Bagi yang Ingin Benar-Benar
Hidup
Judul : Supernova Episode : Kesatria, Putri, dan
Bintang Jatuh
ISBN : 978-602-8811-72-9
Penulis : Dee Lestari
Penerbit : Penerbit Bentang (PT
Bentang Pustaka)
Tahun
Terbit : 2012 (pernah
diterbitkan dengan judul yang sama pada 2001)
Penyunting : Dhewiberta
Perancang
Sampul : Fahmi Ilmansyah
Penata
Aksara : Irevitari dan Bowo
Pemeriksa
Aksara : Intari D. dan Pritameani
Tebal : viii + 318 halaman
Dimensi : 20 × 13,7 × 1,8 cm
Episode
pertama dari serial Supernova yang berjudul Kesatria,
Putri, dan Bintang Jatuh ini menandai debut Dewi Lestari—yang lebih dikenal dengan nama penanya, Dee Lestari—dalam kancah sastra pada tahun 2001. Disusul dengan
episode-episode berikutnya, serial Supernova konsisten menjadi best seller nasional dan membawa banyak
kontribusi positif dalam dunia perbukuan Indonesia. Kiprah dalam dunia
kepenulisan juga telah membawa Dee ke berbagai ajang nasional dan internasional.
Hampir seluruh karyanya telah diadaptasi menjadi film layar lebar, termasuk
novel ini. Selain menulis buku dan mengisi blog, Dee juga aktif di dunia musik
sebagai penyanyi dan penulis lagu.
Pada sampul novel ini, terdapat simbol Supernova Web dengan lambang jaring
laba-laba yang menyiratkan adanya keterkaitan antara masing-masing tokoh, dengan
Supernova sebagai pusatnya. Desain sampul yang sederhana membuat novel ini
terlihat elegan dan misterius. Kertas yang
digunakan sebagai isi buku adalah book
paper, yaitu kertas berwarna kekuning-kuningan yang tidak membuat mata
lelah. Ukuran teks yang digunakan juga nyaman untuk dibaca. Selain itu, novel
ini tidak dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar, membiarkan imajinasi pembaca
mengalir dengan bebas. Jika dibandingkan dengan karya sejenis, fisik buku ini
sudah cukup baik.
Novel ini menceritakan
tentang pasangan Dimas dan Reuben, tokoh dalang yang menulis roman dengan judul
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, terinspirasi
oleh dongeng anak-anak dengan judul yang sama. Paralel dengan itu, dalam
kehidupan nyata, sebuah kisah cinta terlarang terjalin antara tokoh-tokoh utama
yaitu Ferre dan Rana. Hubungan cinta mereka merepresentasikan dinamika yang
terjadi antara tokoh Kesatria dan Putri dalam fiksi Dimas dan Reuben. Sementara
tokoh ketiga, Bintang Jatuh, dihadirkan oleh seorang peragawati terkenal
bernama Diva yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur kelas atas. Di
pertengahan novel, Diva terungkap sebagai pencetus terbentuknya Supernova,
yaitu laman internet yang pada masa itu sedang ramai digandrungi masyarakat,
termasuk tokoh-tokoh di novel ini, sebagai laman untuk mempertanyakan banyak
hal, mulai dari masalah-masalah sampai makna hidup.
Mengusung tema roman yang
dipadukan dengan sains, Dee Lestari menggunakan bahasa ilmiah. Misalnya istilah
teori chaos, bifurkasi,
turbulensi, dan lainnya. Istilah-istilah
ini dijelaskan dengan berbagai analogi serta footnote yang disematkan di beberapa halaman. Selain itu, novel ini
juga menggunakan beberapa majas, seperti litotes, hiperbola, metafora, dan
personifikasi. Salah satu contohnya adalah majas metafora yang diucapkan oleh
tokoh Reuben, “Ini badai serotonin pertamaku. Gila, rasanya luar biasa,” dimana
badai serotonin menyiratkan bahwa ia sedang mabuk obat rekreasional yang
mengandung serotonin.
