mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi malam. Kau lihat, kan? Tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku yakin mereka telah menerimaku, memaafkanku.

3.      Kalau tidak, tentu telah berkurang satu lowongan kerja untuk tukang kebun keliling seperti dia. Dua hari yang lalu itu kukemas pakaian-pakaian bekas anak-anak yang sudah tidak muat lagi mereka kenakan. Aku yang menyisihkan pakaian-pakaian tua milikku, begitu juga milik istriku. Pakaian-pakaian bekas itu kebrikan kepadanya, di samping upah yang dia terima. Kami sebenarnya bukanlah orang yang mampu. Tapi kebiasaan seperti itu telah ditanamkan orang tuaku sejak aku kecil.

4.      “Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan tak semena-mena, tidaklah sepatutnya hal itu kulaporkan?”
“Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan adalah kerukunan kampong. Soal kecil yang dibesar-besarkan bias mengakibatkan kericuhan dalam kampong. Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh main seruduk. Masih ingatkah kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena soal dua kilo beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di penjara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar