Kategori

2015/03/02

Proposal Penelitian Karya Ilmiah

PROPOSAL KARYA ILMIAH


Faktor yang Mempengaruhi Terlambatnya Jam Tidur pada Hari Efektif Sekolah 
Siswa SMA Tarakanita Gading Serpong

Sumber: Dokumentasi Pribadi

BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kebiasaan adalah seuatu hal yang tidak lepas dari hidup manusia. Melakukan sesuatu berulang-ulang yang dianggap baik. Sama seperti halnya terlambat tidur malam.
Dewasa ini sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang khususnya para remaja yang berada dijenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk tidur larut malam yang sering kita sebut dengan begadang. Para remaja begadang dengan tidak mengenal waktu. Misalnya saja, mereka bergadang tidak hanya di hari libur tapi juga di hari efektif sekolah. Di hari dimana seharusnya mereka mempunyai waktu yang cukup untuk  mempersiapkan diri untuk keesokan harinya.
Kebiasaan para remaja SMA ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan pengamatan lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi terlambatnya jam tidur pada hari efektif sekolah siswa SMA Tarakanita Gading Serpong. peneliti memiliki rasa keingintahuan terhadap apa saja alasan mereka untuk tetap melakukan kebiasaan tersebut padahal keesokan harinya mereka akan melakukan kegiatan belajar di sekolah.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1.  Apa saja faktor yang mempengaruhi terlambatnya jam tidur siswa-siswa SMA Tarakanita Gading         Serpong?
1.2.2.  Apa dampak yang dialami siswa-siswi SMA Tarakanita Gading Serpong pada keesokan harinya akibat tidur terlambat?
1.2.3.  Apakah siswa-siswi SMA Tarakanita Gading Serpong dapat bangun pagi dihari sekolah tepat waktu setelah tidur terlambat pada malam sebelumnya?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1.  Mengetahui faktor-faktor  yang menyebabkan siswa-siswi SMA Tarakanita Gading Serpong tidur terlambat.
1.3.2.  Mengetahui dampak yang dialami siswa-siswi SMA Tarakanita Gading Serpong pada keesokan harinya akibat tidur terlambat.
1.3.3. Mengetahui apakah siswa-siswi SMA Tarakanita Gading Serpong dapat bangun pagi di harui sekolah setelah tidur terlambat pada malam harinya.

1.4. Ruang Lingkup

  Terlambatnya jam tidur atau yang sering kita sebut dengan begadang adalah kondisi dimana seseorang yang tidak tidur sampai larut malam atau bahkan terjaga sepanjang malam.Banyak orang yang memiliki hobi begadang, baik itu sekedar begadang atau memang mempunyai pekerjaan di malam hari sehingga harus begadang.
Hari efektif sekolah hari yang digunakan oleh sekolah untuk belajar seperti yang dijadwalkan.

1.5. Hipotesis

Menurut kami, faktor-faktor yang menyebabkan siswa-siswi Tarakanita Gading Serpong tidur terlambat adalah menonton film di televisi, bermain game, mengerjakan tugas serta belajar. Ada pula yang berpacaran dengan menggunakan alat komunikasi.
Pada akhirnya, dampak  yang kami duga terhadap mereka yang tidur terlambat, keesokan harinya mereka akan sulit berkonsentrasi saat belajar di sekolah, merasa ngantuk serta tidur di kelas. Kami juga menduga bahwa keesokan paginya, mereka tidak dapat bangun pagi tepat waktu.