Episode pertama dalam
heksalogi Supernova ini dikisahkan melalui sudut pandang orang ketiga yang
mahatahu dengan alur campuran. Dee mengangkat latar waktu di tahun 1991 dan
tahun 2001. 1991, saat Dimas dan Reuben bertemu di Washington, D.C., Amerika
Serikat dan kemudian Reuben membuat ikrar untuk
membuat satu masterpiece, tulisan
yg menjembatani semua percabangan sains dalam sepuluh tahun. 2001, saat masterpiece tersebut mulai
terealisasikan dalam bentuk sebuah cerita yang dibuat oleh Dimas dan Reuben,
sejalan dengan dinamika tokoh Ferre, Rana, dan Diva dengan jangka waktu yang
singkat namun padat. Dari awal sampai akhir novel, selalu diselipkan
perdebatan-perdebatan antara Dimas dan Reuben tentang kelanjutan cerita.
Latar tempat yang diambil
adalah Washington D.C., Jakarta, dan Bandung. Namun, latar yang paling dominan
adalah Kota Jakarta. Tempat dimana Ferre dan Rana bertemu, jatuh cinta, dan
menjalin hubungan yang akhirnya kandas karena status Rana yang sudah menikah. Setelah
berpisah, Ferre dipertemukan dengan Diva yang membantunya untuk kembali pulih. Seiring
berjalannya cerita, Ferre akhirnya mengetahui bahwa Diva yang selama itu ia
kenal adalah Supernova. Sepanjang novel, terdapat banyak suasana yang muncul,
diantaranya adalah senang, sedih, dan mengharukan.
Novel
ini mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya adalah untuk tidak berprasangka
buruk kepada seseorang sebelum benar-benar mengenalnya. Karakter Diva, yang
notabenenya adalah seorang pelacur kelas atas ternyata adalah pribadi berpengetahuan
tinggi dan memiliki tujuan yang mulia, jauh dari stereotip yang muncul dengan
profesi itu. Tokoh Diva memiliki prinsip untuk memilih kemerdekaan daripada
uang yang dianggap sebagai tujuan hidup oleh kebanyakan orang. Prinsip itu
sangat berbeda dengan apa yang dipegang kebanyakan orang. Menurut saya, memilih
uang daripada kemerdekaan akan menghalangi kita dari kebahagiaan, dari hidup
yang sebenarnya. Terdapat juga adegan yang secara gamblang mengajarkan kita
untuk menghargai cinta, seperti Kesatria yang mencintai Putri dengan sangat
tulus. Selain itu, novel ini juga mengandung nilai moral yang sangat kental,
nilai cinta, nilai sosial, serta nilai kebebasan.
Selain menarik dan bernilai, novel ini juga memberi manfaat
kepada para pembacanya, yaitu memberi wawasan baru tentang bagaimana kehidupan
dikaitkan dengan teori-teori fisika yang tentunya memberi efek yang tentunya tidak
biasa pada pembaca. Dengan emosi pembaca yang akan hanyut dan terombang-ambing
selama membaca Kesatria, Putri, dan
Bintang Jatuh, Novel ini juga dapat menjadi pengalih perhatian dari dunia
nyata.
Konten dari novel ini berhasil dikemas dengan cerdas oleh
Dee, walaupun memang terdapat tindakan atau perkataan dari tokoh yang tidak
patut untuk dicontoh atau tidak layak menjadi bacaan anak-anak. Sehingga, novel
ini lebih cocok dibaca oleh orang dewasa dan remaja lima belas tahun ke atas.
Novel ini sungguh dapat menceritakan antara kehidupan
nyata Reuben dan Dimas sekaligus masterpiece
yang mereka tulis, yang direpresentasikan oleh orang-orang di kehidupan nyata,
ditambah dengan keterkaitan semuanya dengan teori-teori fisika, memecah batasan
fiksi dan nonfiksi. Konsep yang sangat menarik ini merupakan suatu kelebihan
yang menonjol, ditambah dengan diksi puitis yang digunakan. Selain itu, saya juga
memperhatikan adanya repetisi yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan
kesan tersendiri. Kekurangan dari novel ini adalah banyaknya penggunaan
kata-kata asing dan bahasa yang sulit dimengerti oleh orang awam.
Menurut
saya, secara keseluruhan novel Kesatria,
Putri, dan Bintang Jatuh sangat unik, cerdas, dan dapat menggerakkan hati. Saya
juga kagum dengan keberanian Dee untuk mengangkat pasangan homoseksual sebagai
tokoh penting, saat isu itu dianggap sensitif atau tabu untuk sebagian masyarakat
kita. Selain itu, mengikuti perjalanan tokoh-tokoh yang dimulai dari episode
pertama sampai terakhir, mengupas sedikit demi sedikit misteri Supernova adalah
suatu pengalaman yang sangat menarik bagi saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar