Kategori

2016/10/04

Tari Kecak Bali

TARI KECAK
SEJARAH
Asal Muasal Munculnya Tari Kecak Bali
Tari Kecak - Bali - Belum ada yang tahu darimana awal mulanya tari kecak muncul dan pertama kali berkembang. Namun terdapat sebuah kesepakatan dari masyarakat Bali Kecak yang menyebutkan bahwa Tari kecak pertama kali berkembang di Bona, Gianyar. Pada awalnya tari kecak merupakan suatu seni musik yang di hasilkan dari perpaduan suara yang biasa mengiringi tarian sahyang. Pada mulanya hanya dapat di pentaskan di pura, karena Tarian Sahyang merupakan salah satu tarian sakral. Namun pada tahun 1930an muncul seorang seniman bernama Wayan Limbak yang bekerja sama dengan seorang pelukis dari Jerman yang bernama Walter Spies yang mencoba mengembangkan tarian ini dengan mengambil bagian dari cerita ramayana yang di dramatarikan sebagai pengganti dari tarian sahyang dengan tujuan agar tarian ini dapat dipentaskan di depan khalayak ramai. Bagian cerita yang diambil dan di dramatarikan awalnya adalah ketika Dewi Shinta di culik oleh Raja Rahwana.

Tari Kecak sendiri mulai populer di mancanegara sejak tahun 1970'an ketika Wayan Limbak berkeliling dunia untuk mempromosikan tari ini.

Nama kecak adalah sebuah nama yang diambil dari suara yang keluar dari iringan tari tersebut yang berdendang "Cak " yang di dendangkan secara terus menerus,dimana suara "cak" ini memiliki arti yamg sangat signifikan di dalam pementasan tarian ini. Mayoritas pemain tari kecak adalah laki-laki yang jumlahnya bisa mencapai puluhan.
http://urbanity.asia/wp-content/uploads/2014/04/tari-Kecak-bali-dance-uluwatu.jpg

Tari Kecak
juga sering disebut dengan "The Monkey Dance". Sekarang ini tari kecak sudah sangat populer baik di kalangan masyarakat Indonesia maupun di kalangan Turist asing. Boleh di katakan salah satu kebudayaan asal indonesia ini telah mendunia dan bertaraf internasional.



http://gjb3111chintiabelisa.files.wordpress.com/2012/01/432px-collectie_tropenmuseum_portret_van_walter_spies_op_bali_tmnr_60022997.jpg
                WALTER SPIES = PELUKIS DARI JERMAN

http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2003/9/28/pekak.JPG
                                WAYAN LIMBAK= SENIMAN ASAL BALI

LOKASI
Tari Kecak dipentaskan di beberapa tempat di Propinsi Bali, antara lain: di Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung; Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar; serta di Jalan Hanoman, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Tari Kecak Uluwatu
  • Lokasi : kecak dance uluwatu ini di pertunjukan di dalam kawasan area pura Uluwatu
  • Waktu  : 18:00  s/d 19:00
  • Kapan  : Setiap Hari
  • Tiket  : Rp.70.000
Tari Kecak Ubud
  •  Lokasi : Kawasan Wisata Ubud, lokasi berubah / bergilir
  •  Waktu  : 19:00 s/d 20;00
  • Kapan  : Setiap Hari
  • Tiket  : Rp.75.000
Tari Kecak Batu Bulan
  • Lokasi : Kecak Dance di Batu Bulan, berlokasi sama dengan Barong Dance Batu Bulan
  • Waktu  : 18:30 s/d 19:30
  • Kapan  : Setiap Hari
  • Tiket  : Rp. 100.000
Tari Kecak Tanah Lot
  • Lokasi : Kawasan wisata Pura Tanah Lot ( bagian barat Pura, dekat restoran Melati )
  • Waktu  : 18:30
  • Kapan  : Setiap hari
  •  Tiket  : Rp. 50.000
Keistimewaan
Berbeda dengan jenis seni pertunjukan Bali lainnya, Tari Kecak memiliki keunikan karena tidak mengandalkan istrumen alat musik untuk mengiringi tarian, melainkan paduan suara para penarinya. Irama bunyi “cak, cak, cak…” ditata sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu paduan yang sangat harmonis, diselingi dengan beberapa aksen dan ucapan-ucapan lainnya. Para penari yang membunyikan suara “cak, cak, cak…” tersebut biasanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang mereka. Sementara tokoh Rama, Sinta, Rahwana, Hanoman, maupun Sugriwa memakai pakaian seperti umumnya pada pertunjukan ketoprak.
Dalam tarian ini, ritme bebunyian yang diucapkan oleh para penari cukup menghadirkan aura mistis bagi penonton. Apalagi setelah cerita Ramayana dalam tarian ini selesai dipentaskan, pertunjukan disambung dengan tarian Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran yang para penarinya diyakini kemasukan roh halus, sehingga kebal ketika menari di atas bara api.
Tarian Sanghyang Dedari merupakan tarian untuk mengusir roh-roh jahat yang dipentaskan oleh dua gadis yang masih perawan. Sementara Sanghyang Jaran adalah tarian yang dibawakan oleh lelaki kesurupan yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seekor kuda dan menari di atas bara api. Karena ciri khas dari Tarian Sanghyang Jaran ini, Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak dan Api (Kecak and Fire Dance). Pertunjukan terakhir ini semacam bonus yang dapat mengundang decak kagum para penonton. Usai pertunjukan, penonton juga dipersilahkan untuk mengambil gambar bersama para penari. 
Pemanfaatan
1.       Sebagai upacara
Fungsi tari kecak sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.
2.       Sebaga isarana hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanyauntuk di tonton. Tarian ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan.
3.       Sebagai sarana pertunjukkan
Tari kecak pertunjukkan adalah bentuk komunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan.Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
4.       Sebagai sarana pendidikan
Tari kecak yang digunakan untuk sarana pendidikan dengan mengajarkan di sekolah – sekolah formal.

Proses Tarian
Yang mereka lakukan pada saat melakukan tarian kecak adalah duduk berbaris membentuk lingkaran, dan dengan irama tertentu secara serempak dan bersahutan menyerukan "cak" berulangkali sambil mengangkat kedua tangan. Berbeda dengan tarian seni tradisional yang lain yang biasanya menggunakan alat alat musik tradisional, pada seni tari kecak samasekali tidak ada alat musik yang mengiringi, melainkan kata "cak..cak..cak..cak" yang diserukan secara bersahutan dengan irama yang ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan paduan suara yang sangatlah harmonis dan terdengar indah di telinga. Tari kecak sebenarnya merupakan penggambaran dari kisah Ramayana, dimana menceritakan proses saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penari yang juga memerankan tokoh-tokoh dalam cerita Ramayana, yakni Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan juga Sugriwa. Namun demikian, Kecak sendiri sejatinya berasal dari ritual sanghyang, yakni tradisi tarian yang mana para penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, kemudian melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan selanjutnya menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Satu hal yang mungkin perlu kita ketahui, meskipun tari kecak merupakan tarian tradisional khas bali, tetapi menurut referensi yang ada pada wikipedia, tari kecak sebenarnya pada proses penciptaannya melibatkan seorang seniman dari negara Jerman. Pada tahun 1930, Wayan Limbak bersama dengan Walter Spies, seorang pelukis Jerman, berusaha menciptakan sebuah tarian yang merupakan perwujudan dari gabungan antara tradisi Sanghyang dan alur cerita Ramayana, hingga akhirnya terciptalah tarian kecak. Adapun mengenai tarian kecak sendiri yang kemudian bisa menjadi terkenal dan populer hingga ke mancanegara, semua itu tak lepas pula dari peran Wayan Limbak, yang pada waktu itu melakukan tour seni dan menggelar pertunjukan tari kecak di berbagai negara.

Cerita yang paling popular dalam tari kecak adalah cerita Ramayana pada bagian dimana Raja Rama dan istrinya Dewi Shita serta adiknya Laksamana tengah berada di dalam hutan karena diasingkan dari kerajaan mereka. Berikut scene scene dalam tari kecak :

Scene 1 :
Rama Sita dan Laksamana sedang berada dalam hutan tiba tiba muncul seekor kijang emas (penjelmaan dari pembantu Raja Rahwana yang ditugaskan untuk memancing agar Rama meninggalkan Sita sendirian) mendekati mereka kemudian menjauh seakan ingin mengajak mereka bermain melihat kijang yang lucu tersebut Sita minta ke pada raja Rama untuk menangkapnya. Sebelum Rama pergi meninggalkan Sita, Rama minta adiknya Laksamana menjaga Sita, kemudian Rama meninggalkan Sita dan laksamana untuk mengejar kijang emas yang berlari menjauh………. Tak selang beberapa lap kemudian terdengar suara kesakitan yang mirip suara Rama serta minta tolong…… . Mendengar itu Sita merasa cemas kemudian minta Laksamana untuk menyusul Rama, Laksamana tidak percaya kalau suara itu adalah suara Rama karena dia tahu Rama tidak mungkin dapat dilukai oleh sekor kijang. Namun Sita tidak mau mengerti dia malah marah pada Laksamana dan menuduh Laksamana sengaja membiarkan Rama mati sehingga dia bisa mengawini Sita kelak. Karena terus didesak oleh Sita akhirnya Laksmana mau pergi menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Sita sendirian Laksamana membuat lingakaran dan minta Sita untuk tetap berada dalam lingkaran. Setelah Laksamana pergi kemudian muncul sorang pendeta yang sebenarnya adalah penjelmaan Rahwana. Pendeta ini minta air kepada Sita. Karena merasa iba Sita memberikan air kepada pendeta tersebut dengan menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga pendeta tua itu berubah menjadi Rahwana. Kemudian membawa Sita pergi.

Scene 2
Dikisahkan Sita telah berada di Kerajaan Alengka ditemani oleh Trijata – kemenakan dari Rahawana yang ditugaskan untuk menjaga Sita. Sita terlihat sedih menangisi nasib yang menimpanya sanbil terus berharap Rama datang untuk menyelamatkannya. Kemudian muncul Kera Putih – Hanoman. Pada awalnya Sita mengira Hanoman ini juga merupakan penjelmaan Rahwana, namun setelah Sang Hanoman menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan dari Raja Rama, serta menyerahkan cincin sebagai bukti. Kemudian Sita memberikan bunga kepada Hanoman untuk diserahkan kepada raja Rama. Sebelum meninggalkan kerajaan Alengka Hanoman membakar taman dan beberapa tempat di kerajaan Alengka sebagai pesan pada Rahwana bahwa Rama akan datang untuk menyelamatkan Sita.


Scene 3
Peperangan dimulai, Rama dengan pelayannya bernama Tualen serta tentara keranya tiba di Alengka untuk menyerang dan menghancurkan kerajaan Rahwana. Pada awal pertempuran putra Rahwana yang bernama Megananda serta pelayannya Delem berhasil mengalahkan Mengikat Rama dengan kekuatan sihirnya sehingga Rama serta anak buahnya tidak bisa bergerak dan menjadi lemas. Kemudian Rama berdoa memohon kepada para Dewata untu k menyelamatkannya, kemudian munculah seekor burung garuda membantu Rama melepaskan diri dari sihir Megananda.

Scene 4
Kemudian Rama beserta tentaranya kembali pulih seperti sedia kala lalu Rama memerintahkan Raja Kera Sugria untuk melawan Megananda, Pada scene ini para penari cak akan membentuk 2 kelompok satu kelompok menjadi tentara Megananda, satu kelompok yang lain menjadi tentara Sugriwa. Dalam pertempuran ini Sugriwa berhasil mengalahkan Megananda. Kemudian para penari cak kembali menjadi satu kelompok.

Scene 5
Diceritakan bahwa Rahwana telah dapat dikalahkan dan Rama berkumpul kembali dengan istrinya Sita. Pertemuan mereka ini disaksikan oleh Laksamana, Sugriwa dan Hanoman.

http://www.pegipegi.com/travel/wp-content/uploads/2014/04/kecak.jpg

Mitos
Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.
Tarian ini di pertunjukan oleh banyak penari laku-laki yang biasanya berjumlah puluhan atau lebih. Penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan menyerukan irama ‘cak’ dan mengangkat kedua lengan yang menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu nya melawan Rahwana. Berasal dari ritual Sanghyang yang berarti penarinya menari dalam kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau Roh Para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya pada masyarakat. Tidak ada catatan siapa yang menciptakan Tari kecak. Bentuk-bentuk ‘sakral’ dalam tari kecak biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu secaara gaib sehingga tidak terbakar oleh api. Selain itu, wanita yang sedang mengalami menstruasi juga tidak di perkenan kan memasuki wilayah pura atau menonton taru kecak karena dianggap tidak menghormati tempat sakral.
Pola Tari Kecak
Sebagai suatu pertunjukan tari kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.
Perkembangan Tari kecak di Bali
Kesenian Tari kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.
Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan Kesenian tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar.
Kegiatan kegiatan seperti festival kesenian tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam kesenian tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari.
Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata.Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.
Ciri Khas Tari Kecak
Ciri khas tari kecak adalah harmonisasi suara dan gerak yang ditampilkan puluhan penarinya dan semuanya itu dilakukan bahkan tanpa adanya seseorang yang bertugas sebagai pemberi komando. Tentu tidak mudah mengharmonisasikan suara dan gerak sekian puluh orang untuk menjadi sebuah rangkaian tari bernuansa magis tersebut. Inilah salah satu keunggulan Bali, selain memiliki pesona keindahan alam yang menjadikannya dinobatkan sebagai Pulau Dewata, Bali juga mampu mengolah dan mengemas seni budayanya menjadi sebuah sajian atau atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan.
Perlengkapan tari kecak
Tari kecak seperti yaang sudah sering di bahas dalam laporan ini tidak menggunakan alat musik seperti tari tradisional lainnya. Satu-satunya bunyi alat musik yang terdengar hanya kicringan yang di kenakan setiap penari dan akapela suara cak yang di keluarkan dari mulut.
Kostum yang di kenakan oleh para penari kecak tidak banyak menggunakan ornamen. Penari laki-laki hanya menggunakan kain bercorak-corak kotak yang menyerupai papan catur. Kain corak tersebut di pakai dengan cara dililitkan ke pinggang. Tidak lupa para penari mengenakan ikat keala yang terbuat dari kain khusus dengan hiasan setangkai bunga yang disematkan di telinga.
TARI KECAK GO INTERNASIONAL
Meski terlihat cukup sederhana namun tidak bisa dipungkiri tari keccak punya daya tarik sendiri. Tari kecak ini ternyata mampu menembus dunia. Pertunjukan tari kecak sudah Go International.
Tari kecak sudah banyak melanglang buana dengan pagelaran taariannya. Biasanya sesuai dengan pertunjukan pertama akan selalu disusul dengan pertunjukan-pertunjukan lain di seetiap negara.
Biasanya negara-negara yang dikunjungi di tingkat nasional, sebelumnya telah mendengar kekhasan tari Kecak ini dari para turis yang pernah ke Bali. Sehingga selain di dorong oleh rasa ingin membuktikan atas penuturan teman-teman senegaranya yang pernah berkunjung ke Bali.
Hal ini benar-benar menjadi suatu promosi budaya yang terjadi secara tidak langsung. Di mana yang mempromosikan budaya khas negara Indonesia adalah para turis dan wisatawan mancanegara. Namun kenyataannya itulah fakta yang terjadi sebenarnya.
Sanggar Tari kecak:
·         Sanggar Paripurna
Bertaraf internasional. Dibentuk oleh I Made Sidja pada 1 April 1990 di Desa Bona, Kecamatan Blahbatu
·          
·          
·         Sanggar Sila Budaya Batubulan Bali







Pakaian
è Pakaian yang digunakan oleh para laki-laki yang dalam tarian tersebut adalah kera disebut dengan Adat Madya. Sedangkan pakaian yang digunakan oleh penari lainnya tidak memiliki nama karena itu hanya kostum yang dikenakan tokoh ceritanya.






Tempat untuk menonton tari Kecak yang paling populer ada di Uluwatu. Penonton yang datang biasanya berkisar 500 orang lebih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar