Kategori

2019/03/14

Resensi An Abundance of Katherines (John Green)


Cerita Katherine



Judul                                                   : An Abundance of Katherines
Penulis                                                 : John Green
Penerbit                                               : Speak
Tahun terbit                                         : 2006
Hak cipta terjemahan Indonesia         : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit terjemahan Indonesia     : 2014
Tebal halaman                                     : 320 halaman
Ukuran                                                 : 13, 5 x 20 cm                                                                                                                                   
John Green merupakan seorang pengarang novel fiksi dengan genre romantis yang cukup popular di dunia. Ia juga merupakan seorang youtuber, yang mengupload banyak video yang mencakup pendidikan untuk hampir semua kalangan. John Michael Green adalah anak dari Mike dan Sydney Green, yang lahir pada 24 Agustus 1977 di Indianapolis. Sama seperti anak-anak culun pada umumnya, Ia menjadi bahan bully semasa sekolahnya. Tapi itu tidak menghalanginya, Ia tumbuh dan menjadi seorang pengarang novel ternama yang sangat hebat.

Looking for Alaska merupakan novel pertamanya. Novel tersebut memenangkan Printz Award pada tahun 2006 dan berhasil membuat rekor untuk tetap berada di daftar The New York Times Best Seller selama 7 tahun. Pada tahun yang sama, Ia juga menerbitkan buku yang berjudul An Abundance of Katherines. Dua tahun setelah itu, Ia menerbitkan dua buku pada bulan yang sama, yaitu pada tanggal 2 Oktober, Ia menerbitkan buku bersama Maureen Johnson dan Lauren Myracle, yang berjudul Let It Snow: Three Holiday Romances, lalu selang 6 hari setelah itu Ia menerbitkan buku yang berjudul Paper Towns. Paper Towns termasuk salah satu buku John Green yang diadaptasi menjadi sebuah film, dirilis oleh 20th Century Fox pada 5 Juni 2015 di Amerika Serikat. Pada tahun 2010, buku yang berjudul Will Grayson, Will Grayson diterbitkan. Buku tersebut ditulis bersama dengan David Levithan. The Fault in Our Stars adalah buku terakhir yang Ia tulis, namu buku ini merupakan buku pertama John Green yang diadaptasi menjadi sebuah film. Buku ini masuk dalam posisi pertama di daftar The New York Times Best Seller  dan adaptasi filmnya langsung menempati posisi pertama box office sesaat setelah dirilis.

An Abundance of Katherines merupakan buku kedua John Green. Novel ini merupakan publikasi lain yang sukses yang mampu mengumpulkan posisi runner-up untuk Printz Award dan finalis Los Angeles Times Book Prize. Buku ini ditulis dengan narasi dari sudut pandang orang ketiga. Sesuai dengan judul dari bukunya sendiri, buku ini sangat unik dan bisa dibilang satu dari antara jutaan buku. Berbeda dengan novel-novel pada umumnya, buku ini menceritakan kisah percintaan dengan melibatkan ilmu ataupun rumus matematika.

Awal cerita novel ini dibuka dengan persamaan matematika yang membuat pembukaan novel tersebut cukup berat, ditambah lagi dengan alurnya yang bisa dibilang lambat. Tetapi semakin dalam pembaca membaca novel ini, semakin banyak jokes ringan ataupun sarkastis khas John Green yang terdapat pada cerita, dan itu menambah keseruan dan kekonyolan pada novel ini.

Novel ini bercerita tentang seorang anak SMA bernama Colin yang selama hidupnya telah memacari sembilan belas perempuan yang, aneh tapi nyata, semuanya bernama Katherine. Sayangnya, kesembilan belas mantannya tersebut mmencampakkannya, hal tersebut membuatnya merasa begitu sakit hati dan depresi. Hassan, sahabat Collin, pun berinisiatif untuk mengajak Colin pergi selama beberapa hari, mengendarai mobil tanpa tujuan pasti. Hingga ketika mereka tiba di Gutshot, Tennessee, Colin dan Hassan memutuskan untuk tinggal karena hal menarik yang ditawarkan kepada mereka. Bersama cewek bernama Lindsey yang mereka kenal di sana, Hassan dan Colin pun menjalani petualangan yang bisa dibilang cukup dadakan. Di sisi lain, Colin yang masih merasa sakit hati akan putusnya hubungannya dengan Katherine XIX, sedang berusaha untuk membuktikan The Theorem of Underlying Katherine Predictability, dimna ia harap dapat digunakan untuk memprediksi masa depan suatu hubungan.

Alur cerita buku ini maju-mundur. Ceritanya dikemas dengan sangat menarik dimana kita dapat mengetahui masa lalu dari Colin dan juga sifat dari masing-masing Katherine. Kita diajak flashback ke masa-masa tentang bagaimana awalnya Colin dikenal sebagai child prodigy, bagaimana ia bertemu dengan Katherine pertamanya, mengapa ia sangat menyukai anagram, dan masih banyak hal lainnya

Gaya bahasa dari buku terjemahannya sudah cukup bagus. Bahasanya tidak terlalu baku, sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.

Sebenarnya buku ini dapat dibaca untuk hampir semua kalangan, hanya saja menurut saya, cerita ini akan lebih pas bila dibaca oleh kalangan remaja, terutama pencinta matematika karena buku ini memuat banyak grafik, anagram dan juga rumus matematika didalamnya. Saat Colin membuktikan The Theorem of Underlying Katherine Predictability, Ia menggunakan berbagai macam formula matematika.

Penulisan karakter untuk buku An Abundance of Katherines ini terasa sangat hidup. Karakter Lindsey yang menurut saya sangat mencerminkan anak muda zaman sekarang, yang kebanyakan setelah mereka tumbuh menjadi remaja, mereka malah berubah, tidak menjadi diri sendiri, namun menjadi seperti yang orang lain harapkan. Ketika menjadi pacar Colin, laki-laki yang menyebalkan dengan badan yang kekar dan tidak begitu cerdas, Lindsey bersikap manis dan manja, dan ketika Ia  berhadapan dengan ibunya, dia bersikap seperti apa yang diinginkan ibunya, begitu juga sikapnya kepada orang-orang lain. Namun pada akhirnya dihadapan Colin, Lindsey dapat menunjukkan sifat aslinya dan menceritakan bahwa sikapnya selama ini itu palsu dan hanya semata-mata untuk mendapatkan apa yang dia inginkan seperti popularitas dan lain-lain.

Latar tempat yang diambil untuk cerita dari novel ini adalah Gutshot, Tennesse, dimana mereka akhirnya berhenti atau sampai dimakam Archduke Ferdinanx, karena menemukan sebuah tanda. Novel ini juga mengambil latar di sebuah rumah, pabrik, hutan, dan beberapa tempat lainnya yang menurut saya membuat cerita tersebut lebih fresh karena jujur saja, saya sedikit bosan dengan cerita remaja yang berlatarkan sekolah. Aku juga dapat belajar dan tahu seperti apa Tennessee itu.

Buku ini mempunyai banyak sekali footnote jadi untuk para pembacanya harus sabar. Kelemahan dari buku An Abundance of Katherines adalah buku ini melibatkan cukup banyak grafik kartesius dan juga rumus matematika yang membuat pusing pembacanya. Tapi justru, kelemahan inilah yang menjadi kelebihan dari novel itu sendiri. Hal tersebut membuat novel ini menjadi spesial dan unik, seperti mempunyai ciri khas sendiri. Ditambah dengan beberapa kepribadian dan juga pemikiran John Green yang dituangkan melalui karakternya. Mungkin satu kata yang dapat menggambarkan buku ini adalah Jenius. yang ngebuat buku ini spesial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar