Kategori

2016/01/12

Materi Afiksasi

Afiksasi

Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
PREFIKS (Awalan) : ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-
2.) INFIKS (Sisipan) :
-em, -er-, -el-
3.) SUFIKS (Akhiran) :
-i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if, dan lain-lain
4.) KONFIKS (Penggabungan antara Prefiks dan Sufiks) :  me – kan, me – i, ke – an, ber – an, ber – kan, per – an, per – kan, per – i, pe – an, di – kan, di – i, ter – kan, ter – i, ke - an
5.) SIMULFIKS (Imbuhan gabung) :
memper-kan, memper-i, diper-kan, diper-i
Perhatikan tabel di bawah ini.
Prefiks
Infiks
Sufiks
Kombinasi afiks
Komfiks
Asli
Serapan
Asli
Asli
Serapan
Asli
Asli
meN-
pra-
-el-
-an
-man
me-I
ber-an
ke-
maha-
-em-
-i
-wan
di-i
ber-kan
ber-
non-
-er-
-kan
-wati
me-kan
ke-an
di-
swa-
-nya
-a
memper-
pe-an
peN-
tuna-
-i
diper-
per-an
per-
inter-
-at
memper-kan
se-nya
ter-
anu-
-in
diper-kan
se-
dwi-
-isme
ber-an
anti-
ber-kan
a-
ke-an
auto-
per-kan
hetero-
per-i
homo-
keber-an
epi-
kese-an
mikro-
keter-an
super-
pember-an
pemer-an
penye-an
perse-an
perseke-an


Fungsi dan Arti Afiks

1. Prefiks me-, berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural.
a. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh:
menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
2. 'membuat jadi atau menjadi' contoh :
menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
3. mengerjakan dengan alat' contoh :
mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam
4. berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh: membujang, menjanda, membabi buta
5. mencari atau mengumpulkan' contoh :
mendamar, merotan.
6. dll.

2. Prefiks ber, berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri)
Prefiks ini mengandung arti :
a. 'mempunyai' contoh :
bernama, beristri, beruang, berjanggut
3. 'memakai' contoh :
berbaju biru, berdasi, berbusana.
4. melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)' contoh : berhias, bercukur, bersolek
5. 'berada dalam keadaan' contoh :
bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
6. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh :
bergelut, bertinju bersalaman, berbalasan.
7. dll.

3. Prefiks pe-, berfungsi membentuk kata benda.(dan kata kerja, kata sifat, dan kata bendasendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal :
a. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar contoh : penguji, pemisah, pemirsa,
penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
4. 'alat untuk me...' contoh :
perekat, pengukur, penghadang, penggaris
5. 'orang yang gemar' contoh :
penjudi, pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
6. 'orang yang di ...' contoh :
petatar, pesuruh.
7. 'alat untuk ...' contoh :
perasa, penglihat, penggali.
8. dll.

4. Prefiks per-, berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti :
a. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
5. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
6. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan dll.

5. Prefiks di-, berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif, contoh:
diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.

6. Prefiks ter-, berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :
a. ' dalam keadaan di ' contoh :
terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
7. ' dikenai tindakan secara tak sengaja ', contoh :
tertinju, terbawa, terpukul.
8. ' dapat di- ', contoh :
terangkat, termakan, tertampung.
9. ' paling (superlatif) ', contoh :
terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
10.dll.

7. Prefiks ke-, berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja.
Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ...kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.

8. Sufiks -an, berfungsi membentuk kata benda.
Prefiks ini mengandung arti :
a. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh :
tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
9. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh :
timbangan, gilingan, gantungan.
10.' setiap ' contoh :
harian, bulanan, tahunan, mingguan.
11.' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh :
lautan, durian, rambutan.
12.dll.

9. Konfiks ke-an, berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata kerja pasif.Konfiks ini bermakna :
a. ' hal tentang ' contoh :
kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan,
kelaziman.
10.' yang di...i ' contoh :
kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
11.' kena ', atau ' terkena ' contoh :
kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
12.' terlalu 'contoh :
kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
13.' seperti ' contoh :
kekanak-kanakan, kemerah-merahan.
14.dll.

10.Konfiks pe-an, berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya ialah :

a. ' proses ' contoh :
pemeriksaan ' proses memeriksa ',
penyesuaian ' proses menyesuaikan ',
pelebaran ' proses melebarkan '.
11.' apa yang di- ' contoh :
pengetahuan ' apa yang diketahui ',
pengalaman ' apa yang dialami ' ,
pendapatan ' apa yang didapat '
12.dll.

11.Konfiks per-an, befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
a. ' perihal ber- ' contoh :
persahabatan ' perihal bersahabat ',
perdagangan ' perihal berdagang ',
perkebunan ' perihal berkebun ',
pertemuan ' perihal bertemu '.
12.' tempat untuk ber- ' contoh :
perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.
13.' apa yang di ' contoh :
pertanyaan, perkataan.

14.dll.

2015/11/13

Materi Majas

A. Majas Perbandingan

Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

1) Simile
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Berikut ini Espilen Blog sampaikan contoh majas asosiasi :

Contoh :
Semangatnya keras bagaikan baja.
Mukanya pucat bagai mayat.
Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut ini.

Contoh:
Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
Raja siang keluar dari ufuk timur
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
Harta karunku (sangat berharga)
Dia dianggap anak emas majikannya.
Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.

Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Alusio
Alusio : Alusio adalah majas yang menggunakan kata-kata berkaitan dengan peristiwa umum yang terjadi atau penggunaan kata yang umum dalam menunjukkan maksud.

Contohnya :
sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya,
kamu jangan kura-kura dalam perahu,
ceritakan semua hal tersebut dengan jujur.


B. Majas Pertentangan

Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.


2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.


3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.


4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

5) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang.

Contoh:
a) Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.


6) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung kepada orang lain

Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar seperti dirimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.


7) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!


C. Majas Perulangan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.


2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.


3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban


4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.


5) Aliterasi
Aliterasi : aliterasi adalah kata-kata yang memanfaatkan kata yang permulaannya sama dengan bunyinya.
Contohnya : Dara damba daku, datang dari danau.


C. Majas Pertautan

Pengertian majas pertautan adalah kata-kata kias yang bertautan dengan gagasan, ingatan.
Macam-macam majas pertautan

1) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:
Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

2) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
    (a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
    (b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.

b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:
    (a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
    (b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

3) Eufimisme
Eufimisme : eufimisme adalah majas yang menggunakan kata-kata sopan dan halus.

Contohnya :
Dimana saja bisa menemukan kamar kecilnya,
anak ibu lamban menerima pelajaran,
anak ibu tidak bodoh tapi hanya malas belajar.

4) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:
a) Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.
b) Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak untuk mengurusi hal pribadi seseorang.


5) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
a) Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.


6) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?


Baca juga:

puisi ws rendra

puisi chairil anwar

makalah-penelitian

soal-peribahasa

soal-bahasa-indonesia-sma

2015/09/10

Materi Kalimat

Pengelompokan Kalimat 


A.  Berdasarkan Pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.

Contoh:

–  Ayah berkata: “Oliver, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”

–  “Saya gembira sekali” ,kata adik, ”karena lulus ujian”.


2. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.

Contoh:

–  Adik berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.

–  Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

.

B.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.  Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

*  KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh:   Victoria  bernyanyi

.                     S            P

* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh:   Ika  sangat rajin

.                S          P

* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh:  Masalahnya   seribu satu.

.                       S                  P


Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.

2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.

3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.

5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.

6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.

8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.

10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.


Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:

1. Victoria  akan bernyanyi  di Las Vegas.

2. Masalahnya  seribu satu yang belum terpecahkan.

3. Ika  sudah menyelesaikan  tugas-tugas yang diberikan kepadanya.



2.  Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:

2.1.  Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.

Contoh:

–  Kami  mencari bahan dan mereka meramunya.
      S          P           O                  S         P
–  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
               S                 P                 Pel                K

* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.

Contoh:

–  Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan Jepang termasuk negara yang sudah maju.

–  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.


* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.

Contoh:

–  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.

–  Kamu akan memilih aku atau dia.


* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.

Contoh:

–  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.

–  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.


* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.

Contoh:

–  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.


2.2  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:

1. Waktu : ketika, sejak

2.  Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu

3.  Akibat: hingga, sehingga, maka

4.  Syarat: jika, asalkan, apabila

5.  Perlawanan: meskipun, walaupun

6.  Pengandaian: andaikata, seandainya

7.  Tujuan: agar, supaya, untukbiar

8.  Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah

9.  Pembatasan: kecuali, selain

10.  Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat

11.  Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:

–  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.


2.3  Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.

Contoh:

–   Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.

KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.

.          Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h

–  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.

KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

.

C.  Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !

* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

2.  Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

* Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

* Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

* Kalimat berita kesangsian

Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

* Kalmat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

3.  Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh:

–  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

–  Kapan Becks kembali ke Inggris?


Baca juga:

rating-film-dan-masa-perkembangan

soal-konjungsi

makalah-penelitian

2015/09/08

Materi Ungkapan

Menggunakan Ungkapan dalam Kalimat

ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggotanya-anggotanya.

contoh:
1. karena naik kuda hijau, sopir bus itu menabrak pohon di pinggir jalan.
2. sejak krisis moneter ini, banyak pengusaha angkutan yang mengeluh karena harga suku cadang alat angkutan mencekik leher.

A. Jenis ungkapan berdasarkan bentuknya, sebagai berikut.
1. Ungkapan penuh (idiom penuh)
ungkapan penuh ini berbentuk kata atau frasa yang tidak tergambarkan maknanya dari unsur-unsurnya.
contoh:
- membuang muka = melengos (tidak mau melihat)
- tamu tak diundang = pencuri

2. Ungkapan sebagian (idiom sebagian)
Ungkapan sebagian ini berupa kata frasa yang maknanya masih tergambar pada salah satu unsurnya atau masih tetap dalam makna leksikalnya.
contoh:
- daftar hitam = daftar nama orang yang berbuat kejahatan
- harga mati = harga yang tidak bisa ditawar lagi

B. Dilihat dari proses pembentukannya, ungkapan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Ungkapan berkaitan dengan anggota tubuh
contoh:
- otak udang = bodoh

2. Ungkapan berkaitan dengan indra
contoh:
- perang dingin = perang tanpa senjata

3. Ungkapan berkaitan dengan warna
contoh:
muka merah = malu

 4. Ungkapan berkaitan dengan benda-benda alam
contoh:
- kejatuhan bulan = beruntung besar

5. Ungkapan berkaitan dengan nama binatang
contoh:
kambing hitam = orang yang disalahkan

6. Ungkapan berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan
contoh:
- batang air = sungai


Baca juga:

resensi-divergent-karya-veronica-roth

soal-peribahasa

rating-film-dan-masa-perkembangan