Kategori

2022/09/30

Resensi Film Cahaya dari Timur

Cahaya dari Timur
Genre : Drama 
Produser : Glenn Fredly, Angga Dwimas Sasongko 
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko 
Penulis : Swastika Nohara, Mohammad Irfan Ramly 
Produksi : Visinema Pictures 
Durasi : 150 menit 

     Film ini menceritakan sani tawainela yang diperakankan oleh Chicco Jerikho, dimana dia ingin menyelamatkan anak-anak di Tulehu, Maluku kampung halamannya dari konflik agama antar kampung yang terjadi pada saat itu. Dia menyelamatkan anak-anak itu dari kerusuhan melalui sepak bola, yang dia latih sendiri setiap sorenya agar anak-anak tidak menonton kerusuhan. Akhirnya sani mendapat kepercayaan untuk membawa tim maluku untuk kejuaraan nasional di Jakarta.

    Pemeran-pemeran di film ini itu di antaranya adalah Chicco Jerikho yang berperan sebagai Sani tawainela disisni latar belakang dari sani tawainela ini adalah dulunya aadalah seorang pemain sepak bola yang gagal dan harus berakhir menjadi tukang ojek di kampung halamannya, disini watak sani adalah dia orang yang pekerja keras, mau mengorbankan apapun, dapat menyatukan dan menyelesaikan permasalahan yang kompleks, lalu dia juga tidak mau diremehi dan sabar. Lalu ada Shafira umm yang berperan sebagai Haspa Umarella, Haspaini adalah istri dari sani tawainela. Haspa ini adalah tipikal orang yang setia dan sangat mencintai suaminya, namun disini Haspa lebih diperlihatkan sisi negatifnya karena dia selalu menyalahkan sani karena melatih anak-anak bermain bola uang dari mengojek sani berkurang dan lupa akan prioritasnya yaitu mengurus kebutuhan keluarga. Selanjutnya ada Abdurrahman Arif yang berperan sebagai Josef Matulessy, dia ini disini sebagai guru olahraga dari SMK Passo yang meminta sani untuk melatih di SMK nya karena dia tahu sani ada konflik di timnya yang lama, Josef ini juga yang bersama sama sani membawa tim maluku ke piala nasional di Jakarta dan bersama sani juga josef dapat mempersatukan anak-anak yang dulu bertikai lalu menjadi kebanggaan.

     Burhanuddin Ohorella sebagai Alfin Tuasalamony,disini alfin adalah karakter yang penyeimbang, dimana dia sangat didudkung oleh ibunya untuk bermain bola, lalu dia juga mempunyai jiwa kesetiaan dan respect yang sangat tinggi dimana saat sani tidak melatih timnya yang lama lagi akhirnya alvin mencari sani ke SMK passo untuk hanya bisa dilatih oleh sani karena dari kecil yang melatih dia adalah sani. Selanjutnya ada Afa Assegaf sebagai Hari Zamhari Lestaluhu, Hari Zamhari ini punya nama panggilan yaitu jago karena setiap di absen olehsani Hari selalu menjawabnya dengan jago, karakter jago disisni adalah seorang yang dewasa karena kedewasaannya itu jago dipilih sebagai kapten baik di tim tulehu putra maupun tim maluku yang berlaga di turnamen nasional. Lalu ada Bebeto Leutually yang berperan sebagai salim ohorella, salim yang akrab disapa salembe adalah orang yang tidak disiplin dan sangat keras hati namun dia juga salah satu orang yang ternasuk setia dan respect karena dia adalah orang yang menemani alvin saat mencari dan ingin dilatih oleh sani lagi, lalu dia juga selalu punya gagasan yang selalu dia junjung tinggi yaitu persoalaan agama tidak ada hubungannya dengan sepak bola. 
    
     Dalam film ini menggunakan alur campuran, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur mundur terdapat di awal film, dimana diperlihatkan saat sani dulu bermain sepak bola dan apa yang membuat sani gagal menjadi pemain bola profesional, lalu alur majunya adalah dimana saat sani sudah menjadi tukang ojek dan sampai akhir film ini berlangsung.

     Menurut saya film ini sangat bagus, karena cerita yang diangkat di dalam film ini adalah cerita nyata yang memang benar-benar dialami oleh sani tawainela, lalu yang membuat film ini sangat bagus juga adalah dimana film ini bisa menyatukan sebuah konflik yang berhubungan dengan kekerasan dan perpecahan dengan sepak bola yang dapat menyatukan, setelah itu film ini juga sangat banyak memberi pesan moral yang dapat kita ambil contohnya adalah di film ini ditekankan bahwa walaupun kita berbeda agama tetapi saat kita dalam satu tim kita harus bersatu tanpa pandang-pandang lagi agar bisa tercapainya tujuan.

     Film ini pun sangat bisa menarik penonton apalagi rata-rata masyarakat Indonesia sangat mencintai sepak bola dan film ini juga dapat menyuguhkan adegan-adegan dimana bisa pembuat para penonton meneteskan air matanya, bukan karena sedih tetapi karena takjub atau terpakau dengan salah satu adegan di film ini. Namun sayangnya film ini kurang bagus dalam pengambilan gambar dan juga saat adegan pertandingan, disitu terlihat adegan pertandingan benar-benar disetting dan kurang natural namun itu semua bisa ditutupi dengan keunggulan-keunggalan yang dimiliki film ini. 

    Funfact dari film ini adalah hampir semua pemain-pemain bola yang diceritakan di sini sekarang menjadi pemain bola profesional sungguhan seperti alvin tuasalamony yang menimba ilmu sepak bola di Urugay dan sekarang berada di klub Arema FC, lalu ada Hendra adibayau yang sekarang bermain di klub Mitra kukar dan ada Riski pellu yang sekarang bermain di klub PSM makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar