Kategori

2018/11/28

Belajar vs Bosan

Pentingnya Belajar dan Cara Mengatasi Rasa Bosan

www.pixabay.com
Semua orang pasti menginginkan dunia yang lebih baik. Leo Tolstoy pernah berkata, “Banyak orang yang berambisi ingin mengubah dunia. Banyak orang yang berambisi untuk mengubah hidup orang lain, tetapi terlalu sedikit orang yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri.” Padahal, jika kita ingin memberi perubahan untuk dunia harus dimulai dari diri kita sendiri. Dengan cara apa? Dengan cara belajar.
Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Wikipedia, belajar adalah  perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Manusia tidak pernah lepas dari belajar seumur hidupnya. Belajar tidak hanya pelajaran sekolah namun juga, seperti belajar kasih sayang, etika, cara melakukan sesuatu, dan lainnya. Ada satu kata dari Yunani, yaitu Ginosko yang berarti mengenal dengan pengertian. Kita harus belajar sampai kita mengerti, bukan hanya asal kita tahu. Siswa yang mendapat nilai baik bukan karena ia menghafal setiap hari, karena yang sebenarnya dinilai bukan sebaik apa kita menghafal suatu materi tapi seberapa paham kita akan suatu materi. Hal ini dilakukan dengan cara berlatih (mengerjakan latihan soal).
“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan yang rajin menjadikan kaya,” (Ams 10:4). Ada dua hal yang dapat kita ambil dari ayat ini. Pertama, ketekunan. Tekun merupakan sikap pantang menyerah atas tiap kesulitan yang dihadapi, sampai kita dapat menyelesaikan hal tersebut. Kedua, konsisten. Konsisten untuk melakukan secara terus menerus hingga menjadi terbiasa. Semakin jarang kita belajar, belajar akan menjadi hal yang tidak nyaman untuk kita. Belajar bukanlah aktivitas, melainkan kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari.
“Untuk segala sesuatu ada masanya. Untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” (Pengkhotbah 3:1). Ada dua pesan yang terdapat dalam ayat ini. Pertama, kita harus menentukan prioritas. Belajar atau bermain. Memang kehidupan jaman sekarang menuntut kita untuk mengikuti trend. Tapi, coba kita pikirkan lagi mana prioritas kita. Mengikuti trend atau belajar supaya kedepannya kita dapat menciptakan trend. Yang kedua, ingat waktu. Mari gunakan waktu yang terbatas ini sebagai kesempatan untuk mengubah hasil belajar kita. Untuk itu, diperlukan yang namanya pengimbangan dan kerja keras. Pengimbangan yang dimaksud adalah antara apa yang diinginkan dan yang dilakukan harus seimbang. Jika kita ingin mencapai sesuatu, kita harus berusaha untuk mencapainya. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha. Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Kerja keras tidak didapat secara instan tapi dibiasakan sampai jadi nyaman. Jangan memandang belajar sebagai beban apalagi penderitaan. Namun, kita harus mengenali potensi kita dimana. Tak semua hal harus dikuasai. Kuasai yang dirasa bisa dan butuh, sisanya tetap diperjuangkan tapi pusatkan fokus di bidang yang memang benar-benar dirasa paling bisa, lalu diasah.
Sebagai pelajar, tentu kita pernah merasa bosan untuk belajar. Bosan menurut KBBI sudah tidak suka lagi karena sudah terlalu sering atau banyak. Kenapa bisa terjadi? Karena kita melakukan hal yang sama secara terus menerus, terlalu sering dan terlalu banyak. Maka belajar perlu ketekunan dan harus dilakukan dengan konsisten sambil disisipkan rekreasi (refreshing).
www.pixabay.com

Ada tujuh tips agar kita tidak bosan belajar. Pertama, metode 50-10. Yaitu 50 menit belajar dan 10 menit refreshing. Terlalu banyak  informasi yang masuk maka ilmu tersebut malah terbuang percuma. Kedua, buat target belajar namun bukan target waktu. Jika target kita adalah jam, kita akan selalu memperhatikan waktu dan tidak fokus belajar. Ketiga, dapatkan “Oalah!” Saat kita mengerjakan latihan soal, jangan langsung lihat pembahasan atau kunci jawaban. Kalau akhirnya paham karena kita mencoba sendiri, kita akan berkata “Oalah! Jadi daritadi gini doang toh.” Saat kita langsung melihat pembahasan kita tidak akan mengerti tapi hanya mengetahui jawaban. Keempat, beri hadiah dan hukuman. Contohnya saat kita berhasil mengerjakan 10 nomor latihan soal, maka kita boleh bermain game tapi jika tidak maka tidak boleh bermain game. Kelima, cari sumber belajar lain selain buku, misalnya internet, youtube, dan lainnya. Keenam, cari suasana baru yang sesuai dengan tipe dan cara belajar. Ketujuh, cari komunitas atau teman belajar. Terakhir  adalah berdoa sebelum belajar. Berdoa bukan karena ada waktu kosong tapi kita menyediakan waktu secara khusus untuk Tuhan dan  dilakukan dengan hati sungguh-sungguh. Sama seperti Daniel yang selalu berdoa kepada Tuhan (Daniel 6:11), kita juga harus menjadikan doa sebagai kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar