Kategori

2019/02/01

Resensi Novel Serendipity

                     Hidup tak selalu di atas karena manusia tidak luput dari masalah.


www.google.com



Identitas Buku
·        Judul Novel : Serendipity
·        Penulis : Erisca Febriani
·        Penerbit : Inari
·        Tahun Terbit : November 2016
·        Cetakan : Kedua
·        Tebal : 424 halaman atau 2,5 cm
·        ISBN : 978-602-74322-9-1

Erisca Ferbriani, lahir di Bandar Lampung, 25 Maret 1998. Berbintang Aries dan pencinta makanan pedas. Anak pertama dari lima bersaudara. Menulis merupakan hobi yang sudah digelutinya sejak SMP, sampai saat ini di sela kesibukannya sebagai mahasiswa semester tiga Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Novel debutnya berjudul Dear Natahan (Best Media,2016) yang berhasil dibaca 17 juta kali di Wattpad, berhasil menjadi novel best seller setelah terbit, dan sudah difilmkan. Serendipity merupakan novel keduanya, dan ia berjanji untuk terus menulis.
Novel Serendipity ini cetakannya sangat bagus, tidak ada yang cacat, covernya bagus,tebal, dan terdapat hiasan yang timbul. Walaupun harganya tebilang cukup mahal yaitu Rp 89.000 dan novel ini mudah didapatkan di banyak toko buku.

Tokoh pada novel ini juga tidak banyak sehingga tidak membingungkan, hanya ada Rani, Arkan, Gibran, Ibu Rani, Ayah dan Ibu Arkan, Loli, Jean , Om-om, dan teman sekelas Rani. Ditambah dengan penempatan setting waktu, suasana dan tempat yang sangat detail dan tepat. Misalnya pada saat mereka berada di taman di gambarkan bagaimana keadaan taman tersebut. Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan itulah yang menjadi semakin penasaran akan cerita selanjutnya. Misalnya pada awal novel ada saat dia flashback bagaimana keadaan keluarganya dulu. Sudut pandang yang digunakan adalah orangketiga serba tahu, karena menceritakan dari sudut “dia” seperti pada kutipan” Rani hanya bisa menangis dan meratapi atas kepuusa Arkan. Dia sama sekali tidak berusaha untuk mengelak,..”.

Dalam novel ini juga terdapat banyak kutipan yang bagus makanya yang dapat memotivasi pembacanya, seperti “ Karena nilai tidak penting, yang penting adalah bagaimana kamu menghargai orang lain dan menyebarkan kebahagian kepada sekitarmu.” . Kelebihan lainya novel ini tidak membuat bosan, ceritanya dapat membuat pembaca hanyut akan kesedihan,kebahagiaan, apapun suasana pada saat di novel. Alur ceritanya juga tidak mudah di tebak, penulisnya pintar dalam membuta teka- teki alur ceritanya. Kelemahannya adalah banyak menggunakan kata- kata modern remaja saat ini seperti, “gue”, “lo”, dll. Jadi novel ini lebih diperuntukan bagi remaja.

Novel ini sangat bermanfaat bagi pembacanya untuk medapatkan motivasi untuk menjalani hidup agar lebih baik dan juga mengandung amanat. Salah satu kutipan yang paling saya suka adalah “ Hiduplah seperti bunga dandelion. Dandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, tidak seabadi edelweiss. Dandelion tidak memiliki mahkota yang membuatnya tampak menarik. Dandelion juga tak sewangi melati. Tapi dandelion adalah bunga paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh diantara rerumputan liar, di celah batu. Dandelion terihat rapur, tapi begitu kuat, begitu indah, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi, begitu tinggi… menjelajah angkasa sampai akhirnya tiba di suatu tempat untuk dapat tumbuh membentuk kehidupan baru.”  

 Alasan saya membaca novel ini karena karya Erisca sebelumnya yaitu Dear Nathan saya sangat suka, dan saya sudah memiliki ekspetasi bahwa novel ini akan sama bagusnya. Amanat dari novel ini adalah apapun yang terjadi dalam hidup kita, tetap harus kita jalani dengan lapang dada, karena pada setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Hidup juga tidak selalu enak selalu diatas, ada kalanya kita harus merasa di bawah dan kesusahan dan saat itukah kta bisa belajar, itulah amanat yang saya dapat dari novel ini. Novel ini juga mengajarkan untuk memaknai arti sebuah  persahabatan dna cinta dengan benar agar tidak salah arah.

                                              *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com
Baca juga:

resensi-soekarno-is-great-lover

resensi-r-raja-ratu-rahasia-wulanfadi


Resensi Novel 5 cm

Impian, Cinta, dan Kehidupan

www.google.com 

Judul Buku      : 5 cm.
Penulis             : Donny Dhirgantoro
Penerbit           : PT Grasindo
Tahun Terbit    : 2005
Tebal Buku      : 381 halaman
ISBN               : 979-759-151-4
Harga Buku     : Rp60.000,00




            Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta, 27 Oktober 1978. Anak sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktunya dari kecil hingga besar di kota Jakarta. Donny merupakan lulusan SMA 6 Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di STIE Perbanas Jakarta. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak ia mulai dapat menulis dan membaca. Kegemaran menulis ini pernah mengantarkan Donny menjadi juara pertama lomba menulis dan membaca puisi yang diselenggarakan oleh salah satu instansi pemerintah. Donny sekarang berprofesi sebagai seorang novelis. Beberapa karyanya di antaranya adalah novel 5 cm dan novel 2. Novel 5 cm juga pernah difilmkan ke layar lebar. 
            Cerita tentang persahabatan lima orang anak muda ini ditulis dalam buku yang berukuran 14 x 21 cm dengan sampul berwarna hitam. Desain sampul buku ini sangat sederhana karena hanya terdapat tulisan 5 cm dan latarnya bertuliskan banyak kata-kata membangun. Tetapi, kata-kata tersebut tidak terlalu kelihatan karena berwarna hitam mengkilap, hampir menyatu dengan warna sampulnya. Pada sampul buku juga terdapat tulisan “MEGA Best Seller” yang menunjukkan bahwa buku ini sangat laris di pasaran.
            Novel ini bertemakan persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan, keajaiban, mimpi, serta keyakinan. Tema yang diambil sangatlah menarik karena mencakup berbagai aspek kehidupan yang seringkali juga kita rasakan dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
            “Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Arial adalah pria terganteng diantara mereka, serta bertubuh atletis. Zafran merupakan pria yang berbadan kurus, anak band, kocak, senang bersyair dan membuat puisi-puisi. Ian adalah tokoh yang gila bola, suka makan terutama indomie, dan penggemar artis Happy Salma. Genta merupakan leader diantara sahabat sahabatnya. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus.” Dari kutipan novel tersebut, sangat jelas terlihat bahwa sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga tunggal. Penokohan juga digambarkan oleh penulis dengan sangat jelas melalui ciri-ciri fisik maupun penggambaran sifat.
            Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu bahasa yang mengikuti perkembangan zaman, tidak kaku ataupun membosankan, melainkan menggunakan bahasa komunikatif sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami oleh pembaca khususnya bagi kalangan remaja : “Yoi… nggak nyangka ya, Ta. Padahal awalnya kita pesimis banget.”
            Banyak kejadian dalam novel yang menceritakan tentang masa lalu dan juga kejadian masa depan kelima sahabat tersebut karena alur yang digunakan yaitu alur maju mundur. Pembaca dibuat semakin berimajinasi dengan adanya kejadian masa lalu dan masa depan yang dipaparkan itu.
            Amanat yang dapat dipetik dari cerita ini adalah menerima sahabat kita dengan apa adanya, menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, berusaha saling melengkapi satu sama lain. Kita juga diajarkan untuk menghargai persahabatan, arti sebuah kehidupan, dan bagaimana kita mencintai alam dari Tanah Air kita seperti kelima sahabat tersebut yang sangat bangga dan mencintai Tanah Airnya sendiri, Indonesia. “Saya Zafran, saya mencintai negeri indah dengan gugusan ribuan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini.”
            Buku ini adalah pilihan yang tepat untuk dibaca pada saat senggang atau saat bosan karena buku ini membuat pembacanya penasaran dan ingin melanjutkan membaca hingga halaman terakhir. Dalam buku ini, banyak kata-kata yang membuat kita terinspirasi. Dalam ceritanya juga diselipkan lagu-lagu yang sesuai dengan suasana yang sedang terjadi, sehingga membuat kita semakin terhanyut dalam cerita. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dengan segala pengorbanan dan membuatnya menjadi nyata.


                                                   *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com



           
           





Resensi Novel The Truth About Forever

Kebersamaan Menerbitkan Kasih

www.google.com

Judul buku      : The Truth About Forever
Penulis            : Orizuka
Editor              : Gita Romahdona
Terbit              : 2008 (Cetakan Pertama)
Penerbit           : Gagasmedia
Bahasa            : Indonesia
Tebal               : vi + 306 halaman


          Okke Rizka Septania atau yang dikenal sebagai Orizuka, adalah seorang penulis novel asal Indonesia kelahiran tahun 1986. Lahir di Palembang, ia tumbuh di keluarga yang gemar membaca.  Orizuka telah menghasilkan 26 karya, satu di antara karyanya yaitu “Summer Breeze” telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Saya akan meresensi karya kedelapannya yang diterbitkan pada tahun 2008, “The Truth About Forever.”
          Novel ini berukuran sedang, yaitu 13 x 19 cm. Cover buku ini dikemas dengan simpel, didominasi oleh warna abu abu terang. Tebal novel ini 306 halaman. Font yang digunakan adalah Calibri, dengan ukuran yang cukup besar sehingga tidak melelahkan untuk dibaca. Novel ini terdiri dari 15 bab secara total, yang masing – masing babnya rata – rata terdiri dari 20 halaman. Kertas yang digunakan adalah kertas HVS biasa.
          Saya sangat menyukai alur dan tema yang digunakan pada novel ini. Mengangkat tema tentang kehidupan, novel ini bercerita tentang Yogas, seorang pemuda yang mengidap HIV, pergi ke Yogyakarta untuk balas dendam kepada seseorang yang membuat dirinya mengidap penyakit mematikan tersebut. Di Yogyakartalah Yogas bertemu dengan Kana, perempuan ceria yang telah memberikan Yogas semangat untuk hidup kembali.
          Alur yang terdapat pada novel ini adalah alur campuran. Karena terdapat bagian dimana pembaca dibawa ke masa lalu. Genre novel ini adalah romance, tapi menurut saya novel ini tidak hanya memuat kisah cinta - cintaan saja, karena didalamnya, kita sekaligus dapat melihat kisah hidup dari pandangan seorang yang mengidap HIV.
          Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dibuktikan dari kutipan pada halaman 227, Yogas menghantamkan kepalannya ke lantai, rahangnya mengeras. Bagaimanapun, dia harus menemukan Joe untuk balas dendam. Karena kejadian itu, Yogas sudah tidak punya tujuan hidup lagi.
          Novel ini memiliki 2 tokoh utama, yaitu Yogas, dan Kana. Yogas adalah seseorang yang sangat mementingkan hidup orang – orang disekitarnya. Maka dari itulah, ia sangat sulit didekati. Ia keras, pemarah, dan jutek kepada orang – orang disekitarnya bukan tanpa alasan, ia tidak ingin menyakiti orang – orang yang terlanjur menyayanginya, karena ia tahu ia tidak akan berumur panjang. Yogas adalah seorang yang tegar dalam menghadapi keadaannya meskipun ia tidak bisa menahan hasrat balas dendam.
          Kana sendiri adalah perempuan tegar, ceria, humoris, keras kepala, dan tak pernah menyerah. Meskipun sudah ditolak dengan menyakitkan oleh Yogas, ia tetap tidak menyerah untuk mendekati Yogas dan menyakinkan Yogas bahwa ia menerima Yogas dengan segala keadaan yang dialami Yogas.
          Novel ini mengajarkan kita untuk menghargai hidup kita, dan menyadarkan kita untuk tidak membuang – buang waktu kita. Novel ini juga mengajarkan kita untuk tidak mengucilkan para penderita HIV/AIDS, karena bagaimanapun mereka juga manusia yang sama seperti kita.
          Saya merekomendasikan novel ini untuk anak remaja, karena ada banyak makna tentang kehidupan yang bisa dipetik dari novel ini.

          Alasan saya memilih buku ini karena saya menyukai novel – novel karangan Orizuka yang lainnya. Saya suka bagaimana Orizuka menuliskan cerita yang jika kita lihat sekilas dari sinopsis bukunya akan terkesan klise, tapi sebaliknya, isinya ditulis dengan sangat menarik dan tidak membosankan. Awalnya saya juga mengira novel ini akan membosankan, namun sebaliknya, novel ini sangat bagus.

                                                      *** Selamat Membaca ***


www.pixabay.com

Resensi Novel Matt & Mou

Bak Matahari dan Pluto, Bisakah Mereka Menyatu?

www.google.com

Identitas novel :

1.     Judul                           : Matt & Mou
2.     Pengarang               : Wulan Fadila Fatia
3.     Penerbit                   : GagasMedia
4.     Tahun terbit           : 2016
5.     Editor                        : Rayina dan eNHa
6.     No. ISBN                   : 978-979-780-872-3
7.     Jumlah halaman   : iv + 344 hlm
8.     Ukuran buku          : 14 x 20 cm
9.     Kota terbit              : Jakarta

                         
                Novel ini ditulis oleh Wulan Fadila Fatia, satu dari sekian banyak penulis yang karya-karyanya cukup saya gemari. Wulan Fadi adalah perempuan kelahiran tahun 1999 dan memang gemar menulis sejak dahulu. Sebelum karya-karyanya diterbitkan, Ia menyalurkan hobi menulisnya melalui aplikasi Wattpad (aplikasi untuk menulis dan mempublikasikan tulisan kita) dengan account @wulanfadi. Wulan Fadi telah menghasilkan banyak karya, baik yang sudah diterbikan maupun yang tidak, antara lain : With Julian, Story of Seth, A (Aku, Benci, dan Cinta), I Wuf You, dan masih banyak lagi. Genre yang dipilih pun umumnya sejenis, yaitu erat dengan persahabatan dan kisah kasih anak remaja, tak terkecuali novel Matt & Mou ini sendiri, yang telah dibaca lebih dari 3 juta kali melalui aplikasi Wattpad.

            Cover novel ini memperlihatkan gambar dua buah marshmallow yang menurut saya kurang sesuai dengan tema dan cerita dari novel ini. Cover Matt &  Mou di aplikasi Wattpad menurut saya lebih berkaitan dengan isi cerita, dimana memang ada satu kafe yang sering menjadi tempat favorit sang tokoh utama. Tetapi, dari segi warna, cover novel ini cukup menarik perhatian karena warnanya yang cerah dan terkesan manis.

            Setelah membaca novel ini, saya menyadari bahwa ada kemiripan cerita antara novel Matt & Mou dengan novel Refrain karya Winna Efendi. Gambaran karakter tokoh Nata dan Niki di novel Refrain serupa dengan tokoh Matt dan Mou di novel Matt & Mou. Kedua novel tersebut juga sama-sama mengisahkan bahwa kedua tokoh utama adalah sahabat sejak kecil, yang baru menyadari perasaan mereka masing-masing ketika mereka beranjak dewasa. Akhir cerita dari kedua novel ini juga mirip, dimana sang tokoh pria harus pergi ke luar negeri untuk studi, lalu kembali ke tanah air dan menemui sang tokoh utama wanita. Bedanya, Matt & Mou dituntaskan hingga mereka menikah, sedangkan Refrain hanya sampai ketika mereka bertemu lagi. Matt & Mou diisi dengan berbagai permasalahan yang cukup rumit dan berbelit, sedangkan permasalahan pada Refrain cenderung lebih simpel.

            Ketika saya membaca cerita Matt & Mou melalui aplikasi Wattpad, jujur, saya merasa agak kecewa dengan akhirannya yang terasa konyol dan tidak masuk akal. Sebab, diceritakan bahwa Matt berpura-pura meninggal dan kemudian secara tiba-tiba muncul kembali dihadapan Mou. Itulah mengapa, ketika cerita ini dicetak, saya agak kurang tertarik untuk membaca versi novelnya. Tetapi teman-teman saya meyakinkan saya bahwa novel ini bagus, dan akhirannya pun tidak seperti yang saya baca di Wattpad. Oleh karena itu, saya mencoba membacanya, dan ternyata, perkataan mereka tidak salah.

            Novel ini diawali dengan prolog yang berhasil membuat saya penasaran untuk terus membaca kelanjutannya. Latar dan deskripsi tentang tokohpun digambarkan oleh penulis dengan jelas, dan saya suka bagaimana Wulan Fadila menyatukan karakter Matthew yang dingin, kaku, dan pendiam dengan karakter Mou yang hangat, ceria, dan ramah ke semua orang. Cerita di novel ini diceritakan dengan alur maju, dengan sedikit flashback pada beberapa bagian. Kita, para pembaca, diajak untuk menelusuri kehidupan para tokoh melalui sudut pandang orang ketiga serba tahu, dengan bukti kutipan : “Matt dan Mou. Sepasang sahabat yang selalu bersama sejak kelas 5 sekolah dasar. Sebenarnya, sejak kecil mereka selalu bersama, karena Matt dan Mou lahir di rumah sakit yang sama,”.

            Ada banyak tokoh pada novel ini, dan masing-masing tokoh memiliki masalah yang ternyata saling berkaitan satu sama lain. Permasalahan yang melibatkan banyak tokoh inilah yang membuat novel ini terasa agak berbelit-belit, tapi tetap bisa dipahami oleh para pembaca. Tema yang diangkat mungkin sudah biasa, yaitu tentang persahabatan yang tumbuh menjadi cinta. Namun, entah mengapa, Wulan Fadila dapat dengan apik membungkusnya menjadi sebuah karya yang tidak membosankan dengan bahasa sehari-hari yang ringan, tidak baku, namun tetap sopan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, akhiran dari novel ini memang berbeda dengan versi Wattpad nya, namun tetap saja, terasa agak aneh dan dipaksakan, meski tetap berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri membacanya.

            Dari novel ini, kita bisa belajar bagaimana mempertahankan persahabatan terlepas dari segala masalah yang mengancam. Kita juga bisa belajar untuk tidak membenci seseorang hanya berdasarkan satu alasan yang belum pasti kebenarannya. Selain itu, novel ini juga mengajarkan kita arti dari ketulusan, saling percaya, jujur terhadap diri sendiri, juga untuk selalu menghargai apapun yang ada di hidup ini, bahkan kenangan sekecil apapun.


            Novel Matt & Mou sangat cocok dibaca oleh para remaja, yang pasti dapat lebih menghayati alur dari cerita ini, karena tema yang diangkat merupakan hal yang erat kaitannya dengan kehidupan anak-anak remaja. Bahasanya sendiripun simpel, tidak berat, dan bahkan menggunakan beberapa kata yang biasa digunakan kaum muda seperti “Lo”, “Gue,” dan lain sebagainya. Ceritanya pun santai dan ringan, cocok dibaca untuk mengisi waktu-waktu senggang.


*** Selamat Membaca ***

www.pixabay.com

2019/01/31

Soal Periodisasi Sastra

www.pixabay.com

Karya sastra berbentuk drama di bawah ini yang bertemakan perjuangan bangsa Indonesia melawan Penjajah adalah ...
A. Sandya Kalaning Majapahit
B. Ken Arok dan Ken Dedes
C. Citra
D. Bebasari
E. Malam Jahanam

Karya Chairil Anwar  yang  mengandung unsure patriotism pada sajaknya yang berjudul ...
A. Aku
B. Sorga
C. Kerawang - Bekasi
D. Kepada  Peminta-minta
E. Senja di Pelabuhan  Kecil

Tuti, Maria, dan Yusuf merupakan tokoh dalam roman Layar Terkembang. Roman ini merupakan hasil karya ...
A. Armyn Pane
B. Amir Hamzah
C. Adi Negoro
D. Sutan Takdir Alisyahbana
E. Yan Engelberg Tatengkeng

Tokoh Angkatan 45 yang sangat revolusioner ialah ...
A. Taufik Ismail
B. W.S. Rendra
C. Mochtar Lubis
D. Chairil Anwar
E. Sutan Takdir Alisyahbana

Buku roman yang isinya mengingatkan, bahwa orang yang memeluk suatu agama hanya secara dogmatis akan terombang-ambing dalam hidupnya karena pandangan-pandangan lain di sekitarnya. Akibatnya orang itu akan mengalami penderitaan batin.
Buku roman tersebut ialah ...
A. Robohnya Surau Kami, oleh A.A. Navis
B. Falsafah Hidup, oleh Hamka
C. Atheis, oleh Achdiat Kartamiharja.
D. Kemelut Hidup, oleh Ramadhan K.H.
E. Jalan Tak Ada Ujung, oleh Mochtar Lubis

Tokoh pelopor puisi dan prosa angkatan 45 adalah ...
A. Amir Hamzah dan Usmar Ismail
B. Chairil Anwar dan Idrus
C. Asrul Sani dan Rosihan Anwar
D. Ramadhan KH dan Mochtar Lubis
E. Asrul Sani dan Chairil Anwar

Perhatikan label di bawah ini
TEMA NOVEL No
Tema novel Angkatan 45
No
Tema novel Angkatan 66
1
2
3
4
5
Membangkitkan semangat untuk membela tanah air.
Menegakkan berdiri-nya Negara kesatuan RI
Bantu membantu demi persatuan bangsa.
Ungkapan rasa pahit akibat revolusi fisik.
Meyakinkan rakyat Indone-sia akan kekuatan sendiri.
1
2
3
4
5
Membangkitkan  individual-isme perjuangan.
Protes sosial politik terhadap penyelewengan Pancasila dan UUD 1945.
Menegakkan keadilan dan kebenaran.
Menyelamatkan Negara dari pepecahan.
Menghilangkan konsep yang ingin mempolitisir kesusastraan.
Tabel di atas memuat perbedaan tema novel Angkatan '45 dengan '66, kecuali nomor ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5


1. Toto Sudarto Bachtiar, Ramadhan K.H, Toha Mochtar
2. Iwan Simatupang. Trisnoyuwono, M.S. Rendra
3. Taufiq Ismail, A.A. Navis, Nugroho Notosusanto
4. Armijn  Pane, Amir Hamzah, J.E. Tatengkeng
5. Idrus, Moctar Lubis, Rosihan Anwar
Tokoh Sastrawan Angkatan 45 di bidang prosa terdapat pada nomor ...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Teks asli Sumpah Pemuda yang ketiga berbunyi ...
A. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa Indonesia, bahasa persatoean
B. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoei bahasa persatoean, Bahasa Indonesia
C. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng tinggi persatoean, bahasa Indonesia
D. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia
E. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bahasa persatoean, Bahasa Indonesia

Pendiri Angkatan Pujangga Baru adalah ...
A. Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane
B. Muhammad Yamin, Sutan Takdir Alisyahbana
C. Armjin Pane, Nur Sutan Iskandar
D. Sutan Takdir Alisyahbana, Idrus
E. Sanusi Pane, Idrus

Periodisasi Sastra menurut Nugroho Notosusanto yaitu terdiri atas:
a. Sastra Melayu Lama
b. Sastra Indonesia Modern
1) Masa Kebangkitan
a) periode '20
b) periode '33
c) periode '42
2) Masa Perkembangan
a) periode '45
b) periode '50
Penggolongan di atas berdasarkan ...
A. bahasa
B. pengaruh asing
C. pengaruh politik
D. bahasa dan pengaruh asing
E. bahasa dan pengaruh politik


Soal Sastra Pilihan Ganda

Perhatikan kutipan novel berikut untuk soal nomor 1 – 5!

www.pixabay.com

“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.
“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.
Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Meliha itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.
“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.
“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.

1.              Tema yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
A.      Sosial
B.      Politik
C.      Agama
D.      Ekonomi
E.       Pendidikan

2.              Latar suasana yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
A.      Menakutkan
B.      Mengenaskan
C.      Mengharukan
D.      Menegangkan
E.       Membingungkan

3.              Sudut pandang dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
A.      Orang pertama tunggal
B.      Orang pertama jamak
C.      Orang ketiga tunggal
D.      Orang ketiga jamak
E.       Campuran

4.              Watak tokoh Karjan dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
A.      Mudah pasrah
B.      Mudah mengalah
C.      Mudah menangis
D.      Mudah putus asa
E.       Mudah menyerah

5.              Hubunan antarunsur intrinsic dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
A.      Latar tempat berkaitan dengan konflik
B.      Latar sosial berkaitan dengan konflik
C.      Tema berkaitan dengan watak tokoh
D.      Tema berkaitan dengan latar suasana
E.       Alur berkaitan dengan watak tokoh

6.              Perhatikan kutipan novel berikut!
www.pixabay.com

1) Kalau ada pertandingan dini hari, aku dan Ayah bahu-membahu untuk membangunkan. 2) Kami berdua beranak batanggang, atau tidak tidur sampai dini hari, duduk terpaku di depan TV Grundig 14 inci yang berkerai kayu tripleks, ditemani bergal-gelas kopi.
3) Di Stadion Ullevi Gothenburg, tim berambut pirang ini meledakkan gawang Belanda hanya dalam 5 menit pertama melalui tandukan Larsen: 1 – 0. 4) Aku mengepalkan tangan tinggi-tinggi di udara, “Yes!” teriakku. 5) Aku lirik Ayah, beliau menggeleng-geleng sambil mendeham.
Bukti latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditunjukkan kalimat ….
A.      1)
B.      2)
C.      3)
D.      4)
E.       5)

7.              Perhatikan kutipan novel berikut!
Kali ini, untuk menggarap batik pesanan lelaki itu, ia memilih saat malam buta di sebuah kamar berhias sarang laba-laba. Kamar penyimpan langut dan kemelut. Sebelumnya, hampir lima tahun pintu kamar itu dibiarkan terkatup serupa kabisuan mulut disumpal ujung selimut.
Makna kata langut dan kemelut dalam kutipan cerpen tersebut menyimbolkan ….
A.      Kesedihan dan penyesalan
B.      Kehilangan dan kesedihan
C.      Kehampaan dan kesendirian
D.      Kesedihan dan penderitaan
E.       Kehampaan dan kesepian

8.              Perhatikan kutipan novel berikut!
Setiap sore menjelang, bapak selalu duduk di bangku tua kesayangannya. Bangku yang terbuat dari bamboo itu telah menemani bapak melewati senja yang begitu indah. Duduk dengan tenang sembari melempar pandang ke luar jendela untuk menyaksikan betapa indah panorama yang senja sajikan. [ … .] Rasa lelah setelah seharian memeras keringat tampak memudar ketika ia duduk di bangku tua kesayangannya itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan teks novel tersebut adalah …
A.      Bapak memotret senja itu.
B.      Bapak tertidur Karen alelah.
C.      Bapak selalu menikmatinya.
D.      Bapak dan ibu duduk berdua.

E.       Bapak berharap kakak datang.