BAB II
Landasan Teori

2.1. Pengaruh Begadang Terhadap Perubahan Gen 

Pekerjaan atau aktivitas sosial lainnya tak jarang membuat manusia terpaksa mengurangi waktu tidur. Namun, begadang selama beberapa hari ternyata sangat berpengaruh secara genetik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Surrey Sleep Research Centre di Surrey University, dipimpin oleh Prof Derk-Jan Dijk, mengungkapkan bahwa orang yang jam tidurnya kurang dari 6 jam selama beberapa hari berturut-turut mengalami perubahan pada susunan gen yang aktif di dalam tubuhnya. Hal tersebut terungkap dari hasil tes darah yang dilakukan terhadap individu sampel yang terdiri dari 14 pria dan 12 wanita, berusia antara 23 - 31 tahun.
Hasil tes darah menunjukkan bahwa pada orang yang mengalami kurang tidur, 267 gen menjadi lebih aktif, sedangkan 444 gen lainnya aktivitasnya menjadi terhambat.
Beberapa perubahan terjadi pada gen yang terkait dengan kondisi kesehatan orang tersebut. Di antaranya, perubahan aktivitas gen yang mengatur metabolisme, gen yang mengatur respon terhadap inflamasi, serta gen yang berpengaruh pada stres dan penuaan.
Peneliti menduga, perubahan yang terjadi pada gen yang mengatur metabolisme bisa berpotensi menimbulkan penyakit diabetes atau obesitas. Sementara itu, perubahan gen yang mengatur respon terhadap inflamasi, berpotensi menyebabkan penyakit jantung.

2.2. Dampak yang Terjadi Akibat Begadang

2.2.1. Suatu Bentuk Penyiksaan
Kurang tidur juga merupakan suatu bentuk penyiksaan. Cara ini pernah digunakan untuk menginterogasi orang lain. Korban dibuat terjaga selama beberapa hari, kemudian diijinkan tidur, dan kemudian dibangunkan paksa dengan tiba-tiba dan diinterogasi.
Nicole Bieske, seorang pembicara dari Badan Amnesti Internasional Australia mengatakan bahwa setidaknya kekurangan tidur sangatlah kejam dan tidak berperikemanusiaan.

2.2.2. Mempengaruhi otak
Kekurangan tidur dapat mempengaruhi kerja otak. Sebuah studi di UCSD Sekolah Obat-obatan dan Sistem Pengobatan Maju di San Diego, menunjukkan bahwa otak bagian cortex frontal menunjukkan aktifitas yang lebih banyak.
Meskipun demikian, kinerja memori menurun sangat drastis pada kondisi ini. Penelitian pada hewan dalam keadaan kurang tidur juga menunjukkan penigkatan dalam produksi hormon stress, yang bisa saja menghambat regenerasi sel pada otak orang dewasa. Beberapa kejadian serangan syaraf yang berdampak kematian terjadi karena sang korban kurang atau bahkan tidak pernah tidur malam.

2.2.3. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien.
Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka kemampuan mengingat hal-hal yang dipelajari dan dialami selama seharian akan menurun. Menurut Sean Drummond PhD, peneliti masalah tidur dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek biasanya lebih mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal.
Padahal, hal itu justru sering membuat rencana berantakan. Dalam kasus yang biasa terjadi pada mahasiswa. Harus begadang menyiapkan bahan untuk presentasi besok jam 7 pagi. Setalah bahan presentasi diselesaikan, pada saat presentasi, semua ide pikiran lupa untuk dituangkan. Itu dikarenakan otak kita udah lelah dan tidak mampu untuk berpikir lagi. Sehingga menyebabkan konsentrasi menurun.

2.2.4. Pelupa
Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak.
Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.

2.2.5. Ceroboh
Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.

2.2.6. Memicu rasa gelisah
Rasa gelisah setiap malam pasti akan terus menghantui para penggemar begadang yang memiliki kualitas tidur buruk; reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup mereka yang kurang tidur.
Joyce Walsleben, PhD menyebutkan bahwa tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia otak yang sama. Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan depresi, tapi mungkin hanya bagi mereka yang sudah rentan terhadap penyakit.

2.2.7. Menyebabkan depresi
Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stress, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi.
Gangguan tidur yang paling umum yaitu insomnia yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000 orang, terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi.
Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.

2.2.8. Gangguan jiwa
Berdasarkan penelitian, kekurangan tidur dapat membantu menjelaskan misteri dari meningkatnya gangguan jiwa di antara anak muda pada dekade ini. Terbiasa begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur.
Penelitian itu melibatkan sekitar 20 ribu remaja berusia 17 hingga 24 tahun sebagai subjek penelitian. Kesimpulannya, mereka yang tidur kurang dari lima jam sehari ternyata tiga kali lebih berpotensi mengidap tekanan secara psikologis di tahun berikutnya.

2.2.9. Mudah lapar
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa mengganggu kadar gula darah dan menyebabkan tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon pengendali nafsu makan, dan menghasilkan lebih banyak ghrelin (kebalikan dari leptin).
Karena faktor perubahan biologis ini, tak heran jika masih merasa lapar meski baru saja makan yang banyak.Orang yang sedang dalam kelelahan, biasanya lebih suka mengonsumsi gula dan karbohidrat sederhana. Akibatnya, tubuh selalu menagih karbohidrat karena gula darah turun dengan cepat dan perut selalu terasa lapar.
Kurang tidur bisa melenyapkan hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya, keinginan menyantap makanan berlemak dan tinggi karbohidrat akan meningkat. Sehingga menyebabkan orang yang gemar begadang akan terus menginginkan asupan kalori tinggi.

2.2.10. Tubuh menjadi besar
Jika mengabaikan efek kurang tidur, maka bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan dan kemungkinan bisa menjadi obesitas.
Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk hampir 30 persen daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari. Penelitian terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan.
Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan dalam ghrelin. Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.

2.2.11. Gangguan pencernaan
Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebutkan bahwa kala malam, kadar asam lambung meningkat.
Ini diperparah dengan makanan dan minuman teman begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan makanan berlemak. Pasalnya, makanan berlemak membuat kerja lambung semakin berat dan lambat.

2.2.12. Mudah sakit 
Ini adalah tanda yang paling sering dijumpai. Orang yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena infeksi. Berbagai penelitian menunjukkan, mereka yang cukup istirahat memiliki sistem imun yang lebih kuat. Tidaklah mengherankan, sakit kronis seperti masalah punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila Anda melakukan aktivitas tidur yang buruk.
Dalam sebuah studi dari John Hopkins Behavioral Sleep Medicine Program, direktur Michael Smith, PhD, membangunkan orang dewasa muda yang sehat selama 20 menit setiap jam selama 8 jam selama 3 hari berturut-turut. Hasilnya, mereka memiliki toleransi sakit yang lebih rendah, dan mudah mengalami nyeri.

2.2.13. Gangguan kesehatan secara umum akibat kelelahan
Ternyata dampak dari poin yang di atas dapat menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi virus, seperti influenza, infeksi usus (diare), infeksi virus hepatitis, demam thypoid, dan demam berdarah.

2.3.14. Menurunnya sistem imun
Pada orang yang memiliki kebiasaan begadang, jam biologis otak akan memprogram sistem kekebalan mencapai puncaknya di malam hari dan akan menurun di pagi hari. Padahal micro organisme jahat dan bibit penyakit serta karsinogenik (senyawa penyebab kanker) sangat banyak di udara yang kita hirup di pagi hari.

2.3.15. Masalah kesehatan serius 
Tidur larut malam atau beggadang dapat menyebabkan banyak risiko, seperti penyakit jantung, kencing manis, serangan jantung, hipertensi, gagal jantung, sakit kepala (migrain/vertigo), detak jantung tidak teratur, gangguan sistem jantung, maag, storke, asma, gangguan sistem pembuluh darah, kejiwaan, dan pembuluh darah otak, serta diabetes.
Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia (gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam) juga mengalami risiko kesehatan serupa.




Bab III
Metode Penelitian

3.1. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah Siswa kelas X dan XI SMA Tarakanita Gading Serpong dengan sampel beberapa siswa dari setiap kelas.

3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan selama dua hari. Penelitian ini kami lakukan di SMA Tarakanita Gading Serpong, tepatnya di setiap ruang kelas dari ruang kelas X sampai dengan ruang kelas XI.

3.2. Metode dan Teknik
Penelitian dilakukan dengan metode wawancara dengan teknik tanya jawab. Penelitian dilakukan dengan tatap muka secara langsung dengan narasumber, serta dengan melalui media komunikasi yaitu  jejaring sosial Twitter dan Blackberry Messenger. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar